Akhirnya apa?
Langit tak lagi menunggu bulan.
Langit tak lagi meresahkan bulan.
Langit tak lagi membiarkan bulan berlama-lama mengacaukannya.Memang ada kok,
Ada manusia yang rela menunggu meski tak tahu sampai kapan
Ada yang rela tersakiti karena lelah untuk memulai yang baru
Ada halusinasi dan berandai-andai kalau semua akan indah pada waktunyaMasalahnya, waktunya itu kapan?
Kita bisa berjalan perlahan, Tapi tidak jika langkah kita terhenti.
Kita bisa saling mengerti, Tapi tidak jika bicara saja ragu.
Kita bisa menyatu, Tapi tidak jika mendengarkan saja tak mau.Menunggu itu melelahkan.
Menunggu itu tak bisa selamanya.
Jika kamu hanya memulai, namun tak pernah mau memastikan.
Untuk apa dikejar, jika kamu saja takut dan tak mempertanyakan.Tentang jarak yang akhirnya memutuskan.
Aku bukan pergi, tapi kamu yang perlahan menghilang.
Aku bukan menyerah, tapi ego kamu yang tak mau mengalah.
Aku bukan tak mau mengejar, tapi kamu tidak menyadarinya dan tak membalas.Sejujurnya aku masih disini.
Antara menunggu senja dan harapan.
Namun senja tak selamanya.
Dan harapan tak sekedar angan-angan.Sampai lelah, sampai selesai.
⋆⁺₊⋆ ☾⋆⁺₊⋆
Pagi itu terasa lebih cerah dari biasanya. Awan biru menggantung rendah, seakan memantulkan suasana hatiku yang ceria. Persis, ketika aku berhasil menemukan kedamaian dan kebebasan yang selama ini dicari. Meski melelahkan, namun memulai berinteraksi dengan orang-orang baru, mendengarkan cerita-cerita mereka, dan belajar banyak hal tentang kehidupan dan diri sendiri jauh lebih menyenangkan dari yang ku duga.
Menemukan seseorang yang tidak pernah memaksa atau tergesa-gesa, mengajarkan bahwa cinta tidak harus selalu penuh gairah dan drama. Cinta bisa hadir dalam bentuk yang tenang dan menenangkan.
Kisah yang lalu adalah perjalanan tentang melepaskan, merelakan, dan menemukan kembali. Tentang bagaimana cinta sejati bukan hanya tentang memiliki, tetapi juga tentang memberi dan menerima. Aku belajar bahwa dalam melepaskan, ada kebebasan yang indah. Dan dalam kebebasan itu, aku menemukan diriku sendiri.
Setiap orang memiliki cerita cinta dan kehilangan mereka sendiri. Bahwa ada harapan di ujung jalan yang gelap, dan bahwa setiap luka akan sembuh dengan waktu dan kesabaran. Bahwa melepaskan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi awal dari sesuatu yang baru dan lebih baik.
Aku kini berjalan dengan langkah yang mantap. Hatiku penuh dengan cinta dan harapan. Aku tahu bahwa apapun yang terjadi, aku akan baik-baik saja. Karena aku telah belajar untuk mencintai dan merelakan, menemukan kebahagiaan dalam diriku sendiri, dan melangkah maju dengan penuh keyakinan.
"Kok gak bilang-bilang sih, langsung posting foto cincin said "Yes" aja?!" ledek Dara. Dara melanjutkan kalimatnya lagi, "Congratulations, by the way! I'm over the moon that you've finally chosen to tie the knot with the one who's been the answer to your prayers."
"So who is the lucky guy?!" tiba-tiba teman kantor ku yang lain menghampiri. Dara hanya menutup mulutnya rapat-rapat tak mau membocorkan.
"Nanti aja gak sih, pas H-1 bulan gue umumin!" Ledekku.
"Ini, kalau gini jawabannya ada dua macam, antara a handsome good-looking man, or ... duda mapan kaya raya!" tawanya.
"Hahahahaha," aku hanya membalas nya dengan tawa sembari memutar kedua bola mataku.
"Siapa sumpah penasaran! Jawaban atas doa 40 hari lo itu! Yang bisa lo jadiin testi di Tiktok, ini guys yang gue lakuin untuk dapat jodoh, doa A-Z." ledekknya.
"Sini gue kasih option," ledek Dara, "A. Cinta lama yang baru ketauan si pilot yang tiba-tiba datang melamar. B. Cinta lama bersemi kembali sang atlete yang mentok balik lagi, atau C. Lelaki muda yang jadi teman curhat malah jadi temen hidup, atau D. Orang baru yang tidak pernah terduga!"
"Ini pilihan A sampai Cnya sama-sama masa lalu yang menjadi masa depan?" tawa temanku.
Aku kembali menahan tawa melihat wajahnya yang super penasaran.
"Yang menang, yang akhirnya berani untuk menyampaikan perasaannya di saat genting ketika semua terasa hilang. Yang menjadi jawaban atas setiap kesunyian doa paling mujarab yang diutarakan di sepertiga malam. Yang gak henti memuji dan menemani apapun keadaanya, menawarkan kehangatan dan kelembutan pada semua tindak tutur katanya. Realistis dengan kehidupan dan mapan dalam kemampuan. Gak lagi mencari, tapi telah memantapkan diri." Jawabku.
Aku hanya kembali tersenyum, memikirkannya membuatku mengingat semua yang telah terjadi. Kedatangan masa lalu itu menghibur, meski pada waktu itu sangat menyakitkan, melelahkan, namun artinya aku belajar.
Ketika kita merasa ditinggalkan, berhenti untuk berpikir bahwa semua salah diri sendiri. Bertanya-tanya tentang kekurangan, bertanya-tanya tentang apa yang harusnya kita lakukan? Karena sejatinya, seseorang yang di takdirkan untuk kita tak akan membuat kita merasa rendah diri, sakit hati, sampai merasakan perasaan memiliki.
Serahkan segalanya pada Sang Pencipta, karena-Nya cerita kita akan dibuat semanis mungkin, sederharna dan lembut. Jangan pernah merasakan perasaan cinta yang melebihi rasa cinta kita pada Sang Pencipta, karena nya Tuhan akan merebut rasa itu.
Biarkan semua berjalan semestinya, setara dan tak berlebihan. Rasakan tiap momen yang berjalan lambat itu adalah penghantar perjalanan yang tak selalu bernada gembira. Sampai tiba waktu yang paling tepat dan indah, kamu akan bertemu takdirmu.
Seseorang yang selalu kamu doakan tanpa menyebut nama.
Seseorang yang kamu butuhkan, bukan saja menemanimu, tapi juga menjagamu.
Seseorang yanng menyembuhkan lukamu, dan membawa bahagia tawamu.
Seseorang yang sangat mencintaimu, keluargamu, dan mengutamakan Tuhanmu.Seseorang itu, adalah jawaban atas semua pertanyaanmu.
Mari merayakan patah hati dengan bahagia.
Karena sejatinya kebahagiaan itu akan datang, ketika kamu menyadarinya dan siap menyambutnya dengan merelakan yang bukan menjadi takdirmu.⋆⁺₊⋆ ☾⋆⁺₊⋆
The End.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Tanpa Bulan
Cerita Pendek.⋆☾⋆⁺ Seorang perempuan terjebak dalam bayangan cinta pertamanya. Bertahun-tahun berlalu, perasaan itu tetap terjebak di hatinya. Takdir mempertemukan mereka kembali, membawa kenangan lama. Saat ternyata cintanya berbalas dan harapan membuncah, mere...