❝Ingat, lukanya jangan lama-lama, ya. Dunia ini memang terlalu berisik, jangan dengarkan, jangan lihat, jangan pedulikan dan teruslah melangkah❞
Comedy | Psychological | Friendship | Romance
Kamu adalah HEALER SOUL dan PROTECTOR
Semenjak masuk SMA...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hwang Hyunjin (Haje). Sassy but Classy. Kang Julid. Bocah tepung. Byutipul. Drama King. Leader of Paboracha. Motto : Kalau orang lain bisa, maka gue belum tentu
✧༺♥༻✧
Haje adalah anak tunggal dari keluarga pengusaha batu bara. Ya, anak sultan. Hampir sekelas Cipung dan Rafatar. Dia siswa paling glamor. Motornya aja diparkir di teras kelas supaya bisa dipantau dari tempat duduknya. Takut ada yang nyentuh, ntar lecet. Malah sempat waktu awal-awal sampai dibawa masuk, diparkir di belakang kelas. Agak lebay memang si gondrong ini.
Visualnya perpaduan cantik dan tampan membuat para siswi menjulukinya Prince. Bapaknya donatur paling banyak nyumbang untuk fasilitas sekolah. So, dia bisa hidup sesuka hatinya, gak ada yang berani negur. Barang yang dipakainya dari brand Versace cuma sepatunya aja yang Merk Adadis.
Julukan lainnya dari para siswa, troublemaker. Hari pertama anak baru aja dia sudah berantem sama kakak kelas. Besoknya berantem lagi sama anak futsal. Terus lusanya juga gelud sama kucing sekolahan, konsisten tiap hari ada aja yang diajak berantem. Karena itu dia selalu sendirian. Minder mau temenan sama dia dan ada juga yang dengki, terutama cowok-cowok.
Kadang kamu merasa iba kalau lihat dia sendirian, tapi mau negur juga ngeri-ngeri sedap. Bayangin baru say "Hai", tiba-tiba ditonjok. Tragis. Dari sikapnya juga seolah-olah ada pembatas yang dibuat Haje supaya orang lain gak mengusik dia.
"Nuna, coba pake ini. Lihat gimana reaksinya Oma Ayen," bisik Hanjis cekikikan gaje sambil ngeluarin mainan lidah tiruan (fake tongue) yang dipasangi paku payung di ujungnya. Seolah-olah ditindik.
Padahal jam pelajaran masih berlangsung. Gurunya asik sendiri, cuma fokus baca deretan kata di power point tanpa peduli muridnya paham atau gak, bahkan temenmu ada yang bikin konten joget-joget, nonton drakor, ngomongin orang, melamun, dan tidur.
"Bekas kamu pakai nih lidahnya?"
"Gak. Masih kering, tuh. Baru beli tadi di paklek mainan pas anter sekolah anak tetangga," jawab teman sebangkumu itu.
Ada-ada aja ini cowok, mendekati usia tujuh belas tahun masih beli mainan anak SD.
Kamu pasang lidah mainan itu, sedikit menjulur keluar dari mulut. Baiknya kamu nurut aja disuruh Hanjis.
Teman sebangkumu kang receh itu menepuk pundak Ayen yang duduk di depannya. "Coba liat kelakuan Nuna, Yen"
"Apa, sih ...." Mata Ayen yang sayu karena ngantuk seketika terbuka lebar. "HEH!"
Seungmin ikut nengok ke bangkumu sama Hanjis sambil buka bungkus permen. Apes, permennya malah jatuh ke kolong meja.
"Kenapa pake begitu, hm?! Masih anak sekolah gak boleh tindikan, Nuna!" tekan Ayen sambil berbisik. Bukunya digulung dan siap dipentungkan ke mukamu. "Lepas, gak?!"
