06. Mamalia

128 53 149
                                    

Kejadian lempar botol cat lukis kemarin membuat batang hidung mungilmu jadi korban dan harus diperban. Bang Abin juga gak mau nganter sekolah, alasannya supaya kamu istirahat. Padahal sayang aja mau pakai motornya yang baru dicuci buat ngantar sekolah pagi-pagi. Hujan deras, pasti jalanan becek. Selain itu, dia juga masih ngantuk karena semalam pulang telat, bergadang nonton jaranan.

Seharian rebahan, buang air, nonton, baca buku sebentar, main hp, makan, rebahan lagi. Lama-lama bosan juga cosplay jadi anak bangsawan. Kamu juga dari bangun tidur belum ganti baju, masih pakai kostum Stitch yang semalam dijadikan piyama.

Ilustrasi piyama yang dipakai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi piyama yang dipakai

Meski sudah ditegur Changbin, kamu gak menggubris dan masih asik mainin hp yang di-charge sambil balasin WhatsApp dari Ayen.

Hampir aja kamu refleks banting HP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir aja kamu refleks banting HP. Ingat, kalau HP-mu adalah hadiah dari abang sulungmu yang dibeli dari hasil jerih payahnya tiap hari jadi tukang parkir.

Tukang parkir pesawat. Lumayan gajinya.

Changbin menyemprotkan parfumnya brutal ke seluruh badan sampai bikin kamu batuk-batuk.

"Buset!  Ini pakai parfum kayak lagi fogging!" protesmu.

Kalau belum tau, fogging itu pengasapan untuk membasmi nyamuk. Bau asapnya gak enak. Dulu waktu kecilnya Hanjis kalau dengar suara mesin fogging pasti langsung nangis dan lari pulang, kunci rapat pintu rumah. Dia pikir itu gas beracun yang disemburkan penjahat dan manusia yang menghisap ntar jadi zombie. Ya, sebenarnya itu berawal dari bualanmu juga. Ajaibnya, Hanjis percaya. Tapi sekarang dia sudah pintar.

"Mau sekolah, Bang?"

"Gak. Mau kondangan."

"Kondangan kok pake seragam?"

Changbin tersenyum menatapmu. "Ikut, yok. Ntar abang buang ke sungai."

"Jahat!"

"Dah, abang mau berangkat," pamit Changbin sambil mengusik pucuk rambutmu. "Kalau ada apa-apa, telpon."

My UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang