OBSESSION [PERUSAHAAN]

229 17 3
                                    


Happy Reading!!!

Jangan lupa vote and komen biar gue rajin up nya!!!

Tangan hatala di tahan agar tetap berada di atas kepala nya sedang kan mahesa dengan agresif melumat bibir plum itu.

Hatala mencoba sekuat tenaga untuk mendorong mahesa, dia bingung ada apa dengan sahabat nya ini.

"Puehhhhhh.."

Ciuman terlepas dan dapat mahesa lihat wajah memerah hatala yang sibuk menghirup oksigen karena terlalu kasar nya permainan bibir mahesa.

Bibir itu pun nampak lebih memerah dari sebelum nya.

"Lo gila?!" tanya hatala dengan penuh penekanan.

"Gue benci lu dekat lagi sama jeandra."

Hatala terkekeh pelan lalu mendorong tubuh besar mahesa untuk menjauh dari dirinya.

"Mahesa Mahendra... lo emang sahabt gue dari kecil, tapi lo gak ada hak buat ngantur kehidupan gue."

Hatala menatap tajam pada mata mahesa, mata bulat yang tadinya terlihat jernih dan lucu seketika berubah menjadi gelap dan penuh kebencian.

Bukan takut yang mahesa rasakan namun sakit. Sebegitu besarnya hatala mencintai sosok jeandra diaskara

"Lo lupa? dia dulu kasar sama lo hatala, lo selalu di kekang, di beri banyak batansan. Gue belajar dari pengalaman yang gue liat, gue gak akan biarin lo balik sama dia, dia itu bajingan hatala abima"

Hatala menatap kosong mahesa, kepala nya terasa berputar, tengannya terasa lemah, bisikan bisikan kecil dan sayu terdengar di telinga nya.

Kaki kecil itu berjalan perlahan mendekati mahesa, tangan nya terangkat ke atas dan dengan gerakan cepat sebuah pisau sudah melayang tepat di depan wajah mahesa.

"l, lepas..gak ada yg boleh ngehina dia.." ucap hatala dengan penekanan saat mahesa berhasil menangkap pisau nya sebelum berhasil mendarat di wajah nya.

Terlihat darah yang mulai menyucur di belah tangan mahesa, namun hatala enggan melepaskan pegangan nya pada pisau itu.

Tatapan nya pun masih gelap, mahesa lagi lagi menemukan perubahan pada hatala. . .

"Tala..."

Mahesa memanggil lembut nama Hatala, membuat sang empu sadar dan menatap ke arah tangan nya lalu tiba-tiba terkejut.

Hatala melepaskan pisau itu dan mahesa dengan cepat melemparkan nya ke lantai.

"Tala.."

"Hesa tangan lo!" hatala mengangkap tangan penuh darah itu dan menatap nya khwatir.

Dengan cepat hatala berjalan ke arah nakas dan mengeluarkan p3k dari dalam nakas itu, membawa nya kepada mahesa untuk mengobati luka pria dengan marga mahendra itu.

Hatala terlihat fokus mengobati luka mahesa, wajah nya terlihat panik dan khawatir, berbeda dari beberapa menit yang lalu, di mana wajah itu di penuhi kemarahan.

"It's okay...udah gak sakit lagi" ucap mahesa menghentikan hatala yang sedang meniup perban luka itu, berharap perih nya hilang.

"Maaf... Gue lepas kendali" Hatala menatap nya lalu tertunduk.

"Gakpapa tala" mahesa mengelus surai coklat madu itu dengan lembut lalu tersenyum.

"Ganti baju lo terus makan"

Hatala mengangguk paham dan berjalan ke arah baju yang tadi ia jatuhkan dan pergi ke luar kamar.

***

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang