✧ 09. 𝕯𝖎 𝖈𝖚𝖑𝖎𝖐 ✧

104 64 16
                                    

𝑴𝒂𝒂𝒇 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒕𝒚𝒑𝒐 𝒚𝒂...

~~ Happy Reading ~~

[ Last ]

"Argh!" Ela masih terus sibuk dengan kakinya yang terjepit di bawah kursi itu sembari ia menahan air yang akan keluar dari kedua bola matanya itu.




꧁꧂꧁꧂꧁꧂

"Kak! Sakit Kak! Argh! Arghh!" teriakan demi teriakan yang Ela lontarkan sembari terus menarik kakinya keluar dari jepitan itu, dan kini ia berhasil menarik kakinya, kaki Ela mengeluarkan darah cukup banyak karena tak hanya terjepit, melainkan tergores banyak dari ujung tajam kursi itu.

"Kalian gapapa?" ujar seseorang yang mereka tak kenali, namun dia adalah seorang remaja laki-laki yang bertujuan untuk menyelamatkan keluarga kecil itu.

Ela sempat melihat remaja itu, namun pandangan matanya, tiba-tiba kabur dan tak bisa melihat jelas ke arah remaja itu.

Brughh!!!

"Ela!" seru Elkhan yang melihat adik bungsunya itu tiba-tiba pingsan kembali dengan posisi kepalanya kini terjatuh ke bawah dan terbentur ke lantai mobil dengan keras sehingga mengakibatkan Ela pingsan tak sadarkan diri.

Segera saat itu, mereka satu keluarga dibawa ke rumah sakit terdekat untuk segera diobati.

Waktu berjalan begitu cepat, dan kini keempat bersaudara itu sudah berada di kamar mayat tempat kedua orang tuanya itu berada, tangisan, jeritan, keluhan, yang mereka berempat lontarkan tetap tak akan membuat kedua orang tuanya itu kembali sadar, karena kenyataannya mereka berdua sudah tak bernyawa.

[ Flashback Off ]

"Huft ..." Elkhan menarik nafas panjang ketika sudah sampai di parkiran mobil yang berada di perusahaannya itu.

***

Ela yang masih terus berjalan kaki di tepi jalan yang mengarah ke arah sekolahnya, tiba-tiba dikagetkan dengan kedatangan seseorang yang sesungguhnya sangat membuat hati Ela menjadi kesal.

"Hai, Bawel!" ujar seorang siswa yang kini berada di samping Ela, ia menggunakan motor Cbr250rr serta helm AGV hitam kesayangannya.

"Kupret sialan? Ngapain Lo di sini?" sahut Ela melihat siswa laki-laki itu yang tiba-tiba berada di sampingnya.

"Gue Arkan, bukan Kupret sialan!" tegas Arkan yang sedikit tak terima dengan panggilan yang dibuat oleh Ela.

"Terserah, intinya Lo cowo sialan!" sahut Ela sembari mempercepat langkah kakinya menuju ke sekolah.

"Bareng gue yok, daripada Lo jalan kaki mending naik jok belakang motor gue sini," ajak Arkan yang membuat Ela semakin kesal padanya.

"Heh! Lo amnesia apa gimana sih? Dari kemarin lusa Lo udah nawarin gue naik ke jok motor Lo, tapi udah gue tolak kan? Terus, kenapa sekarang Lo nawarin gue lagi, hah? Inget ya, sampe kapanpun gue nggak akan pernah naik ke jok belakang motor Lo itu!" omel Ela pada Arkan yang hanya membuat Arkan terkekeh dengan tingkahnya.

Ck, kenapa gue jadi nggak tega sih, argh! Nggak-nggak, ini demi nilai Lo, Arkan!. Batin Arkan yang entah kemana arah pembicaraan yang digumamkan dalam batinnya.

Di perjalanan, Ela terus berusaha menghindari Arkan yang terus membuntutinya selama perjalanan ke sekolah.

Tak lama kemudian, mereka berdua sama-sama sudah sampai di halaman sekolah, dan Ela tak memperdulikan Arkan yang sedang memarkirkan motornya, melainkan Ela kini berjalan melewati lorong yang sudah sedikit ramai siswa-siswi, ia datang cukup pagi, sehingga tak banyak juga yang datang sepagi itu.

Goresan Di Atas Aksara [ SUDAH TERSEDIA DI SHOOPE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang