✧ 08. 𝕱𝖎𝖙𝖓𝖆𝖍! ✧

107 67 53
                                    

𝑴𝒂𝒂𝒇 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒕𝒚𝒑𝒐 𝒚𝒂...

~~ Happy Reading ~~

[ Last ]

"Iya?" sahut Ela ketika ia sudah berada di dapur dan mendapati kakak laki-lakinya dengan wajah yang sudah berwarna merah padam sembari mengernyitkan keningnya.




꧁꧂꧁꧂꧁꧂

"Lo gila, HAH?!" bentak kakak laki-lakinya itu membuat Ela terkejut serta bingung apa yang dimaksud.

"Maksud Kak Altha, apa?" bingung Ela sembari menelusuri sekitar Altha, apa hal yang membuat Altha marah padanya.

"Sini Lo, sini!" pekik Altha sembari menarik baju adek bungsunya dengan kasar.

"Ini apa, HAH?!" sambung Altha sembari melihatkan Ela ke arah tong sampah yang berada di dekat meja makan.

"Loh? Mie?"

"Iya, ini mie! Lo kan yang buang!" bentak Altha sembari menarik rambut lurus nan panjang milik Ela ke belakang.

"Argh! Ng-nggak Kak, bukan Ela yang b-buang," gagap Ela takut serta menahan rasa sakit akan rambutnya yang ditarik kasar oleh kakak pertamanya itu.

"Terus, siapa lagi kalo bukan Lo, HAH!!"

"Heh! Udah malem ege, ngapain kalian berantem?" ujar seorang remaja laki-laki yang tiba-tiba berada di meja makan.

"Adek Lo ini udah buang mie gue!" jawab Altha sembari melepaskan jambakannya pada rambut Ela dengan kasar.

"B-bukan Ela, Kak Rio," gagap Ela yang ingin membela dirinya di depan kakak ketiganya itu.

"Terus siapa lagi kalo bukan Lo, Ela! Lo mau nuduh gue? Atau Kak Elkhan? Kan Lo tau kita berdua nggak ada yang suka sama mie, yang suka juga cuma Lo sama Kak Altha," sahut Rio yang lebih membela kakak pertamanya daripada adek bungsunya itu.

"T-tapi b-beneran buk-" Ela yang ingin menjawab perkataan kakak keduanya itu, namun dipotong oleh Altha.

"Udah, Lo nggak usah banyak alesan, nyesel gue jadi kakak Lo, El!" sela Altha sembari mendorong Ela yang berada di depannya hingga kini Ela terjatuh dan kepalanya terbentur serta tergores di tepi kursi yang berada di meja makan.

"Argh!" keluh Ela, namun tak ada yang peduli padanya, karena kini kedua kakaknya tersebut telah keluar dari rumah dan hanya ada dia yang berada di meja makan.

"T-tapi beneran bukan Ela," gumam Ela diiringi tetesan air yang tiba-tiba turun dari kedua bola mata yang indah miliknya.

Ela yang masih berada di bawah meja makan serta menahan rasa sakit di kepalanya dengan tangisan yang ia keluarkan, namun tak ada suara tangisan yang terdengar, hanya isakan demi isakan yang sedikit ia bunyikan sembari memeluk kedua kaki kecil serta menundukkan kepalanya di antara kedua kakinya itu.

***

Waktu demi waktu telah berlalu, Ela akhirnya memutuskan untuk pergi kembali ke kamarnya.

"Kok masih sakit, ya kepala gue?" gumam Ela ketika duduk di tepi ranjangnya, kemudian ia memegang kepalanya yang terbentur di kursi meja makan.

"Pftt ... sensitif banget dah nih kepala, kebentur gitu doang masa langsung berdarah," gumam Ela, kemudian ia bergegas mengambil tisu yang berada di atas lemari kecil samping ranjangnya.

Goresan Di Atas Aksara [ SUDAH TERSEDIA DI SHOOPE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang