Setelah Roya tak terlihat lagi barulah Silas keluar dari balik mejanya, berjalan mendekati sang nenek hingga jarak Mereka tinggal dua langkah.
"Kau.!" Geramnya.
"Kau hanya pendatang di keluar Armin. Kau bukan ibu tiri yang baik untuk papa, kau juga bukan nenek yang penuh kasih sayang padaku.
Semua yang kau miliki sekarang diserahkan oleh kakek pada papa dan papa sudah menyerahkan semua warisan kakek padaku."
Silas maju selangkah lagi.
"Sadarlah kau tidak punya apa-apa untuk disombongkan.
Kakek memungutmu dari kampung yang kau sebut hina dan kotor.
Saat itu statusmu dan Roya tidak berbeda jauh.
Jadi atas dasar apa kau berani menghina Roya sampai serendah ini.?!"Nyonya Armin mengangkat tongkat untuk memukul Silas.
Silas menangkap ujung tongkat itu, menyentak lepas dari genggaman sang nyonya tua lalu melemparnya ke sudut ruangan.
"Dengan ini aku memutuskan hubungan denganmu.!"
Terlunjuk Silas berada tepat di depan mata sang nyonya.
"Aku tidak perlu merasa serba salah untuk memberimu hukuman. Aku juga tidak akan ragu menggunakan semua dayaku untuk membuatmu membayar apa yang sudah kau lakukan pada satu-satunya wanita yang kucintai di dunia ini."
Silas menunjuk Sally dan nyonya Armin bergantian.
"Kalian sekeluarga sebaiknya bersiap-siap.""Silas aku tidak bermaksud sampai seperti ini.!"
Sally yang pucat pasi berusaha menyentuh lengan Silas yang dengan cepat langsung mengelak."Henri lihat cara putramu bicara padaku.!
Apa kau tidak pernah mengajarinya.?"
Nyonya Armin memegang lengan putranya, meremas kuat.
"Dia menyalahgunakan kuasanya untuk menindas neneknya sendiri.
Apa ini karena darah wanita jalang itu mengalir di tubuhnya.
Aku sudah bilang padamu jangan menikahinya tapi kau bandel, lihat hasilnya.""Tutup mulut mama.!"
Bentak Henri Armin yang sampai detik ini masih mencintai mantan istrinya yang tak pernah kembali atau memberi kabar dan hidup berbahagia bersama suami baru dan anak-anak mereka.Nyonya Armin menunjuk ayah dan anak bergantian.
"Hebat.! Sangat hebat.!"
Dia mengangguk kecewa.
"Pantas putramu tidak menghormatiku karena kau juga sudah kehilangan rasa hormau padaku.""Mama lah yang menyebabkan semua ini."
Jawab Henri lelah.
"Aku benar-benar kecewa mendengarnya.!""Jadi kau percaya pada apa yang di katakan perempuan gila itu.!?"
Bentak sang nyonya menekan telunjuk ke dada putranya.
"Aku membesarkanmu dan ini balasanmu.?
Aku memang tak pernah melahirkanmu tapi aku yang menjagamu ayah dan anak.!""Jangan menjual jasamu di sini. Kau pikir kau ratu, dibawa masuk ke dalam keluarga Armin tanpa perlu melakukan apapun, setidaknya meski tak melahirkan keturunan Armin, kau bisa jadi pengasuh mereka.
Dengan levelmu saat itu apa yang kau harapkan, duduk dilayani pembantu lalu setelahnya emas dan permata diserahkan di bawah kakimu.!"
Silas mendengus.
"Kau berasal dari tempat dan status yang tak lebih tinggi dari Roya jadi apa dasar kalian menghina Roya."
Silas menatap Sally dan nyonya Armin yang saling berpegangan.
"Kalau bukan karena uang Armin, darimana kalian semua bisa mendapatkan kesejahteraan ini.
Kalau bukan karena belas kasih kakek, kalian masih bekerja sebagai penoreh getah.!"Napas nyonya Armin menderu memegang dadanya.
"Beraninya kau.. beraninya kau bicara kurang ajar padaku.!""Kenapa aku tidak berani.!?"
Silas menantang.
"Aku akan Melakukan apapun untuk Roya, aku ingin Roya memaafkanku, menerimaku kembali dengan tangan terbuka.
Jangankan mengorbankanmu, mati untuknya saja aku mau.!"
Teriak Silas diakhir kalimatnya.Nyonya Armin terhuyung, memegangi dadanya, terengah-engah menghirup udara, berbalik melihat ke segala arah seperti sedang mencari bantuan.
"Kau.. kau.. aku mencintaimu layaknya darah dagingku tapi ini balasanmu padaku.?
Apa kau tidak mengerti aku melakukan semuanya demi kebaikanmu.!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lawyer Boss
RomantizmDiumur sembilan belas, Roya jatuh cinta pada Silas. Mau sehidup semati dengan laki-laki itu yang justru menghancurkan hati dan jiwa Roya berkeping-keping. tahun berlalu dan takdir mempertemukan mereka kembali. Roya yang trauma hanya ingin menjauh d...