bab 4

129 4 0
                                    

HAI!! MAKASIH UDAH SEMPETIN MAMPIR KESINI^^

WAJIB BACA PENTING!! DIMOHON, UNTUK PEMBACA OFFLINE, KALAU UDAH SELESAI BACA JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YA, SETIDAKNYA KALAU NGGAK KOMEN, ITU VOTE. BIAR AKU TAU, KALAU KALIAN UDAH BACA CERITA INI

SELAMAT MEMBACA✨

.


...
.






Sial aku tau kemana lelaki itu pergi,tapi setidaknya pulanglah dan cepat ceraikan aku dasar pria brengsek.

Aku harus bagaimana lagi , jika aku tak mendapatkan hati Vano untuk menceraikan ku ,hidupku akan mati mengenaskan seperti di dalam buku itu.

Agnes terlihat mondar-mandir menunggu vano untuk pulang seperti biasa , yah.. walau akan berakhir tak mendapati vano pulang sama sekali, tapi siapa tau dia akan pulang malam ini iya kan?

Soal anak-anak, rencana Agnes atau Carla ini sedikit berkembang, si kembar sedikit merubah sifat mereka ,seperti mau di ajak bicara walau masih terlihat di mata mereka ,masih ada ketakutan di sana, tapi itu adalah kemajuan yang bagus, bahkan mereka sudah mau menyebut Agnes mama lagi.

Flashback


Agnes terlihat kelimputan mendapati ketiga anaknya pulang dalam keadaan babak belur dan juga demam.

Dia sempat berfikir "apa Karna mereka kembar jadi sakitnya bareng"

Dia bingung sendiri dengan dirinya , apakah ini benar caranya untuk mendekati sang anak kembar ini ,atau dia memang benar-benar cemas dan khawatir sungguhan atau hanya sekedar rasa empati.

Karna saat melihat wajah mereka yang penuh dengan luka dan jangan lupakan suhu tubuh mereka yang cukup panas mampu membuat Agnes ingin menangis' seketika. 

Mereka pasti pusing dan lemas.
Batin Agnes iba.

Tanpa banyak bicara agnes pun mengiring sang anak masuk kedalam kamar mereka.

Agnes pun dengan telaten membersihkan kotoran dan juga luka di tubuh sang anak, sang anak sempat menolak dan berteriak marah saat sang mama ikut campur urusan mereka.

Tapi Agnes menangapi kemarahan mereka dengan sabar ,toh.. jika di pikir si kembar pantas marah pada Agnes ,mereka pasti di buat bingung dengan perubahan sang mama dan berakhir berteriak marah ketika sang mama memaksa membersihkan luka mereka.

Mereka takut di permainkan.


Mereka pasti ketakutan.
Batin Agnes.

"Shhh"ringis anak pertamanya

"Maaf apa mama terlalu keras menekannya?"ucapnya sedikit panik.

"Tidak papa hanya sedikit perih"

"Ah.. maaf mama akan pelan-pelan"

Huh...

Huh..

Agnes meniup-niup luka sang anak pertama dengan hati-hati, dia terus saja mengobati sang anak tanpa menanyakan ,tentang luka yang didapat dari mana , menurutnya dia cukup mengobati luka sang anak dan menyuruh mereka istirahat sudah cukup , jika mereka tidak ingin membicarakan agens akan memakluminya.

antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang