Prolog : Azelvin Geralio de Salazar

173 35 7
                                    

Berandalan sekolah itu terus saja memukuli ku. Setiap hari, mereka akan melampiaskan kekesalan nya padaku. Bukan berarti aku tidak bisa melawan, kalau aku melawan.. Mungkin aku bisa langsung mengalahkan mereka.

"Hei sudahlah.. Dia sepertinya sudah mau mati" salahsatu dari mereka berkata seperti itu. Tentu saja bukan karna dia merasa bersalah. Dia menertawai diriku dengan teman teman nya.

Aku menggeram kesal, andai saja aku tidak menyamar sudah ku pastikan mereka tidak berani menyentuh ku walaupun seujung kuku.

"Kalau dia mati, kita tinggal mencari orang bodoh lain nya kan? Haha!!" satu orang lain nya ikut menyahut sambil mentertawai diriku.

"Hah.. Bodoh sekali! Kau tidak bisa melawan? Membosankan"

DUAK!
Lagi lagi tendangan nya mengenai perut ku. Aku hanya bisa mengerang dan merintih kesakitan. Padahal luka dari kemarin dan dua hari yang lalu saja belum pulih. Sekarang aku mendapat banyak sekali luka baru.

Ingin sekali rasanya aku memanggil salahsatu anggota RedMoon untuk menghajar mereka. Tapi aku tidak bisa melakukan itu.

"Bajingan gila" aku mengerang sambil menyandarkan punggung ku ke tembok sambil memegangi perut ku yang terasa kram dan nyeri.

"Wah dia bisa mengumpat" orang yang tadi menendang ku tertawa remeh di ikuti oleh teman lainnya.

"Tutup saja mulut nya agar tidak mencemari telinga ku! Sayang sekali telinga ku harus mendengar kata kata kasar yang tidak bermoral" orang yang sejak tadi duduk menyaksikan antek antek nya menyiksa ku, menyeringai setelah menyelesaikan kata kata nya.

Lagi. Karna perkataan si brengsek itu, mereka mengeroyok ku sampai aku pingsan

┅┅┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅┅┅

Sekolah sudah sepi saat aku membuka mata. Sekujur tubuhku sakit dan seragam ku sudah kotor dengan banyak bercak darah. Aku berjalan keluar dari sekolah dan menaiki taxi untuk pulang.

Rumah ku terletak di pusat kota yang elit. Orang tuaku menjalankan banyak sekali perusahaan sebelum mereka meninggal. Tentu saja perusahaan itu menjadi milikku sekarang. Tapi karna aku masih kecil, ayah meminta orang kepercayaan nya untuk mengurus semua perusahaan itu sampai aku dewasa.

Orang kepercayaan ayah dan ibu yang sudah mengabdikan diri selama empat puluh tahun. Yang sudah ku anggap seperti keluarga ku. Dia adalah Daren Alverando.

Aku sampai di depan gerbang rumah di sambut oleh dua anggota RedMoon yang berjaga. Dan mereka selalu heboh marah marah setiap melihat aku pulang dengan tubuh yang berantakan seperti ini.

"Tuan muda! Siapa lagi yang melakukan ini kepada anda?"

"Tuan muda haruskah saya hancurkan saja sekolah nya?"

"Hei dasar bodoh sekolah itu milik tuan muda! Harusnya kau menghancurkan bajingan yang membuat tuan muda kita seperti ini"

"Tuan muda! Perintahkan saja kami untuk menguliti mereka"

"Tuan muda.. "

"Tuan muda"

Aku melenggang masuk ke halaman rumah meninggalkan mereka. Beberapa menit setelahnya mereka masih meributkan siapa yang membuat aku menjadi seperti ini.

"Astaga tuan muda!! Ada apa lagi dengan wajah dan penampilan anda? Anda baik baik saja? Apa sangat sakit?" dia adalah Erin. Orang yang sudah merawat ku dari aku masih bayi. Dia datang dengan berlari tergopoh gopoh dari dalam mansion melihat aku pulang dengan berantakan.

Aku hanya terkekeh kecil dan mengatakan kalau aku baik baik saja. Aku berjalan menuju pintu utama bersama Erin, dia membawakan tas sekolah yang tadi berada di punggung ku.

(𝐻𝐼𝐴𝑇𝑈𝑆) SALAZARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang