Cerita Azelvin

21 3 2
                                    

"Kamu sudah merasa lebih baik, Lexia?" Putra Mahkota bertanya sambil tersenyum.

Lexia yang mendengar pertanyaan kakak nya, hanya diam. Dia malu karna tidak bisa menyembunyikan perasaan nya.

"Sepertinya kamu harus bertemu Duke Salazar dulu, bagaimana kalau melakukan kunjungan? Atau kita bisa mengundang Duke Salazar ke Istana"

"Tidak kakak, dia orang yang sudah memimpin Keluarga Bangsawan. Duke Salazar pasti sibuk sekali"

Putra Mahkota terkekeh mendengar perkataan Lexia. Yah itu sudah jelas, karna Duke Salazar adalah seorang kepala keluarga.

"Kalau begitu kamu bisa bertemu di Akademi, bukankah pendaftaran untuk murid baru hanya beberapa minggu lagi?"

"Kakak benar, tapi apakah Duke Salazar akan masuk ke Akademi Kerajaan? Sebenarnya status Duke sebagai kepala keluarga dan penerima berkah dari Ratu Dewi sudah cukup untuk membuktikan kalau dia lebih dari sekedar hebat"

"Hmm.. Benar sekali, bahkan aku bisa mengatakan kalau dia lebih hebat dari diriku?" Putra Mahkota ikut bergumam.

Jelas saja, Azelvin mendapat berkat dari Dewi Irish, yang artinya dia menerima seluruh berkat dari delapan Dewa dan delapan Dewi, ditambah berkat spesial yaitu menjadi Entitas yang melebihi manusia. Demigod.

"Tapi menurut ku, Duke Salazar akan mendaftar ke Akademi. Bagaimana pun dia baru menginjak dewasa"

Mendengar perkataan dari Putra Mahkota membuat Lexia sedikit berharap. Karna hanya tempat itu yang memungkinkan untuk bisa bertemu lagi.

┅┅┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅┅┅

Aku sampai di Kerajaan Axena pukul delapan malam. Sebagai tamu yang di undang oleh Keluarga Kerajaan, aku di antar menuju Istana Marove.

Istana Marove adalah salah satu istana di Kerajaan Axena yang di gunakan untuk menyambut tamu penting yang di undang oleh Keluarga Kerajaan. Tempat nya sangat luas, walaupun tidak seluas Istana Cassia (Istana utama, tempat tinggal Raja).

"Disini adalah kamar yang akan anda tempati, tuan muda"

Orang yang mengantar ku adalah salah satu dari Pasukan White Horse. Sebenarnya sejak masuk ke Istana Marove, aku sudah melihat beberapa tamu undangan lain nya. Dan mereka sepertinya sudah sejak tadi sampai, lalu mulai beradaptasi.

"Terimakasih" aku tersenyum menanggapi perkataan nya.

"Acara nya akan di adakan dua hari dari sekarang. Jadi sebelum acara, anda bisa menikmati waktu luang anda, tuan muda"

"Baiklah kalau begitu"

"Silahkan beristirahat dengan nyaman, kalau begitu saya pamit undur diri"

Dia membungkuk setelah menyelesaikan perkataan nya. Lalu pergi dari hadapan ku.

Terdapat banyak sekali Pasukan White Horse yang berjaga. Mungkin karena pengawal setiap keluarga tidak di perbolehkan masuk ke Istana Marove. Sebagai ganti nya Pasukan White Horse berjaga dengan ketat.

Itu sangat bagus, karna tidak semua orang disini bisa akrab dengan orang lain. Kalau pengawal setiap keluarga yang berjaga, bisa bisa malah terjadi pertikaian yang tidak perlu.

Aku memasuki kamar itu sambil menyeret koper. Lelah sekali dengan perjalanan panjang ini. Kalau bukan kunjungan negara, aku ingin berteleportasi saja.

Tiga puluh menit kemudian aku sudah selesai mandi dan berganti pakaian. Ngomong ngomong aku mengenakan pakaian semi formal.

 Ngomong ngomong aku mengenakan pakaian semi formal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(𝐻𝐼𝐴𝑇𝑈𝑆) SALAZARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang