Hari ini aku pergi untuk menemui Kak Harland bersama Nara. Saat kami menemui Kak Harland, dia menyampaikan bahwa 2 minggu lagi sekolah akan mengikuti lomba olimpiade matematika di Bandung. Kami dibagi menjadi 1 kelompok 3 anak. Kelompokku adalah Nara dan Kak Harland.
Setiap pulang sekolah kami berkumpul di ruang operator sekolah untuk mencoba mengerjakan soal olimpiade tahun lalu. Ini kali pertama aku menjadi anak olimpiade. Rasanya tentu aneh sekali, biasanya aku pulang sekolah langsung les dan pulang ke rumah namun sekarang aku harus berkumpul dengan anak olimpiade lainnya hingga sore. Tapi hal itu tidak membuatku menyerah dan putus ditengah jalan. Karena aku tahu banyak anak-anak lain yang mau menjadi anak olimpiade sepertiku.
Hari ini aku dan anak olimpiade lainnya berangkat ke kota Bandung menggunakan bus. Kami berangkat pukul 20.00 WIB dan perkiraan sampai dini hari. Aku mendapat duduk dengan Nara, kamipun berbincang-bincang seperti biasa. Di tengah perbincangan kami, aku melihat Kak Harland yang duduk tepat di sampingku sedang kebingungan. Aku ingin bertanya ada apa? Namun aku takut dan malu. Karena kasihan aku mencoba memberaninkan diri untuk bertanya.
"P-permisi, Kak Harland mencari apa? kelihatannya kebingungan," tanyaku sambil sedikit gugup.
"Ehh iyaa, sepertinya saya lupa membawa charger handphone. Ini handphone saya lowbat makanya butuh charger. Kamu ada charger micro ga," jawab Kak Harland dengan bahasa bakunya.
Kebetulan charger kami sama, akhirnya aku meminjamkan charger ku ke kak Harland.
Waktu menunjukkan pukul 22.00 coach Bevan meminta kami untuk tidur agar besok dapat mengerjakan soal dengan keadaan baik. Akupun menurut dan tidur. Rasanya baru beberapa menit aku memejamkan mata.
PRITTTT.......
Suara peluit coach Bevan sudah berbunyi. Tandanya kita sudah sampai dan harus bersiap-siap untuk mandi dan sarapan.
Setelah selesai kamipun menuju tempat lomba. Sesampainya disana ramai sekali anak-anak olimpiade dari berbagai sekolah. Wajarlah karena ini adalah olimpiade matematika 1 nasional.Kami menuju tempat pendaftaran untuk mengambil ID card peserta. Setelah mengambil ID card kita masuk ke sebuah ruangan besar untuk mendengarkan teknis pengerjaan. Saat aku sedang mendengarkan cara pengerjaan, tiba-tiba Nara memukul pundakku dan berkata.
"Cel, kamu kepikiran gaa kalo seumpama kita masuk ke dunia dongeng tapi kita hanya bisa melakukan kegiatan dengan imajinasi dan pikiran," ucapnya sambil meyakiniku.
Aku tidak terlalu memperhatikan perkataan konyolnya itu. Karena mana mungkin itu akan terjadi? Akupun memilih mengabaikannya dan lanjut mendengarkan.
Akhirnya ini saatnya pengerjaan olimpiade. Kami masuk kedalam aula besar dan setiap kelompok diberi waktu untuk duduk membentuk lingkaran. Setelah semuanya duduk kami diberi kertas besar yang berisi beragam soal matematika.
Saat mengerjakan dan sampai di soal nomor 22, kami melihat cahaya besar hingga kini ruangan tidak terlihat lagi.
Setelah cahaya itu hilang akupun mencoba membuka mata. Kini kita berada ditempat yang berbeda, tidak seperti tempat yang kita kenal. Ini adalah hutan belantara yang penuh kue pastry. Kita tidak bisa bergerak sama sekali disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kue Pastry
Teen FictionHalo teman-teman. Ayo kumpul sini yang suka baca fiksi tentang motivasi,achievement,persahabatan dan petualangan. Ayo tunggu petualangan Aycel dan teman-teman di dunia kue pastry🙇🏻♀️🧚♀️