"Nar, aku tau people come and go tapi aku berharap kamu tetap disini"
-AycelHari ini hari pertama kami berjualan. Siapa sangka di sini orang-orang membeli lewat robot yang bisa mengantarkan ke negeri-negeri seberang. Awalnya kami terkejut namun kami tidak memperdulikan itu. Tujuan kami adalah untuk pulang. Setelah membantu berjualan sore harinya kami memproduksi kue pastry.
"Syuhh, susah amat si diaduknya mana berat lagi," keluh Nara.
"Hushh, diam Nar udah bersyukur kita ditolong." Ujarku sambil mengaduk adonan.Dimanakah Kak Harland? Ia bertugas memasukkan kue ke oven.
Setelah kue jadi kami diizinkan untuk beristirahat. Kami diberi piyama untuk tidur. Piyama di sini aneh, terbuat dari kain tenun dan jerami. Bahannya kasar dan panas. Tapi lumayanlah untuk mengganti baju kami.Aku dan Nara memasuki lorong menuju kamar. Lorongnya begitu gelap seperti tak berpenghuni
WUSHHHHH.....
Tiupan angin kencang mengenai pundakku yang membuat tubuhku merinding. Tapi aku tetap berjalan menuju kamar.Sesampainya di kamar kami lebih terkejut. Kasurnya juga terbuat dari tumpukan jerami. Dan selimut dari bulu domba.
"Ih kalo seperti ini mana aku bisa tidur. Udah piyamanya panas kasurnya pun ish, ga bisa di deskripsiin," ujar Nara kesal. Melihat itu akupun langsung menampol pundak Nara
"Wehh ucapanmu Nar, gaboleh kaya gitu udah cepet tidur.Padahal ia yang mengeluh namun belum ada beberapa menit ia udah tertidur pulas. Dasar Nara.
Akupun mencoba menutup mataku untuk tidur. Namun tetap saja aku tidak bisa tidur. Aku membolak-balikkan badan namun sama saja tidak ada fungsinya.
Aku menyerah. Akupun memilih untuk turun dari kasur dan beranjak ke balkon kamar untuk melihat suasana malam di negeri yang aku sendiri tidak tahu.
Aku turun perlahan agar suara jerami tidak membuat Nara bangun. Sepertinya ia kelelahan karena baru kali ini ia memproduksi kue.Saat aku sampai di balkon, aku melihat Kak Harland juga masih belum tidur. Ia berdiri di balkon sambil membaca buku.
"Kak? Kakak belum tidur?" tanyaku.
"Loh Cel, kamu juga belum tidur? Udah malam loh nanti kamu sakit lagi. Kenapa? Gaenak badan kah,? tanya Kak Harland.
"E-emm, engga kok Kak. Aku belum bisa tidur aja kok. Kakak sendiri kenapa belum tidur," jawabku.
"Akuu juga belum bisa Cel, yaudah ya aku mau masuk dulu," jawab Kak Harland kemudian masuk ke kamarnya.
Betapa terkejutnya aku. Kak Harland sudah mulai meninggalkan bahasa formalnya.
Akupun lanjut meratapi bintang di sini."Papa, mama... Aycel kangen, Aycel mau pulang,mau peluk kalian lagi. Anginn.. titipkan salam Aycel ke mama dan papa ya.. Aycel gatau dimana ini , tempat apakah ini. Tapi Aycel akan selalu sayang mama dan papa," ucapku sambil meratapi dinginnya malam.
Tanpa sadar pipiku sudah basah dengan air mata. Tiba-tiba ada yang memegang pundakku dari belakang.
"Cel?" sapa Nara.
Terkejut aku langsung cepat-cepat mengusap air mataku.
"Cel, kamu gapapa kan? Aku tahu kamu pasti sedih, pasti itu. Apalagi kamu tidak pernah tanpa kedua orangtuamu. Mungkin ini terasa berat. Tapi yang sabar ya? Kalo mau nangis gapapa kok. Itu hal yang wajar. Everyone must have been in the lowest phase in their life. make sure you can Cel," ujar Nara.
Aku sudah benar- benar tak kuasa menahan rindu pada orangtuaku. Tangisanku semakin pecah dan membanjiri pipiku. Yang membuat mataku merah.
Karena sudah terlalu malam dan takut menggangu orang lain, Nara membawaku untuk masuk ke kamar dan melanjutkan tidur.
Keesokan paginya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan hingga sampai ke portal terakhir. Di sini kami harus membuka portal menggunakan kunci. Namun kami tidak tahu dimana kunci tersebut berada. Saat aku melihat sekeliling. Ada sebuah daun yang gugur dan bertuliskan "pergilah ke taman dan temukan kunci di air terjun emas sebelum matahari terbenam,".
"HAHH AIR TERJUN EMASS??." ujar Nara.
"Sudah, jangan ribut di sini ayo kita cepat pergi sebelum matahari terbenam," jawab Kak Harland.
Kamipun mengangguk dan bergegas pergi.
Sesampainnya disana benar saja kuncinya terbang tepat di tengah air terjun. Tanpa berlama-lama Kak Harland pun dengan sigap mengambil kuncinya.
"Sudah pukul 17.29, 1 menit lagi matahari tenggelam," sorak ku.
"Benar ayo kita lari," sahut Kak Harland.
Kamipun berhasil untuk menuju portal, Kak Harland segera membuka portal dengan kunci.
CRINGGGG........
sinar portal sangat terang yang membuat pandangan kami kabur dan menghitam.Saat cahaya itu mulai hilang, aku mencoba untuk membuka mata.
"Sepertinya aku kenal tempat ini," ujarku. Benar saja kami sudah berada di aula sekolah. Ternyata Kak Harland dan Nara sudah bangun dan duduk untuk mencerna kejadian ini.
Kamipun beranjak keluar sekolah. Saat aku melihat jam ternyata sudah pukul 15.00. Pasti semua siswa sudah pulang kecuali yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Saat aku melewati lorong. Semua siswa tampak biasa saja saat kita kembali.
Kamipun kebingungan namun tidak terlalu memperdulikannya.
Saat aku sampai di rumah mama dan papa terlihat normal- normal saja. Akupun merasa aneh dan bertanya kepada mereka.
"Ma? Mama selama ini ga cariin aku?" tanyaku.
"Hahh, ngomong apasih Cel. Kan 3 hari kamu pergi olimpiade,"Aku menganguk dan meninggalkan mama yang sedang memasak di dapur. Aku masuk kamar dan mencerna jawaban mama. Selama ini dunia ini berjalan normal.
~Semua hal didunia ini bisa kita taklukkan dengan kerja keras. Tanpa kerja keras semuanya hanya Imajinasi
HAI HAIII GIMANA?? SERU BUKAN PETUALANGAN AYCEL DAN TEMAN- TEMAN? JANGAN LUPA VOTE SAMA TINGGALIN KOMEN KALIAN YA GUYS THANKYOU💗🧚♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
Kue Pastry
Подростковая литератураHalo teman-teman. Ayo kumpul sini yang suka baca fiksi tentang motivasi,achievement,persahabatan dan petualangan. Ayo tunggu petualangan Aycel dan teman-teman di dunia kue pastry🙇🏻♀️🧚♀️