JeanEl - Chapter 03

71 10 0
                                    

"Jean!" Kalea terus memanggil nama itu seraya mengetuk pintu dengan keras.

Ia tau, pasti dua penghuni rumah ini sedang tidur, atau keluar. Jadi ia langsung membuka pintu yang tak terkunci dan langsung menuju kamar teman nya.

Dan benar, saat ia membuka kamar itu. Ia melihat teman nya yang sedang tertidur pulas dengan guling di pelukan nya.

"Dasar kebo! Bangun woi, entar keburu malem!" Teriak Kalea seraya terus menggoyangkan tubuh Jean.

"Gua udah bangun anjing! Pusing nih, bangsat!" Maki Jean dan langsung bangkit dari tempat tidur.

"Ya siapa suruh kebo, sana lu mandi, siap-siap kek. Gue tunggu!" Sarkah Kalea lagi sebelum meninggalkan kamar gelap itu.

Sebenarnya, setiap kali Kalea atau Rea datang ke tempat ini. Mereka langsung iba dengan nasib teman nya itu, tapi mereka takut Jean tersinggung. Jadi mereka bersikap biasa-biasa saja.

Kalea menunggu di ruang tamu dengan menonton televisi, dan beberapa cemilan dari dapur.

"Le, liat ndi?" Tanya Jean menuju dapur.

Ndi as Indira Analisa adalah adik satu-satu nya yang di miliki Jean untuk di jaga. Mereka juga tinggal berdua, tapi Indira itu susah diam di rumah. Jadi nya Jean keseringan tinggal sendiri.

"Ngga tuh, sejak gue dateng," Sahut Kalea.

Jean muncul dengan beberapa snack berada di plastik hitam dan telepon di tangan nya.

"Halo?" Sahut seseorang di seberang sana.

"Lo dimana?" Tanya Jean langsung.

"Di rumah Alika, nanti gue pulang."

"Ga usah pulang, ke rumah nema aja. Gua nginep lagi di rumah Kalea."

"Kalau nema nanya lo mana?"

"Bilang aja kerja kelompok."

"Mana ada kerja kelompok nginep goblok!"

"Ya terserah deh, cukup lu bilang aja kalau nema tanya, bye."

.........

"Kontol anjing!" Maki Indira.

"Lo kenapa?"

"Jean tuh, goblok." Jawab nya santai.

..........

"Udah yuk Le, entar keburu malem," Ajak Jean.

"Yaudah kalau lo udah siap mah." Ujar Kalea seraya berdiri dan membersihkan swetear nya.

Setelah Jean selesai dengan rumah nya, ia menyusul Kalea yang sudah menunggu di depan.

"Bawa motor," Titah Kalea memberikan kunci pada Jean.

Memang di hadapan orang lain mereka menganggap Jean tidak bisa mengemudi kendaraan, padahal Jean sangat ahli dalam motor maupun mobil. Lagi-lagi hanya Kalea dan Rea yang tau.

Setelah beberapa menit perjalanan dengan sedikit obrolan ringan, akhir nya mereka tiba di rumah Kalea yang cukup mewah berwarna biru langit cerah. Rumah besar itu nampak sepi, hanya ada ayah, lima kakak Kalea, dan dua pembantu.

Ya Kalea itu cukup kaya, begitupun Rea. Tapi berbeda dengan Jean, diri nya tidak seberuntung itu. Namun, bisa di bilang Jean itu tidak kaya dan tidak miskin, hidupnya terpenuhi tiap bulan. Jean juga beruntung mendapat sahabat seperti Kalea dan Rea.

"Udah makan lo Je?" Tanya Kalea, karena ia sudah cukup hapal dengan kebiasaan teman nya yang lupa makan.

"Aman," jawab Jean santai.

Kisah kita || FemDom [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang