JeanEl - Chapter 12

65 4 0
                                    

Seperti yang di minta Kak Lexi-pelatih klub basket kemarin, hari ini dua kapten di perintahkan untuk melatih anggota masing-masing, dua kapten yang di maksud adalah Jeandra dan Rafael.

Jujur saja Jeandra masih tidak enak pada Naila selaku kapten basket putri yang sebelum nya, ya sebelum dia di tunjuk oleh Kak Lexi kemarin.

Namun, Naila malah terlihat biasa saja. Bahkan ia sangat bersemangat untuk latihan hari ini. Yang Jean tahu memang Naila adalah anak yang ceria dan ramah, tak heran kalau teman nya banyak.

Teknik Naila juga lumayan, cocok untuk menjadi kapten. Saat anggota putri beristirahat, anggota putra baru akan turun ke lapangan untuk berlatih.

Sedari tadi netra hitam tajam Jean terus memperhatikan pemuda yang beberapa hari ini sudah resmi menjadi pacar nya.

Pemuda itu beberapa kali memasukkan bola dengan melompat tinggi membuat bibir Jean mengukir senyum tipis.

Namun, wajah yang tadi nya biasa saja kini menjadi datar dan dingin kala melihat pemuda itu mengangkat baju nya untuk mengusap pelipis yang berkeringat.

Baju nya terangkat, tentu saja perut nya yang mempunyai fourpack terekspos jelas, membuat Jean tak bisa mengalihkan pandangan nya dari pemuda yang saat ini sudah mulai berjalan menuju tepi lapangan.

Setelah 10 menit ini, basket putri akan melakukan latihan lagi dan putra yang akan memperhatikan.

Kening Rafael mengkerut kala mendapat ekspresi tidak suka saat Jean memberikan air mineral pada nya.

"Kena–"

"Ga usah gaya-gayaan. Gua ga suka."

Bingung. Itu satu kata yang pas untuk Rafael saat ini, tentu saja ia bingung dengan perubahan perilaku dan nada bicara dari sang kekasih.

"Kenapa sih? Gaya-gayaan gimana?"

Jean mendekat, hingga mereka terlihat seperti berpelukan, Jean berbisik tepat di telinga pemuda itu.

"Mau pelet cewe ya? Atau, mau di lirik seme? Ini terakhir lo gaya-gayaan buka baju. Gua ga mau liat perut lo lagi, kecuali di ranjang."

Rafael tersentak, dengan reflek ia memukul pelan bahu sang kekasih, sementara sang empu mengecup singkat pipi Rafael dan tersenyum mengejek.

Jean memundurkan badan nya, lalu memberikan ponsel dan sapu tangan milik nya pada Rafael.

Masih ada tujuh menit sebelum Jean turun ke lapangan untuk berlatih, ia akan menggunakan tujuh menit ini untuk mengatur strategi sekaligus mengajari anggota nya teknik-teknik baru.

"Duduk di sana, dan tunggu giliran latihan, bye babe."

Jean tersenyum lalu mulai melenggang pergi, menghampiri teman-teman nya yang sedang berkumpul.

Sementara Rafael, masih berdiri menatap punggung wanita itu dari belakang. Entah mengapa, Rafael sangat senang karena Jean mengatur nya.

Padahal Rafael adalah tipe anak keras kepala dan tentu susah di atur.

"Apasih.. kok ngatur, gajelas."

Lain di hati, lain yang keluar di mulut, entahlah.

Namun, Rafael tersenyum kala mengatakan kalimat nya.

.

.

.

"Lo kenapa disini Fi?" Tanya Rea heran.

Pasalnya, eskul futsal sedang ada latihan hari ini. Namun salah satu teman Rafael ini sedan nyasar ikut makan siang bersama mereka.

"Emang ga boleh?"

Kisah kita || FemDom [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang