"Nih minum cepet," titah Rea memberi sebotol Aqua dingin pada Jean dan Kalea, yang langsung di terima oleh dua gadis itu.
"Kebiasaan banget kalau kepanasan langsung emosi," celetuk Kalea saat menghabiskan setengah minum nya.
"Tau, pada takut tuh anak-anak. Lo juga jadi di gosipin kakel," Sambung Rea.
"Bodo amat, siapa suruh bikin emosi," balas Jean dengan nada sinis lalu kembali meminum minumannya.
"Dia tadi mau sok jagoan tuh, tapi langsung kicep, hahaha ... " Kata Kalea seraya terus tertawa.
"Biasa, kaya gatau banci sok jagoan aja lo," sambung Rea lagi seraya terkekeh.
"Jujur amat lu berdua," ucap Jean yang kini sudah tak semerah tadi.
Jean benci udara panas, tubuhnya bisa langsung memerah, dan libido ingin memakan orang pun muncul begitu saja. Dia menakutkan jika sudah kepanasan.
"By the way, napa lu berdua bisa lambat?" Tanya Rea.
"Tuh si kebo anjing, susah banget di bangunin." Keluh Kalea dengan nada sinis.
"Woi, anjing lah Jean!" Suara cempreng itu membuat tiga gadis yang tadi nya sibuk bercanda tawa kini menoleh.
Gadis bersuara cempreng itu tiba di meja mereka dan langsung memukul pundak Jean keras, "akh, anjing!"
"Lo nginep rumah Kalea ga bilang-bilang anjing!" Dumel Felana seraya duduk di dekat Jean.
Kalian harus ingat, Felana itu teman berangkat Jean ke sekolah. kalau tidak ada Jean, Felana sudah pasti akan malu jika membawa motor sendiri. Maklum, anaknya agak caper.
"Lo ga nanya," sahut Jean santai.
"Emang anjing!" Dan berakhir Jean mendapat pukulan lebih keras di pahanya.
"Akh, sakit bangsat!" Pekik Jean seraya mengelus paha nya.
"Pesenin dong Fel," ujar Kalea. Lalu Rea menyambung, "iya, pake uang lo lagi bayar nya."
Sontak Felana berdelik kesal sementara Kalea dan Rea tertawa puas.
"Nih, pesenin. Pake uang gua, tenang aja," celetuk Jean memberi dua kertas uang merah pada Felana.
"Nah gini kan bagus," balas Felana sebelum hendak pergi.
"Ngga, itu cuma buat kita bertiga."
Felana hampir saja berteriak sebelum Rea menarik rambut nya, "jangan teriak-teriak anjer! Lo ga malu apa?! Sana lo pesen!" Dumel Rea.
"Gue ga apa-apain lo anjeng!" Balas Felana lalu berusaha mengejar Rea yang kini sudah berlari.
"Udah woi anjing! Gini nih, kalau masa kecil kurang bahagia." Sarkah Kalea.
Tanpa ia sadari, kata-kata itu menusuk hati Jean. Katakan lah bahwa ia sangat baperan, karena memang benar. Pasalnya, masa kecil Jean memang lah buruk. Sejak ia 11 tahun, rahasia besar terungkap.
Ternyata ayah nya selingkuh, dan beberapa hari setelah nya. Ibu nya juga selingkuh, lalu mereka berpisah tepat di hari ulang tahun nya.
Mereka berdua pergi dengan selingkuhan masing-masing, meninggalkan Jean dan Dini di rumah sang nenek.
Dan itu tidak baik untuk Jean, karena ia sering di bilang beban oleh tante nya yang masih muda, sering di ingatkan bahwa orang tua mereka meninggalkan mereka.
Dan bahkan beberapa saat mereka tidak mendapat pembiayaan untuk hidup dari kedua orang tua. yang menganggap Jean ada di rumah itu cuma sang nenek seorang, makanya ia sangat sayang pada sang nenek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah kita || FemDom [On Going]
Acak"Aku mencintaimu.. Tapi, restu orang tua mu tidak berpihak padaku." "Ini beneran Kisah Kita kandas sampai disini? Kenapa ga lewat jalan pintas aja?" Ini semua berawal dari Jeandra Analisa menyukai Rafael Bimantara yang sekelas dengan nya di tahun aj...