Semua alur dalam cerita ini adalah karya asli Wolfie. Tidak ada menjiplak, atau meniru karya orang lain.
Kalau ada kesamaan, bisa jadi hanya sebuah kebetulan, atau terinspirasi dari hal yang sama.
Selain Yibo, dan Xiao Zhan, tokoh lainnya adalah fiktif, dan cerita ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata. Alias, fiksi.
Jadi mohon kebijaksanaannya dalam membaca.
.
.
.Angin dingin berhembus menusuk tulang. Matahari masih belum muncul, hanya awan mendung yang berarak mengikuti aliran angin. Orang-orang masih nyaman bergelung di balik selimut mereka, menghalau dinginnya pagi di kota kecil ini.
Tidak seperti sosok anak kecil yang berlarian di pagi ini. Dengan hati-hati, dia menapaki anak tangga menuju lantai dua. Dia berhenti di depan pintu putih, lalu dengan perlahan membuka pintu itu. Kepalanya melongo ke dalam, mencari sosok penghuni kamar yang sepertinya masih nyaman di peraduan.
Anak lima tahun itu berjalan tanpa suara, menuju gundukan selimut di atas pembaringan. Lalu dengan segera melompat ke atas gundukan itu, sambil melompat-lompat dengan wajah ceria.
"Mommy, wake up. Hari ini, hari pertama sekolah. Mommyyyyyy."
Orang dibalik selimut menggeliat. Mengumpulkan kesadarannya yang masih setengah. Mata coklatnya perlahan fokus, sampai akhirnya menjadi jelas. Memandang sosok kecil yang sedang tersenyum lebar ke arahnya.
"Mommy, bangun."
Pria di balik selimut tersenyum, gigi kelincinya muncul malu-malu dari balik bibir peach-nya. Membelai surai hitam putranya, kemudian berganti posisi jadi duduk. Memindahkan anak kecil tadi ke pangkuan. Matanya melirik ke arah jam di atas pintu.
"Alan, ini masih jam lima. Terlalu pagi untuk ke sekolah."
"Tapi, aku sudah tidak sabar."
Si pria mengecup kening anaknya, mengelus surai hitam tebal anak itu.
"Tapi sekolah dimulai jam delapan. Apa Alan ingin belajar bersama hantu?"
Anak bernama Alan itu menggeleng kuat. Dia tidak takut apapun, kecuali hantu. Melihat reaksinya, si pria hanya terkekeh kecil. Membuka selimutnya, lalu menarik putranya untuk kembali berbaring bersama. Alan menggeliat sedikit, mencari posisi nyaman dalam pelukan mommynya.
"Tidurlah lagi, nanti mommy bangunin."
Tidak butuh waktu lama, Alan kembali terlelap dalam pelukan mommynya. Si mommy hanya tersenyum simpul, memeluk erat putranya. Kembali mengarungi dunia mimpi, sebelum memulai hari lainnya.
......
Wangi masakan menggoda hidung Alan. Dia terbangun dari tidurnya. Mengedipkan mata, menemukan dirinya sendirian di tempat tidur luas sang mommy. Masih setengah mengantuk, Alan berjalan keluar dari kamar. Sesekali mengusap matanya yang sedikit lengket. Sampai akhirnya melihat mommynya berdiri di depan kompor, memasak sarapan.
"Pagi, mommy."
"Pagi, dear. Cuci muka, dan gosok gigi lebih dulu. Baru kita sarapan bersama."
Alan mengangguk, langsung berjalan menuju kamarnya untuk melaksanakan perintah sang mommy. Setelah selesai, mereka duduk untuk sarapan. Alan melahap bacon, dan telurnya. Menatap tajam pada semangkuk salad. Dia ingin menyingkirkan salad itu, tapi melihat mommynya tersenyum simpul, Alan tau kalau beliau akan marah jika saladnya tidak dimakan.
"Mommy, bisakah hari ini tidak makan salad? Will pasti sudah menunggu."
"Will pasti akan menyuruhmu menghabiskan salad sebelum berangkat. Jadi, sama saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting a New Life
FanfictionSean memulai hidup baru bersama putranya setelah perceraian. Namun, mantan suaminya tiba-tiba datang, dan mengajak rujuk. Padahal pria itu sudah menikah dengan orang lain, dan Sean menemukan soulmatenya. Namun ancaman kehilangan putranya, memaksa Se...