5. Kesepakatan

1.4K 315 122
                                    

"Jeno? Kok kembali sendiri? Jaemin dimana?" Tanya Rose kala mendapati putranya pulang sekolah namun hanya sendiri.

Jeno mendengus, "Dia punya banyak teman ma, dia bisa pulang dengan temannya, dia bukan anak kecil lagi."

Rose memejamkan matanya lelah, "Jeno kamu meninggalkan Jaemin begitu saja?"

"Dia pasti tau jalan pulang, meninggalkan apanya? Lagipula dia kan bukan anak kecil."

Rose mendekat, menarik sang putra untuk duduk di sofa, lantas ia ikut duduk di samping Jeno, menggenggam tangan putra sulungnya lembut.

"Jeno tak suka pada Jaemin?"

Jeno diam, jika menjawab jujur takutnya Rose semakin sedih.

"Jeno tak ingin Jaemin ada disini? Jeno tak suka punya saudara?"

"Ma aku harus ganti--"

"Jawab mama, apa benar begitu?"

Jeno menatap wajah Rose lekat, menemukan sorot rumit di netra kelam sang ibu, membuatnya kian ragu untuk menjawab.

"Jeno jawab, jawab pertanyaan mama dengan jujur."

"..iya, aku tak suka pada Jaemin. Aku tak suka punya saudara," Jawab Jeno cepat, membuat Rose mengerjap sebelum helaan nafas kasarnya terdengar.

"1 bulan, tinggal sekamar dengan Jaemin--"

"Ma!"

"Diam! Tinggal sekamar dengan Jaemin selama sebulan, jangan sengaja pergi dan menginap di rumah teman. Jika selama sebulan kamu masih tak suka pada Jaemin--"

Rose menarik nafas dalam, "Mama akan mengirim Jaemin ke New York."

Jeno terdiam tak percaya, serius?! Apa susahnya 1 bulan itu, menderita selama sebulan lalu dia benar benar bisa bebas dari Jaemin?!

"Aku setuju," Jawab Jeno cepat.

Rose diam diam merasa sedih, apa ini pilihan tepat? Tapi ini permintaan Jaemin tadi ketika menghubungi nya saat hampir jam pulang sekolah..

"Ma aku mohon, aku juga tak ingin terus terusan begini. Sebulan itu lama, jika memang masih sama, tolong kirim aku pergi jauh dari Jeno. Lagipula mama masih bisa menemui ku, bukan?"

"Aku mohon, aku tak bisa terus terusan menerima kebencian saudara ku sendiri, ma."

___________________________

Cklekk

"Loh?" Jaemin mengerjap kala kamarnya benar benar kosong, apa sudah di pindahkan? Sesuai permintaan nya?

Cklekk

Jaemin menoleh kala pintu kamar Jeno terbuka, lelaki itu menatapnya datar, "Barang mu di pindahkan ke kamar ini."

Lantas lelaki itu segera berlalu pergi dari sana, meninggalkan Jaemin yang kini tersenyum tipis, "Jika sebulan memang tak bisa, berarti lebih baik kita jauh seperti dulu."

Jaemin dengan ragu melangkah masuk ke kamar Jeno dan kembali menutup pintu, menatap seisi kamar kembaran nya yang amat rapi. Kamar luas tersebut di tata rapi dengan banyak foto dan medali yang terpajang, Jaemin dengar Jeno berprestasi dalam bidang non akademik dan sering memenangkan lomba.

Ting!

Kak Yeonjun
|dmn? kak Yeri terus mengomel sejak tadi. Adik, kau membuat tunangan ku marah marah.

Jaemin sontak menepuk jidatnya pelan, baru sadar ini hampir jam tiga lewat, "Astaga aku lupa, pasti kak Yeri akan marah."

____________________________

Iridescent ; Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang