Jeno berdecih kala melihat Jaemin duduk di kursi meja makan.
"Jeno, kesini. Ayo sarapan jangan sampai telat lagi ke sekolah," Ucap Rose lembut.
Jeno segera mendekat, memilih duduk di depan Jaemin alih alih di samping lelaki itu, membuat Rose dan Jeff saling melirik, padahal jelas jelas piring sarapan untuk Jeno di letakkan di samping Jaemin.
Jaemin tersenyum tipis, mendorong piring sarapan Jeno ke hadapan lelaki tersebut lalu kembali melanjutkan sarapannya.
"Kalian berangkat dengan siapa?"
"Aku akan berangkat sendiri," Jawab Jeno seraya memulai sarapannya.
Jeff beralih menatap Jaemin, "Jaemin? Mau papa antar? Atau pakai mobil? Bisa mengendarai mobil atau motor?"
Jaemin lagi lagi menarik senyum tipis, "Aku berangkat dengan teman."
"Atau berangkat dengan Jeno saja, iyakan?" Rose bersuara, menatap Jeno dan Jaemin bergantian.
Jaemin lebih dulu menggeleng, tau dengan jelas Jeno tak suka, "Aku berangkat dengan teman. Aku pergi dulu."
Rose dengan cepat menahan Jaemin yang hendak berlalu, mengecup singkat pipi putra bungsunya itu, "Hati hati."
Jaemin terdiam kaku sebelum mengangguk, "I-iya. Aku berangkat dulu."
"Ah menggemaskan sekali, yakan Jeno?" Tanya Rose dengan senyum nya seraya menatap kepergian Jaemin.
Jeno hanya memutar kedua bola matanya malas, "Aku juga berangkat sekarang."
____________________________
"YOO HALLOOO MY BROTHERRRR!"
Jaemin meringis, namun tak menolak pelukan erat tersebut.
"Akhirnya kau pindah setelah menolak tawaran ku, apa kau punya sugar daddy sekarang?"
"Heeseung gila!" Sunghoon dengan gemas mendorong kepala Heeseung yang memeluk Jaemin.
Memang iya masuk ke sekolah ini sangat mahal, tapi apa harus bertanya begitu?
Jay yang baru turun dari mobil berdecih, "Kau datang sepagi ini? Apa jam di rumah mu rusak?"
Heeseung beralih merangkul Jaemin, "Aku mau melihat manusia langka ini, syukurlah dia pindah ke sekolah kita."
"Dimana Jung--"
"MY HANY BANY SWETIEEE!"
Jaemin meneguk ludah kasar, "Ah aku akan gila, tolong aku.."
Jungwon yang baru mendekat dengan Jake tergelak melihat raut tertekan Jaemin, "Kita sekelas, hebat kan? Tolong beri pujian untukku yang paling pertama dapat kabar kepindahan mu."
Jake mendengus, "Itu karena ibu mu pemilik sekolah ini!"
"Kalau begitu beri pujian pada kekayaan keluarga ku," Jawab Jungwon enteng.
"Dasar gi--eh, Jeno dan yang lain juga membawa anggota baru?"
Semua menoleh, menatap sudut parkir seberang, dimana 6 orang juga berkumpul di dekat mobil dan motor sport.
Jaemin terdiam, menatap satu orang yang sedang di rangkul Jeno, Jisung.
"Oh, bukan kah dia Lee Jisung? Anak dokter yang selalu di tv itu? Itu, dokter cantik--Irene? Ah iya, anak dokter Irene kan?" Seru Jake.
Maaf, Jake memang cukup detail soal wanita wanita cantik, jangan heran jika Jake sampai tau soal keluarga:)
"Dia dari New York, ya?" Tanya Jay di balas anggukan Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent ; Na Jaemin
Fiksi Remaja"Aku tak akan pernah menerima mu, lebih baik kau mati!" "Kau--sungguh berkata seperti itu?" ____________________ Jeno tak pernah menyangka, 17 tahun hidup ia malah menerima fakta bahwa ia mempunyai kembaran. Bertolak belakang, amat berbeda dengannya!