11. Help

2.1K 363 87
                                        

Jeno yang hanya berniat untuk mengambil air di kulkas sebelum pergi ke markas terdiam, melirik makanan yang telah di siapkan di meja makan.

Huh? Bukannya Jaemin pergi tadi?

Jeno menutup pintu kulkas, barulah ia menemukan sticky notes tertempel disana.

Jangan lupa makan siang mu:)

Ia kembali menatap berbagai makanan di meja, bahkan ada setoples cookies disana.

Ragu, Jeno tampak bimbang, apakah ia harus pergi? Atau--memakan makanan yang sudah di siapkan Jaemin?

Jeno nyaris berlalu, namun kemudian kembali berbalik dengan decakan kesal, "Kenapa dia merepotkan diri sendiri, sih?!"

Tidak, Jeno tak boleh terlalu jahat, jadi ia memilih duduk di kursi meja makan, mulai makan walaupun hanya sedikit.


________________________

Jeno yang baru turun dari motor mendengus kala telepon dari Jaemin masuk.

"Sial! Awas saja jika tak penting!" Jeno segera menggeser ikon hijau. Kembali melanjutkan langkah nya ke dalam supermarket untuk membeli minuman setelah pulang dari markas.

"Halo?"

Hening, tak ada jawaban.

"Halo? Hey! Aish kau dengar tidak sih--"

"Lepas, jangan menganggu ku!"

"Mengganggu? Kami? Mengganggu mu? Woah, tuduhan itu membuat kami sakit hati, kami kan menemani mu selama ini."

"Kau pindah tanpa mengatakan apapun pada kami, ya? Kita kan teman, apa boleh begitu?"

"Benar, karena kau pindah, kami jadi sering dapat hukuman karena tak mengerjakan tugas."

Jeno mengernyit kala mendengar pembicaaan tersebut, apa apaan? Jaemin sedang bicara dengan orang lain? Jeno memilih diam, kembali mendengarkan pembicaraan di seberang sana.

"Kenapa pindah? Ohh, kau juga pindah ke sekolah elit, bukan? Siapa? Kau menggoda siapa?"

"Kau akhirnya menggunakan wajah mu dengan baik, ya?"

"Bukan bukan, bisa saja dia mendekati gadis kaya dan memanfaatkan nya."

"Tapi apa bisa? Yaah kau memang tampan sih, tapi--kau bahkan tak akan tau baju warna apa yang di kenakan pacar mu, hahaha."

Langkah Jeno sontak terhenti, dahi nya mengernyit dengan raut tak suka, dadanya bergemuruh tak nyaman.

"Ku bilang lepas! Kalian ingin membuat keributan dan orang orang datang kesini?"

"Semuaa, kami teman, jangan salah paham, ya!"

"Semuaa, kami teman, jangan salah paham, ya!"

Eh? Jeno mengerjap kala suara yang terdengar tak jauh darinya itu kembali terdengar di handphone.

--di sekitar sini?!

Tanpa sadar, langkah Jeno berlari kecil, melewati rak rak makanan dengan netra kelam nya yang meliar mencari keberadaan Jaemin.

"Bagaimana kalau kita pergi bermain bersama--"

"Jaemin!" tanpa bisa di cegah, Jeno berseru lumayan keras, mendapati sang kembaran berdiri dengan dua orang asing lainnya berdiri di depan rak bumbu bumbu dapur.

Sekali lihat saja Jeno tau, dua orang itu berandalan gila yang punya sikap kasar.

Jeno mendekat seraya mengantongi handphone nya, menatap wajah Jaemin yang tampak tak nyaman dan tertekan.

Iridescent ; Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang