8. Informasi

1K 284 87
                                    

Jeno terdiam, menatap buku buku di atas meja belajar Jaemin. Semua buku dan pena berwarna hitam. Lantas Jeno beralih membuka lemari lelaki tersebut, lagi lagi lemari hanya penuh dengan pakaian hitam, hanya ada dua hoodie putih dan--ah satu hoodie hijau mint.

Benar benar suram..

"Buta warna?" gumam Jeno pelan, kembali mendudukkan diri di kasur nya.

"Itu urusan nya, asal bukan aku yang buta warna kenapa aku harus peduli? Itu kan hidup nya, lagipula dia bisa melihat, kan? awas saja jika sampai merepotkan ku."

Decakan Jeno terdengar, "ah buang buang waktu saja. Apa dia akan menyusahkan ku sebulan ke depan??"

____________________________

Rahang Jaemin mengeras, menatap rumit pada langit lewat jendela ruang rawatnya. Kedua tangannya terkepal erat, sebelum kemudian kekehan mirisnya terdengar.

"Menyebalkan, kenapa harus sedih? Warna tak berguna, biarkan saja.."

Cklekk

Jaemin menoleh, menemukan Rose dan Jeff masuk seraya tersenyum, Jaemin menarik senyum manis, "Mama? Papa? Bukannya tadi katanya ada urusan?"

Rose mengusap rambut Jaemin lembut, "Sudah selesai. Kenapa? Jaemin memikirkan apa sampai melamun seperti itu?"

Jaemin terkekeh, "Tidak, aku hanya berpikir kapan bisa pulang. Disini membosankan, apa aku bisa pulang nanti?"

"Nanti kan malam, Jaemin pulang nya besok saja bagaimana? Setelah dokter memeriksa keadaan Jaemin sekali lagi."

"Mama benar, kamu harus di periksa sekali lagi untuk memastikan keadaan kamu baik baik saja," tambah Jeff setuju.

Jaemin memilih mengangguk, "Baiklah."

Rose berdehem pelan, menatap lekat wajah Jaemin dengan teduh, "Oh ya, mama dan papa akan pergi besok. Jaemin baik baik dengan Jeno ya? Kalau ada apa apa langsung hubungi mama atau papa saja."

'Apa Jeno akan memukul ku? Perkataan mama terdengar was was sekali..'

"Iya ma, aku mengerti," namun lagi lagi Jaemin memilih mengangguk tanpa menyuarakan rasa penasaran nya.

Tok tok tok

Cklekk

"Jaemin--eh?" Jungwon spontan terdiam, tersenyum kikuk pada Rose dan Jeff.

"Ah kalian teman Jaemin ya? Ayo masuk, jangan malu malu," Rose tersenyum gemas, menatap Jungwon dan Jake yang kini menunduk sopan padanya di susul yang lain.

"Apa kami mengganggu? Kami tak tau ada om dan tante di dalam," ucap Jay agak tak enak.

Rose mengibaskan tangannya, "Tidak kok, mana mungkin. Tante dan om akan pergi ke kantin, bisa kalian menjaga Jaemin?"

"Tentu, tante tak perlu khawatir, kita akan menjaga Jaemin dengan baik, Sunghoon pernah jadi baby sitter kok--"

"Lebih baik diam sebelum aku mendorong mu ke bawah, Jungwon," desis Sunghoon gemas.

Rose tertawa pelan, "Aduuh kalian ini manis sekali, yasudah kami pergi ya? Tolong jangan sampai ada yang mendorong teman ke bawah nanti."

O-oww

____________________________

"Eh, apa ini? Kenapa sudah memikirkan beasiswa kuliah saja?" Jungwon mengintip handphone Jaemin.

Kekehan Jaemin terdengar, "Lebih baik di persiapkan dari sekarang."

"Memang sih--eh? Ke Amerika? Lho, kenapa memilih tempat yang jauh? Kau kan baru bertemu--keluarga mu?"

Iridescent ; Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang