"Warna biru keren, kan?"
Jaemin mengerjap kala Leo menyodorkan sebuah buku padanya. Tampaknya Chenle membawa itu agar Leo tak bosan.
"Emm, kalau ini warna apa? Leo tak tau.. pink? atau--ungu?"
Chenle dan Haechan melirik Jaemin yang terdiam kala Leo kembali menyodorkan buku berwarna ungu cerah pada lelaki itu. Keduanya mengernyit saat Jaemin masih tak membuka suara. Pun dengan yang lain, ikut menatap Jaemin dan Leo.
Jaemin tersenyum pada Leo yang tampaknya menunggu jawabannya, "Kakak--tak tau.."
Semua sontak saling melirik mendengar jawaban Jaemin, tak tau? Jaemin tak tau warna ungu? Atau bagaimana?
Jeno sampai mengabaikan pesan yang baru masuk hanya karena mendengar jawaban aneh Jaemin.
'Apa yang dia lakukan sampai warna ungu saja tak tau?'
"Tak tau? Kakak tak bisa lihat?" Tanya Leo polos.
Jaemin terkekeh, netra hazelnya menyorot Leo teduh, "Kakak bisa melihat, tapi--"
"--kakak tak bisa melihat warnanya, ini--abu abu di mata kakak."
Deg
Yang lain terhenyak, abu abu? Jaemin--buta warna?!
Dan kali ini, Jeno tak ragu untuk menatap Jaemin terang terangan dengan sorot tak percaya.
Mark yang tadi sempat terpaku tak percaya berdehem, dengan cepat tersenyum kala semua menoleh padanya, "Leo sini dengan kakak, biar kak Mark yang bilang itu warna apa."
Suasana mendadak menjadi canggung, namun Jaemin masih tersenyum seperti biasa seolah tak ada masalah, memaklumi lirikan lirikan mereka padanya.
Jisung beranjak bangun dan mendekat, berdiri di hadapan Jaemin yang kini mendongak, lelaki itu membenar kan posisi duduknya.
"Ada apa?"
Jisung meneguk ludahnya kasar, menunjuk kaosnya yang berwarna hijau mint, "Ini warna apa? Jangan bercanda."
Kelima lelaki di sana diam diam melirik dan mendengar pembicaraan mereka. Walau merasa aneh, karena Jisung dan Jaemin seolah sudah kenal lama.
Jaemin masih mempertahankan senyumnya, "Entahlah, di mata ku abu abu, bagaimana dengan mu?"
Netra kelam Jisung menatap Jaemin lekat, "Jangan--berbohong, katakan ini warna apa.."
Helaan nafas kasar Jaemin terdengar, "Kenapa? Aku menyedihkan?"
Jisung menggeleng cepat, "Kau bisa melihat, menyedihkan apanya? Siapa yang bilang begitu?"
"Jaemin, kau--buta warna?" tanya Jisung nyaris berbisik.
Hanya senyum Jaemin yang Jisung dapat sebagai jawaban.
___________________________
Gadis cantik yang mengenakan dress hitam itu termenung, menatap foto yang ia pajang di meja kerja nya.
"Kenapa? apa yang kamu pikirkan?"
Pelukan serta suara lembut menyapa nya, namun netra nya terus menatap foto di meja.
"Jaemin, apa dia baik baik saja?"
"Yeri, aku yakin dia baik baik saja. Kita akan mengunjungi nya akhir bulan ini, bagaimana?" Yeonjun berusaha menenangkan tunangan nya.
"Kalau kita membantu nya lebih awal, apa dia bisa punya penglihatan normal?"
"..kita tak bisa mendahului takdir."
![](https://img.wattpad.com/cover/371179530-288-k599534.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent ; Na Jaemin
Ficção Adolescente"Aku tak akan pernah menerima mu, lebih baik kau mati!" "Kau--sungguh berkata seperti itu?" ____________________ Jeno tak pernah menyangka, 17 tahun hidup ia malah menerima fakta bahwa ia mempunyai kembaran. Bertolak belakang, amat berbeda dengannya!