Bab 4 MENJUAL JAM

44 5 0
                                    

Setelah Blaire meninggalkan ruangan Lucas, ia sempat berpapasan dengan beberapa bodyguard namun ia memalingkan wajah dan segera pergi dari bar tersebut tanpa mau menunggu Kattie. Ia sudah cukup jengkel dengannya karena mengerjainya seperti ini, awas saja besok jika bertemu ia akan membuat perhitungan.

Blaire segera menaiki taksi dan pergi menuju flat kecilnya, melepas baju dan segera pergi mandi untuk membersihkan diri dari sisa percintaannya dengan Lucas. Tak lupa juga meminum pil pencegah kehamilannya meskipun sebelumnya ia sudah berusaha agar pria itu tidak keluar di dalamnya, hanya untuk berjaga-jaga dari hal yang tidak diinginkan.

Setelah selesai mandi ia segera tidur, mengabaikan banyak telepon dari Kattie. Ia berfikir untuk mengajaknya bertemu besok pagi, membicarakan pembagian hasil mereka hari ini.

..

Blaire kini tengah duduk santai sembari menunggu Kattie datang di sebuah restoran di pinggiran kota Retro. Ia juga sempat memesan sarapan, hingga tepat setelah ia menyelesaikan sarapannya Kattie barulah muncul dengan wajah sumringah yang mampu membuat Blaire memutar kedua bola matanya jengah.

"Apa kau lama menunggu?" Tanya Kattie yang masih dengan cengiran di bibir tebalnya.

"Hmm tidak, tidak lama sampai aku menyelesaikan sarapanku." Ucap Blaire dengan nada yang sarkas.

"Kita ke intinya saja. Semalam, obat apa yang kau berikan kepadaku?" Ucap Blaire to the point setelah menyingkirkan piring bekas makannya ke samping meja.

Blaire menatap tajam Kattie yang kini justru menutup mulutnya seakan terkejut dengan ucapan wanita cantik di depannya itu. "Kenapa? Apa yang terjadi? Kau menggunakan obat itu? Dengan siapa? Lucas?"

"Tutup mulutmu bodoh, Jangan mengatakannya keras-keras. Jujur saja, kau memberikan obat perangsang bukan? Untuk apa? Kenapa bukan obat bius yang biasanya?"

Kattie tertunduk merasa bersalah dan sedikit malu kepada sahabatnya itu. "Maaf, sebenarnya obat biusku tertinggal dan hanya ada obat itu yang tersisa di tasku. Tetapi, apa kalian..., apa kau dan Lucas..,"

"Tutup mulutmu! Aku tidak mau membahasnya. Sialan, gara-gara dirimu aku hampir celaka. Sudahlah, yang penting sekarang aku mau kita segera membagi hasil kerja keras kita ah tidak, hasil kerja kerasku semalam untuk menjinakkan harimau." Kattie mencoba menahan tawanya ketika Blaire menjuluki Lucas sebagai harimau, ia berusaha tidak tertawa karena jika tidak, ia pasti akan mendapat ucapan sinis oleh Blaire lagi.

Blaire segera mengeluarkan uang sebesar 10.000 dollar dengan pecahan 100 dollar sebanyak seratus lembar. Mata Kattie seketika membulat tak percaya, ia tertawa girang, belum lagi ketika Blaire mengeluarkan jam tangan yang sangat mewah yang ia yakini akan bernilai sangat tinggi.

"Wow! Kau benar-benar hebat Blaire! Jam tangan ini benar-benar asli! Pasti jika dijual akan untung banyak!" Kattie bersorak senang, tangan lentiknya juga bertepuk tangan dengan riang gembira.

"Tapi, perlu kau ketahui Kattie. Setelah kita menjual jam tangan ini dan membagi hasilnya, aku akan pergi dari kota ini. Kau juga sembunyilah, bila perlu pergi juga sejauh mungkin karena ancaman Lucas benar-benar tidak bisa dihiraukan." Kattie tertegun dan mendadak merinding mendengar penuturan Blaire.

"Sebenarnya semalam apa yang terjadi dengan kalian? Kau tidak mengancam untuk membunuhnya kan? Atau.., kau tidak-"

"Diam! Sudah kubilang, aku tidak mau membahasnya, sekarang ayo kita pergi untuk menjual jam ini." Blaire beranjak dari tempat duduknya sambil membawa uang dan jam tangan itu lalu memasukkannya kedalam ransel.

Setelah sampai di sebuah toko besar dan megah yang khusus menjual barang antik, Blaire segera mengeluarkan jam tangan milik Lucas dan menyerahkannya kepada sang pemilik toko.

TemptedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang