Akhir-akhir ini Blaire merasa dirinya sedang diawasi, seperti waktu ia pulang dari berbelanja, dirinya seperti sedang diikuti namun ketika ia berbalik badan, orang itu menghilang.
Saat ini Blaire tengah membersihkan bangunan yang akan ia gunakan sebagai cafe. Kemarin-kemarin Jason sudah membantunya menyapu, mengepel dan mengecat ulang, jadi saat ini ia tinggal menunggu perabotan cafe datang dan menatanya.
Ketika Blaire tengah menata kursi dan meja, lagi-lagi ia merasa tengah diperhatikan dari jarak jauh. Ketika matanya menatap seorang pria yang memakai kacamata dan memotretnya secara diam-diam, ia pun berlari menghampiri pria yang ada di seberang jalan.
Blaire mengejarnya tanpa melihat ada mobil yang hampir menabraknya. Beruntung mobil itu refleks mengerem lalu mengkalkson Blaire karena kecerobohannya. Blaire meminta maaf dan kembali menyeberang dengan hati-hati namun sayang, orang itu sudah tidak ada. Ia menghilang.
"Siapa orang itu? Apa itu orang suruhan Lucas? Tapi jika dia memang orang suruhan Lucas, seharusnya pria itu sudah menemuiku dan mungkin akan menuntutku." Gumam Blaire.
Jason baru saja sampai di cafe Blaire, ia melihat wanita itu tengah kebingungan, lalu ia pun memanggilnya. "Apa yang kau lakukan di sini?"
"Oh, Jason. Aku tidak tahu jika kamu sudah datang." Jason hanya diam dan menuntun Blaire untuk duduk di kursi.
"Ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu Blaire?" Blaire menggeleng sebagai jawaban. Kedua tangannya mengusap pelan wajahnya dan tersenyum ke arah Jason, berharap pria itu tidak khawatir lagi.
"Tidak, mungkin hanya lelah." Jason diam, ia merasa ada yang aneh namun tak meneruskan lagi pertanyaannya.
"Duduklah, biar aku selesaikan semuanya." Ucapnya sambil menyerahkan segelas air kepada Blaire yang diterimanya dengan senang hati.
Blaire tersenyum mengawasi Jason yang tengah menyelesaikan pekerjaannya yang belum selesai dengan menopang dagu.
"What?" Tanya Jason, sebelah alisnya terangkat ketika mendapati Blaire yang memperhatikannya dari tadi.
"Jason, kau ini tampan, pekerja keras, rajin dan baik hati, pasti wanita yang mendapatkanmu akan sangat beruntung." Jason mendengus sebal menanggapi.
"Tentu saja, kau akan menyesal."
"Hmm begitukah? Apa seharusnya kita menikah saja?"
"Boleh, ayo." Setelah mengatakan itu Jason dan Blaire justru tertawa geli menyadari lelucon yang mereka buat. Sudahlah, yang terpenting sekarang mereka dekat dan berteman baik.
"Jason, aku berencana mencari satu karyawan dan satu barista . Apa ada rekomendasi? Temanmu atau kenalanmu misalnya." Blaire berjalan ke arah Jason yang tengah mengelap meja.
Jason terdiam dan berfikir mengingat apa ia mempunyai teman yang bisa dijadikan sebagai karyawan Blaire.
"Sepertinya ada, tapi kalau barista lebih baik kau buka lowongan saja. Aku akan membantumu."
"Baiklah, terima kasih Jason."
...
Di sisi lain kediaman keluarga besar Jamerson.
"Dimana Lucas? Bukankah seharusnya dia sudah pulang dari kota Retro. Kenapa dia belum datang?" Tanya sang kepala keluarga Jamerson, Keith Jamerson kepada asistennya Antonio.
"Tuan Lucas-"
"Mungkin masih di perjalanan, Sayang." Seorang wanita yang masih muda berjalan menghampiri mereka dan memotong pembicaraan Keith dan Antonio.
Rebecca Jamerson, ibu sambung Lucas dan Daniel yang usianya sangat muda, hanya terpaut lima tahun lebih tua dari Lucas. Ayah mereka menikahi Rebecca empat tahun silam. Tentunya pernikahan dua orang itu mendapat tentangan dari Lucas dan Daniel, tak hanya jarak usia sang ayah dan ibu sambungnya yang terlampau jauh namun juga karena mereka tidak ingin ada yang menggantikan sosok ibunya. Namun, tidak ada yang bisa menentang keputusan Keith Jamerson, sehingga Lucas dan Daniel mau tak mau harus menerimanya sebagai ibu sambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempted
RomanceBlaire dan temannya merupakan seorang pencuri di bar kecil, mereka sering berpindah-pindah bar untuk mencari mangsa. Dengan bermodalkan kecantikannya mereka mampu memikat para pria dan membuatnya mabuk hingga tak sadarkan diri, setelah itu barulah m...