BAB 10 : PERDEBATAN AISYAH DAN ABI

42 33 15
                                    

Aku sudah sering bertemu orang baru.
Tapi tidak ada satupun yang mengambil hatiku secepat dirimu.
___

Pagi-pagi sekali di kamar Rey sudah ribut. Kedua temannya bertengkar berebut kamar mandi. Semalam mereka menginap di rumah Rey karena tidak ingin telat. Seperti janji mereka minggu lalu, hari ini mereka akan pergi bersama menghadiri kajian di masjid raya Bogor. Rey menggelengkan kepala melihat keduanya ribut. Jika seperti ini tak akan pernah ada yang mengalah dan akhirnya mereka akan telat juga.

"Kalo ribut terus kapan mandinya?" Tanya Rey mulai kesal.

"Tau nih, udah Lo tungguin, Gue bentar doang mandinya," ucap Haikal kepada Raja.

"Gue juga bentar, lagian Gue duluan tadi yang bangun," lawan Raja.

"Lah emang ngaruh kal—"

"Udah, salah satu mandi di kamar mandi dapur," ujar Rey.

"Lo aja sana, Gue malu," titah Raja kepada Haikal.

"Lah, emang Lo kira Gue gak malu,"

"Bukannya udah putus urat malu Lo,"

"Sialan Lo,"

"Pake malu segala Lo berdua kayak di rumah siapa aja, biasanya juga malu-maluin," ucap Rey.

"Sialan Lo," balas Raja dan Haikal berbarengan.

"Ya udah suit aja yang kalah madi di kamar mandi dapur, Gue anterin ayo," titah Rey.

"Oke," akhirnya mereka lun menuruti apa kata Rey untuk suit. Haikal yang kalah akhirnya mengalah untuk mandi di kamar mandi dapur diantar oleh Rey.

Di dapur terlihat Dara dan Raya sedang memasak. Inilah alasan mereka tidak mau mandi disini. Tapi mau, tidak mau Haikal harus mengalah. Dari pada Ia kena amuk Rey, kan serem.

"Eh, Haikal, mau mandi Kal?" Tanya Dara melihat haikal yang berkalung handuk.

"Iya Bunda, permisi Bunda, numpang mandi," ucap Haikal.

"Tau nih, Bun, dari tadi rebutan kamar mandi sama si Raja, disuruh mandi di sini pada gak mau, malu katanya," ucap Rey dengan tampang tanpa dosa.

Haikal melirik Rey dengan tatapan penuh sinis. Kampret nih anak, liat aja pembalasan Gue, batinnya.

"Gak usah malu-malu Kal, anggap aja rumah sendiri," ucap Dara.

"I,iya Bunda, kalo gitu Haikal mandi dulu."

"Iya, iya habis mandi makan ya,"

"Siap Bunda," Haikal memasuki kamara mandi.

Kini mereka sudah siap dengan menggunakan sarung, dan baju koko. Tak lupa pula kepala mereke dibalut dengan peci. Kecuali Rey, karena kesulitan memakai sarung akhirnya Ia memutuskan untuk memakai celana panjang saha. Ketiganya keluar kamar bersamaan. Seperri biasa Haikal mendorong kursi roda Rey.

"Masya Allah, ganteng banget anak-anak Bunda," puji Dara.

"Makasih Bunda," jawabnya bersamaan persis seperti anak kembar.

Mencintaimu Adalah AnugrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang