BAB 2 : PERKENALAN DENGAN AISYAH

84 50 3
                                    

Diawali dengan perkenalan
Lalu tersusun menjadi keakraban
Dan dipisahkan oleh keadaan.
___

Rey tiba disekolah pukul 7:27. 3 menit sebelum bel masuk sekolah berbunyi. Lagi-lagi dirinya bangun kesiangan. Untung saja tidak ada kejadian seperti kemarin. Sehingga Ia bisa sampai disekolah tepat waktu.

"Lu udah kerjain PR MTK dari Pak Bambang?" Tanya Raja ketika Rey memasuki kelas.

"Emang ada?" Tanya Rey panik.

"Ada bego, kemaren Pak Bambang masuk jam pelajaran pertama, waktu kita dihukum kemarin," timpal Haikal.

"Anjing! Baru aja selamat dari hukuman telat, sekarang malah ada cobaan lain."

"Udah, dari pada lo ngoceh, mending lo salin, nih, cepet," Raja memberikan catatan PR-nya.

Secepat kilat Rey mengambil buku itu dan segera menyalin ke buku miliknya. Namun, sepertinya hari ini bukan hari keberuntungannya. Pasalnya baru satu baris Rey menulis, Pak Bambang sudah lebih dulu memasuki kelas seraya mengucap salam. Setelah menyapa para murid Pak Bambang memerintah untuk mengumpulkan buku PR mereka.

"Hanya ada dua puluh sembilan buku, satu orang lagi siapa yang belum mengumpulkan PR?"

Keributan kecil terjadi. Para murid saling memandang mencari siapa orang yang tidak mengumpulkan PR tersebut. Rey menelan salivanya, sebelum akhirnya Ia mengangkat tangan. Kini semua mata tertuju padanya.

"Kamu lagi... Kamu lagi... Rey," Pak Bambang menggelengkan kepalanya, "sekarang ambil buku kamu, lalu kerjakan diluar, jangan masuk sebelum selesai," titahnya.

Tanpa bersuara Rey berjalan keluar kelas. Rey berjalan menjauh dari kelasnya. Ia memilih duduk diujung bangunan sekolah tepatnya didepan kelas 10. Bukan tidak mau mengerjakan PR-nya melainkan Rey memang tidak paham rumus yang diajarkan Pak Bambang. Berbeda dengan Raja yang notabene-nya memiliki kepintaran di atas rata-rata. Sekilas Rey memandang para siswa baru yang masih berkegiatan di lapangan. Setelah itu, Ia hanya fokus bermain game di ponselnya.

Tak terasa satu jam berlalu. Rey mengakhiri gamenya dan berniat kembali ke kelasnya. Namun, Ia kembali duduk karena tali sepatunya terlepas. Dengan sedikit membungkuk Ia mengikat kembali tali sepatunya. Saat itu pula seorang perempuan menghampirinya. Ia dapat melihat dari sepatu dan rok biru panjang dihadapannya.

"Assalamualaikum, Permisi, maaf kak, mm.. boleh minta tanda tangannya gak?" Ujarnya.

"Ngga," jawab Rey cuek masih dengan keadaan bungkuk. Rey sudah menduga gadis itu pasti sedang dihukum oleh anggota OSIS.

"Please, kak, Aku gak tahu mau minta ke siapa lagi, soalnya kakak kelas yang lain udah pada masuk kelas,"

Rey membuang napas kasar seraya bangkit dari duduknya. "Gue bilang ngga, ya, ng-" ucapan Rey terhenti ketika melihat perempuan dihadapannya. Perempuan itu, gadis yang Ia sebut bidadari. Perempuan yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya. Keduanya saling memandang beberapa detik hingga akhirnya perempuan itu menundukkan pandangannya

"Mm.. ya sudah, kak, maaf sudah ganggu waktunya, permisi, assalamualaikum," ucapnya sembari melangkahkan kaki.

"Tunggu," ujar Rey membuat perempuan itu menghentikan langkahnya. "Kalo mau dapet tanda tangan, lo harus menuhin tantangan dari gue, kan?" Tanya Rey karena duku oun Ia pernah ada diposisi seperti ini.

Mencintaimu Adalah AnugrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang