xi. far away

109 19 1
                                    

Sarada terduduk diam, memandang Sasuke yang terlelap. Tidak ada perubahan sejak terakhir ayahnya ditemukan kehilangan kesadaran. Tabib istana telah beberapa kali melakukan pemeriksaan, namun tak ada perubahan yang berarti.

Yang ada, kondisi tubuh Sasuke terus menurun akibat terus tertidur. Tak ada sedikitpun makanan atau minuman yang masuk dalam tubuhnya. Hanya mengandalkan mana dalam dirinya yang kian hari juga kian menipis.

Terhitung sudah hampir 5 hari Sasuke tertidur. Dan sejak saat itu pula Sarada enggan beranjak dari samping tempat tidur ayahnya. Ia hanya pergi untuk membersihkan diri dan kemudian kembali lagi pada tempat semula.

Keluarga mereka-Kakek dan nenek Sarada, serta Paman dan Bibinya-yang tengah berada dalam libur panjang juga memberi kabar akan segera kembali. Jika perkiraannya benar, mereka akan tiba esok hari. Bahkan teman terdekat dari ayahnya-Uzumaki Naruto, Kaisar dari Kekaisaran Barat tiba hari ini untuk menjenguknya.

"Kau tahu, dulu aku, ayahmu, dan ibumu berada dalam satu tim di Akademi." ucap Naruto memecah keheningan diantara ia dan putri temannya.

Sarada terdiam. Menyimak kata demi kata yang terlontar dari mulut Naruto. Pria itu terlihat tengah berkilas balik ke masa mudanya.

"Kami dulu juga terjebak dalam situasi yang rumit. Aku menyukai ibumu, sedangkan Sakura, ia selalu menyukai Sasuke sejak tahun pertama kita masuk akademi."

Sarada tersenyum tipis. Tanpa sadar mengeratkan genggaman pada tangan Sasuke. "Lalu, apa yang terjadi? Apa Yang Mulia berkelahi dengan Ayah?"

Kekehan kecil terdengar dari Naruto. "Kami memang berkelahi beberapa kali, tapi bukan karena masalah itu."

"Karena apa?"

"Sasuke itu orang yang suka sekali berbuat nekat. Seakan ia tak takut pada apapun. Semua jalan ia ambil untuk mencapai tujuannya. Dan itu seringkali membuat kami berkelahi."

"Sungguh?"

"Iya. Lihat sekarang. Ia masih saja seperti itu. Aku akan memarahinya begitu ia bangun nanti."

Sarada kembali tertunduk. "Kapan kira-kira ayah akan bangun?" ujarnya lirih.

Tangan Naruto terangkat. Mendarat diatas kepala Sarada. Memberikan beberapa kali tepukan kecil yang mengambil atensi Sarada.

"Ayahmu akan kembali. Dia hanya sedang berada ditempat yang cukup jauh untuk kita jangkau sekarang. Namun, seseorang akan menuntunnya kembali. Jangan khawatir, Sarada."

"Bagaimana Yang Mulia bisa tahu?"

Naruto kembali tersenyum. Lalu menatap Sasuke yang terlelap. "Karena aku telah membawanya kembali dahulu, maka sekarang, 'dia' yang akan membawa Sasuke kembali."

🔆

Sarada menutup rapat pintu kamar ayahnya. Ia melangkah menyusuri lorong istana, hendak kembali menuju kamarnya. Ayahnya sedang diperiksa lagi oleh tabib istana. Serta menyalurkan sedikit mana yang dapat diterima tubuh Sasuke selama ia tak sadarkan diri.

Lorong istana nampak sepi. Sekarang, dirinya tahu alasan mengapa para pelayan di istana diberikan libur saat musim semi. Untuk mencegah kondisi ayahnya tersebar. Suigetsu juga memberitahunya, Sasuke memang kerapkali mengalami collapse pada saat-saat seperti ini. Namun, yang kali ini lebih parah dari waktu-waktu sebelumnya.

Saat menggenggam tangan Sasuke, samar-samar Sarada juga merasakan hal asing dalam diri ayahnya. Mengalir menyimpang dari aliran mana yang ia rasakan. Ia tak tahu apakah tabib istana mengetahui hal itu, tapi seharusnya iya, bukan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Once Again ㅡ borusara. [ON REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang