12: The Gorgeous Side of Her

374 63 0
                                    

"Tidak ada aturan untuk mengulang. Ujian tetap berlanjut hingga salah satu pihak mengaku kalah. Lalu, ketika aku menilai kelanjutan tidak mungkin dilaksanakan, maka ujian berhenti. Mengerti?"

[Name] menatap penonton yang melihat di seluruh penjuru. Ia menghela nafas lelah. "Aku merasa seperti ayam yang akan diadu."

Yah, itu bukanlah hal yang mengherankan mengingat betapa niatnya mereka dalam membuat tempat seperti ini dan sorakan mereka yang tiada henti menyerukan genin desa masing-masing.

Sebuah dinding melengkung dengan lapangan yang ada di tengahnya. Langit-langit dibentuk dengan lengkungan terbuka. Alas bawah yang hanya tanah dan beberapa pohon tumbuh di lapangan dibiarkan begitu saja.

Dari atas tembok, terdapat sebuah tempat yang membentang secara horizontal namun menonjol dari atas tembok. Tempat di mana penonton menyaksikan ujian masa depan genin, daimyo dan penguasa di seluruh negara, serta pejabat desa ninja. Tentunya [Name] percaya bahwa ada beberapa penyusup yang menyamar.

Itachi menepuk pundak [Name] dengan lembut, "bersabarlah."

[Name] menganggukkan kepalanya. "Tentu. Aku sudah memilih ini, jadi aku harus bertanggungjawab, bukan?"

Itachi tersenyum puas. Ia suka dengan sikap [Name] yang seperti ini. Dalam pikiran Itachi, tempat ini adalah tempat sakral di mana genin yang cakap dari setiap desa mempertaruhkan nyawa mereka dalam ujian. Sehingga, tidak jarang adanya perkelahian langsung dengan pemilik struktur kekuasaan desa.

"Babak pertama ujian kedua, Uchiha [Name] dari desa Konoha melawan Ruki Tensha dari desa Kiri."

Teriakan pengawas ujian babak ketiga membuat [Name] memutar bola matanya malas. Ia menoleh ke arah samping. Tersenyum ke arahnya. "Aku dahulu, Itachi-san!"

Itachi membalas senyumannya. "Tentu! Berhati-hatilah!"

[Name] mengangguk. Ia mempertahankan senyuman di wajahnya bahkan ketika Ruki datang.

Ruki Tensha, sosok gadis yang lebih tua darinya dengan fisik lebih kecil daripada dirinya tengah tertawa di hadapannya. Ia meremehkan [Name] dengan tatapan matanya.

"Pulanglah! Gadis polos sepertimu tidak cocok di dunia ninja yang kejam." Teriaknya.

[Name] terkekeh. "Benar. Aku akan pulang. Tou-san pasti menunggu."

[Name] menjeda kalimatnya. Ia semakin membentangkan senyumnya. "Tapi nanti. Setelah aku naik pangkat dan gajiku bertambah. Aku tidak bisa membiarkan kesempatan ini hilang."

Ruki berdecak. "Ninja macam apa yang mementingkan gaji?"

Dengan tiba-tiba, [Name] berdiri tepat di hadapannya. Tanpa jarak dan tanpa suara, ia berpindah tempat. Membuat bola mata Ruki membulat sempurna.

"Aku."

Ruki mundur beberapa langkah. Memberikan jarak sebelum akhirnya mengeluarkan serangannya. Ruki melompat. Membidik dari atas kepala [Name] dengan beberapa shuriken.

Sebuah gerakan yang mampu [Name] atasi. [Name] memberikan sebuah tipuan mata palsu. Tubuh bunshin [Name] terkena shuriken dengan meneteskan darah.

Selama sesaat, pengawas dan Ruki sempat terkecoh. Mengira Ruki menang dengan cepat. Namun, itu tidak berlangsung lama. Tubuh bunshin itu berubah menjadi kupu-kupu kaca merah yang berjumlah sangat banyak.

Banyaknya kupu-kupu kaca merah mampu mengecoh fokus lawan. Membuat lawan terlena dan bingung. Itu adalah tujuan [Name].

Ketika Ruki masih dalam keadaan bingung, [Name] merubah kupu-kupu itu menjadi shuriken dengan kobaran api. Kobaran api yang menyerang Ruki dengan cepat.

[On Going | On Revision] Red Butterflies Soar [Itachi X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang