Danzo duduk di depan kursi hokage. Ia mengambil tempat di depan Hiruzen. Dengan sinis ia berkata, "sepertinya ada dua kandidat yang kau naikkan dengan cepat, Hiruzen."
Hiruzen yang semula fokus dengan dokumen yang ada di meja menghentikan kegiatannya. Ia mengangkat sudut matanya. "Benar. Dua kandidat. Mereka terlalu berkualitas untuk ditahan."
Danzo mengernyitkan dahinya. Selama ini, ia mendengar hanya satu kandidat. Uchiha Itachi. Seorang jenius lulusan akademi terbaik pada era ini.
Tanpa menunggu lama, Hiruzen menyebutkan "Uchiha [Name]. Dia cukup menjanjikan bahkan jika timnya berada di ambang kegagalan."
Danzo berdecak. Memang benar bahwa [Name] selalu menjaga timnya dari kegagalan yang tidak perlu. Namun, entah kenapa, ia merasa kesal dengan kenyataan itu.
Ia mengeluarkan alasan, "tidak ada yang merekomendasikannya."
Benar, jonin pembimbing [Name] tidak merekomendasikan [Name] untuk ikut serta ujian chunin. Ia menilai bahwa ujian chunin terlalu cepat untuk [Name] meskipun kualitas [Name] benar-benar tidak meragukan.
Hiruzen kembali fokus ke dalam dokumen yang sempat ia tinggalkan. "Desa bisa memintanya untuk ikut ujian. Bahkan jika tanpa rekomendasi jonin pembimbing sekalipun."
Danzo membulatkan manik matanya.
"Ujian chunin adalah kesempatan untuk menampilkan potensi pertempuran dari setiap wilayah ke semua pejabat negara yang berkumpul. Itu adalah kesempatan yang sukar untuk kita lewatkan."
"Aku setuju jika itu Itachi, tapi [Name]? Dia tidak seberbakat itu!"
"Kau hanya tidak mau mengamati gadis itu dengan cermat, Danzo! Dia memiliki kualitas lebih besar dari yang kau bayangkan."
Hiruzen telah mengawasi [Name] selama beberapa bulan belakangan ini. [Name] memiliki hasil misi dan proses misi yang sangat memuaskan. Itu sangat terlihat sejak kelulusan Itachi.
Danzo mengelus dagunya. Ia memikirkan sesuatu yang lain. Sesuatu yang mungkin akan menjadi bom besar bagi [Name] jika gadis itu tidak bisa mengatasinya dengan baik.
(✯✯)
Akihiko yang baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya kini tersenyum lebar kala putri semata wayangnya menyambut kepulangannya. Ia memeluk erat [Name].
"Tou-san, tumben kau senang seperti ini? Kau bertemu dengan gadis, ya?"
Bukan tanpa alasan sebenarnya jika [Name] berucap demikian. Dahulu, di kehidupan sebelumnya, keluarga besarnya cukup toksik. Meskipun sudah diikat dengan pernikahan, hubungan gelap semacam itu sudah bukan rahasia lagi baginya.
Berbeda dari masa lalu, gadis itu mendapatkan jawaban dan reaksi lain. Yah, sungguh beruntung dirinya mendapatkan jawaban sedemikian rupa yang tentunya sangat berbeda jauh dari kehidupan masa lalunya.Manik mata kelam Akihiko membulat kala mendengar tuduhan kejam dari putrinya. Sontak, ia menggeleng dengan cepat. "Kau kejam sekali, putriku!"
[Name] terkekeh. Ia beralibi. "Ini pertama kalinya tou-san tersenyum seperti orang gila dari luar kediaman."
Akihiko mendesah. Ia menatap wajah putrinya dengan lekat-lekat. "Putriku, tou-san hanya senang karena kau mendapatkan kesempatan untuk ikut serta ujian chunin tahun ini setelah berhasil lulus cepat kemarin."
[Name] mengernyitkan dahinya. Ini kabar baru baginya! Jonin pembimbingnya menolak permintaan ini. Lalu, siapa yang merekomendasikannya hingga ia disetujui untuk ikut serta?

KAMU SEDANG MEMBACA
[On Going | On Revision] Red Butterflies Soar [Itachi X Readers]
Hayran KurguJam berdenting. Ia melipat bibir tipisnya. [Name] Uchiha, keturunan tunggal sekaligus pewaris sah keluarga kaya raya Uchiha, membulatkan tekad. Ia memang berhasil menyelesaikan permasalahan rumit klan, mencegah kudeta, dan menjaga anggota klan tetap...