11: Finally, He Saw One of Her Hidden Side

424 57 0
                                    

Pagi ini, Itachi sudah datang ke kediaman [Name]. Semula memang keputusan mereka untuk bertemu di gerbang uchiha. Entah kenapa kaki Itachi malah mengarah ke kediaman [Name] tanpa ijin.

Bahkan saat ini, dengan lancangnya, ia sedang berada di ruang tamu megah [Name]. Duduk di sana dengan suguhan beberapa makanan manis dan minuman herbal pereda lelah. Minuman yang akhir-akhir ini terkenal di jual di dekat rumah sakit.

Itachi melirik segelas teh yang berisi penuh itu. Ia mencoba untuk meneguk tetesan teh yang mulai mendingin yang begitu populer. Itachi cukup penasaran juga sebenarnya dengan alasan kepopuleran teh ini.

Tak disangka, ternyata kepopuleran itu menghasilkan sebuah hasil yang luar biasa. Yah, memang tidak salah dengan kepopulerannya. Sesuai kabar yang beredar, efek dari teh ini benar-benar tidak main-main!

Tubuh Itachi yang semula terasa berat, kini terasa sangat ringan. Aroma yang dihasilkan pun wangi dan rasanya pun tidak pahit seperti obat pada umumnya.

Namun, entah mengapa, Itachi merasa aneh. Itachi merasa familiar dengan teh ini. Namun, apa yang menyebabkannya? Itachi tidak ingat. Lain kali, Itachi pastikan untuk menggali pikirannya lebih dalam lagi.

"Kau menunggu lama, Itachi-san?"

Sebuah suara manis memecahkan pemikiran Itachi. Sontak, Itachi memutar kepalanya tiga puluh derajat. Meletakkan tatapannya di sumber suara.

Kali ini, [Name] tampil dengan busana yang berbeda dari kemarin. Namun, tetap saja, [Name] tetap cantik dengan balutan kimono merahnya. Yah, walaupun di mata Itachi, gadis itu akan tampak cantik dengan balutan apapun. Eh?

Gadis itu bergerak ke arah Itachi. Ia mengambil tempat di hadapan Itachi.

"Maafkan aku yang tidak menjamu dengan lebih baik, Itachi-san! Tadi malam, ayah dan ibuku bergegas ke pusat Nhi. Katanya, ada sesuatu yang perlu mereka urus di sana. Mereka belum pulang sampai sekarang."

Itachi menganggukkan kepalanya. Ia memakluminya. Yah, orang kaya pasti punya kesibukan melebihi orang biasa sepertinya, bukan?

"Tidak masalah, [Name]! Berangkat sekarang?"

[Name] menganggukkan kepalanya. Ia menggandeng lengan Itachi. Tentu tanpa canggung. Karena sepertinya pikiran gadis itu sudah berbeda kali ini! "Mari, Itachi-san!"

Itachi mengangguk. Ia melirik ke arah atas [Name]. Dengan iseng, ia bertanya, "[Name], kau senang menggunakan hiasan yang penuh ornamen atau hiasan tanpa ornamen yang banyak seperti ini?"

Pertanyaan spontan Itachi membuat [Name] tersentak. Ia menetralkan ekspresinya. "Aku menyukai semuanya. Namun, aku lebih menyukai sesuatu yang sangat berguna untukku."

"Berguna? Apakah ini ada kaitannya dengan ujian kedua?"

[Name] menganggukkan kepalanya. Ia membocorkan rencananya. Bagaimanapun juga Itachi adalah orang yang berada di sampan yang sama dengannya. Itachi harus tahu dan mengkoordinasi rencananya agar ujian ini tetap berjalan lancar tanpa harus merepotkan salah satu pihak.

"Tusuk rambutku hanya aku baluri dengan obat tidur. Sekali lawan tersentuh, maka ia akan tertidur. Efeknya cukup lama. Ini akan aman, Itachi-san."

Itachi menghembuskan nafasnya lega. "Baiklah kalau begitu."

(⁠✯✯⁠)

Bagi Itachi dan [Name], ujian tertulis itu sangat mudah. Tanpa perlu menggunakan teknik ninja atau mencontek, keduanya sudah sangat hafal dan mengerti dengan apa yang diujikan.

Keseimbangan antara otak dan otot adalah elemen penting dalam ninja ideal bagi Itachi. Sementara bagi [Name], keseimbangan otak  dan uang adalah hal yang sangat penting bagi seorang ninja pebisnis ideal.

[On Going | On Revision] Red Butterflies Soar [Itachi X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang