10. PENEMUAN

356 35 1
                                    

Jatayu datang dengan membawa lembaran dokumen di tangannya. Dia menyerahkan lembaran yang berisi bukti kejahatan seseorang itu pada Alreno.

"Ini apa?" Alreno bertanya bingung.

"Bukti keterlibatan pak Satya pada insiden malam itu."

Alreno membuka dokumen yang ternyata berisi foto-foto Satya yang terlihat sedang bernego dengan beberapa orang. Semakin ke belakang halaman semakin terlihat keterlibatan Satya pada insiden malam panas itu.

Alreno meremas kertas itu. Gigi nya bergemeletuk menahan kemarahan. Napasnya pendek. Beruntung selama ini ibu Kirana selalu mengajarkan tentang ilmu hati kepadanya. Sehingga dia bisa mengendalikan diri ketika amarah menyerang.

Dalam satu tarikan napas, Alreno memejamkan mata. "Kita ke Satya sekarang!" Tegas Alreno.

"Siap, tuan muda."

Jatayu pun pergi meninggalkan Alreno untuk mempersiapkan perjalanannya. Semenjak ibunya juga tinggal di Bawera, Alreno juga ikut tinggal di kediaman resmi Kusumanegara. Hal itu terjadi sampai waktu yang tidak ditentukan.

Saat akan keluar dari halaman utama kediaman, Alreno bertemu dengan ibunya. Dia menunduk hormat dan memberi salam sopan pada sang ibu.

"Mas Alren mau kemana?" Tanya ibu Kirana.

"Alren mau keluar sebentar, mam."

Kirana menatap curiga pada tingkah aneh putranya. Wanita itu berpikir cukup lama sebelum akhirnya membiarkan Alreno pergi.

"Hati-hati mas."

Alreno hanya mengangguk. Pria itu lalu melangkah melewati ibunya.

Di depan loby rumah, Jatayu sudah siap dengan mobil range rover putih. Alreno akan mengendarainya. Itu adalah permintaan Alreno sendiri.

Sepanjang perjalanan adrenalin Alreno terpacu. Tangannya meremas kemudi dengan kuat. Diiringi musik 'not afraid anymore' mobil Alreno melaju kencang membelah jalanan Kabupaten Bawera.

Sampai di lokasi tujuan, Alreno tidak lagi berbasa basi pada resepsionis. Bahkan sampai banyak security mengejarnya.

Alreno mendobrak pintu dengan tulisan
Ruang Bupati Bawera
Satya Dierja S.T

Napasnya memburu. Dadanya bergemuruh akan amarah. Dia melangkah menuju meja kerja Satya.

Satya sendiri tidak merasa takut sedikitpun. Dia malah menantang Alreno untuk maju.

Melihat gaya Satya yang sangat berani, Alreno melayangkan satu pukulan di pipi kiri pria itu. Saat hendak memukul kembali, Jatayu datang menghentikannya.

"Tuan muda! Cukup!"

Banyak mata menatap. Para security yang tadi mengejarnya tidak berani mendekat karena isyarat dari Satya.

Satya menatap mata Alreno yang memancarkan kebencian. Seumur hidup dia mengenal sepupunya, baru kali ini dia melihat sosok lain dari Alreno. Tante nya itu ternyata sangat ahli mengendalikan putranya. Hingga seluruh orang hanya bisa melihat kebaikannya.

"Ternyata benar apa kata mama. Kamu adalah orang paling licik di dunia ini, Satya. Tidak cukup menghancurkan aku dengan merebut calon permaisuriku, kamu bahkan merusak masa depanku. Sebenarnya apa yang kamu mau Satya!" Alreno mencengkram kerah Satya.

Satya tak gentar. Dia masih berani menatap Alreno secara langsung. Bahkan dia masih bisa mendengkus untuk mengejek sepupu yang menurutnya bodoh itu.

"Mauku? Kamu tanya mauku? Ibu mu paling paham apa mauku."

Alreno melepaskan cengkramannya. Pria itu berbalik membelakangi Satya. Dia memejamkan mata dan mengatur diri.

"Ramona orang yang tidak bersalah. Kamu yang telah merusaknya. Aku mau kamu bertanggungjawab padanya. Aku akan memberitahu dia kebenaran ini." Putus Alreno.

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang