14. MEREBUT KEMBALI

275 26 0
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa meninggalkan jejak vote dan komen;)



Kirana sudah 30 menit berada di ruangan ini. Semenjak resmi menikah dengan Ravenno, seumur hidupnya dia tidak pernah menunggu kehadiran seseorang. Apalagi orang ini lebih muda darinya.

"Alan masih lama tidak? Vera setelah ini jadwal saya apa?"Kirana bertanya pada ajudan serta aspri nya.

"Mohon izin, tidak ada kabar apapun dari Pak Satya. Ibu masih akan tetap menunggu?" Alan menjawab pertanyaan Kirana.

"Jadwal ibu setelah ini seharusnya makan siang bersama Presiden." Vera juga menjawab.

"Jam berapa jadwal makan siang nya?"

"13.00"

Kirana melirik Patek Philippe seri Gondolo warna Rose Gold yang melingkar cantik di pergelangan tangan kanan nya. Waktu menunjukkan pukul 12.30 WIB.

Jarak tempat pertemuan ini dengan tempat pertemuan presiden tidak jauh. Dan Satya memilih waktu sebelum dia bertemu presiden.

Sepertinya Kirana sudah tau apa yang diinginkan keponakannya itu.

Saat Kirana akan berdiri dan memutuskan untuk pergi, pintu ruangan terbuka. Menampilkan sosok Satya yang tersenyum cerah dan sangat cocok dengan baju merah yang digunakannya.

"Tante udah nunggu lama? Maaf ya tan, tadi ada kerjaan yang harus Satya urus dulu." Kata Satya cengengesan.

"Duduk tan, nanti capek loh berdiri terus." Pria itu kemudian mempersilahkan Kirana duduk setelah celotehan tanpa bersalahnya.

Kirana menghembuskan napas dan kemudian mendudukkan diri lagi di kursi yang tadi sudah diduduki nya selama 30 menit.

"Kamu ini semakin nggak ada sopan santun nya ya sama tante. Tante disini udah 30 menit. Padahal kamu tau kan jadwal tante padatnya seperti apa." Kirana menegur Satya.

"Iyaa saking padatnya sampai kecolongan punya cucu di luar pernikahan kan tan?"

Kirana membelalakkan mata. Keponakannya ini sudah semakin terbuka melawan dirinya.

"Santai, tan. Satya cuma bercanda. Tante mau ngobrolin apa sama Satya?" Pria itu mencoba mencairkan suasana yang tegang.

Kirana menghembuskan napas. Memang dirinya yang meminta pertemuan dengan Satya.

Tetapi sejauh dia menjabat di negeri ini, sekalipun dirinya yang memohon janji tetapi saja yang diajak bertemu yang harus menunggu. Karena biasanya mereka akan merasa sangat terhormat bisa diundang oleh Ibu Kirana Kusumanegara.

Dan hari ini Satya berhasil menyadarkannya. Belum semua orang berada di bawah kendalinya.

"Karena waktu sangat terbatas, kita to the point saja. Kemana Satya membawa cucu tante?" Kirana membuka diskusi.

"Waktu itu tidak terbatas tante. Tante saja yang terlalu sibuk mengurus negara. Hingga tante terlalu lelah dan memberi kebebasan berlebih pada Alreno."

"Bayi Alreno aman bersamaku. Alreno sampai saat ini tidak mau mengakui anak itu dan terus menerus memaksa Ramona untuk membunuhnya. Sedangkan Ramona, dia ingin sekali bayi nya tetap hidup dengan sehat dan aman. Tetapi dia tidak memiliki apapun untuk menjamin keselamatan bayinya. Jadi, sebagai paman yang baik. Satya sebisa mungkin membantu dua pasangan yang memiliki keinginan berbeda ini. Bagaimanapun keponakan Satya tidak bersalah, Tante."

Kirana meremas tangannya yang terpangku diatas kedua kakinya. Dia berusaha mengendalikan emosi nya yang diaduk oleh Satya.

"Terimakasih Satya sudah membantu menjaga cucu tante. Tapi sekarang Tante yang akan melanjutkan kebaikan Satya. Berikan bayi itu pada tante dan tante akan menyetujui permintaan Satya yang bisa tante kabulkan."

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang