***
“Maksud lo apa anjing"
Shaka melihat Raina dikelilingi oleh teman teman Biru, sepertinya mereka membantu Raina berdiri. Dengan susah payah Raina melepaskan genggaman dari teman Biru.
"Jadi? Gimana bro?" Tanya Biru sekali lagi.
"Sialan lo!" Shaka akhirnya melayangkan tinju ke Biru dan menarik tangan Raina untuk pergi dari sana, ini bukan tempatnya dan Raina tidak boleh tau masalah diantara Daveroz dan Dervanus.
"Nja lo gapapa?"
"Shaka gue gapapa, harusnya gue yang tanya ke lo. Lo gapapa?" Tanya Raina yang khawatir ke Shaka.
"Aman, gini doang. Ayo pergi lo ga perlu takut."
Shaka segera pergi dari sana membawa Raina menjauh dari sekumpulan geng Biru.Shaka membawa Raina ke markas Daveroz untuk mengobati luka dilututnya, ini kesalahan Shaka yang membawa Raina larut malam.
"Gue gapapa Shaka, lo ga perlu lakuin itu!"
"Gue janji sama orang tua lo Nja, kalo lo lecet begini namanya gue lepas tanggung jawab." Jawab Shaka tegas.
"Tapi lo-" omongan Raina terpotong saat Shaka menariknya duduk dan mengobati luka dilututnya, itu cukup sakit membuat Raina merintih kesakitan.
"Katanya gapapa, diobatin malah nangis" ejek Shaka mengusap air mata yang jatuh dari mata Raina.
"Nja, dunia malam itu jahat, gue harap lo jangan turun kejalan tanpa adanya gue, ngerti?" Ucap Shaka menatap kedua mata Raina, Raina menggerutkan keningnya ia tidak paham apa maksud dari Shaka.
"Gue tau lo sebentar lagi bakal ngelakuin hal yang belum pernah lo lakuin sebelumnya." Kata kata itu membuat Raina semakin kebingungan.
"Nja, selama ga ada gue lo harus bisa jaga diri. Bisa aja orang terdekat lo juga penjahatnya, jangan mudah percaya sama orang"
"Shaka, lo bicara apasi" tanya Raina tidak mengerti.
"Lo harus bisa hadapin semua sendiri, jangan cengeng, dunia ga sebaik yang lo kira. Akan ada hal plot twist terdepannya. Tapi kalo lo mau berproses, gue bakal bantu lo" kata Shaka mengelus rambut halus milik Raina.
"Shaka? Lo kenapa, lo ngomong gini seolah olah lo mau pergi dari gue lagi, lo mau pergi kemana lagi Ka?"
Shaka tersenyum.
"gue ga akan pergi dari lo Nja, tapi kalo gue udah ga ada disamping lo lagi, berarti itu sudah waktunya."
"Shaka, diem ga! Apaan si" ucap Raina mencubit pinggang Shaka.
"Hahaha, sekarang udah jam setengah 12 malam ayo pulang dan istirahatlah"
Shaka segera membereskan obat obatannya dan mengembalikan ke laci disalah satu ruangan yang ada disana. Shaka melihat teman teman nya di kitchen bar sambil senyum senyum kearah Shaka. Shaka kebingungan kenapa teman temannya tersenyum kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Shaka
Fiksi RemajaKatanya jika jatuh cinta di Jogja akan susah move on nya. Keindahan malam kota, akan tetap kalah dengan seseorang dihadapan mata. "jika takdir mempertemukan kita, lantas mengapa takdir tidak mempersatukan kita? " ─ Raina "Karna takdir sekedar memper...