Kadang manusia menggeneralisasikan kebenciannya akan seseorang ke orang lain yang mirip dengan orang tersebut. Salah satu manusia itu adalah El, dan orang lain itu adalah Riki. Disaat banyak cewek pengen deket dan jadi pacarnya Riki, El malah nggak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halo! Jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah kalau kalian menikmati buku ini, ya~ Mari berbagi kebahagiaan! Thank you, Soya sayang kalian 💗 ———————————————
Perpustakaan terkenal sebagai tempat yang menenangkan, termasuk bagi El.
El sedang menikmati momen sendirinya sambil duduk di salah satu kursi yang tersedia. Tenggelam dalam buku yang tengah dibacanya.
Tadi dia dianter sama Ninna ke perpus, tapi Ninna langsung cabut lagi untuk ngurus urusan BEM. Sebelumnya El juga ada urusan BEM, tapi udah beres sebelum akhirnya dia ke perpus ini.
Namun, ketenangan El tiba-tiba terusik ketika salah satu airpods di telinganya ditarik oleh seseorang.
Ia refleks menoleh dengan cepat dan wajahnya berubah menjadi kesal begitu ngeliat siapa pelakunya.
Riki.
Riki dengan senyum lebar khasnya udah duduk di sebelah El, menyenderkan punggungnya ke kursi dengan santai.
"Iseng ah, ngapain sih?" Tanya El sedikit berbisik dengan ketus sambil kembali fokus ke bukunya.
Lagi males nanggepin, jadi dia biarin Riki memasang airpods El ke telinganya sendiri, hingga mereka berdua mendengarkan lagu yang sama.
Riki mengangguk-angguk kecil mengikuti irama lagu yang terdengar dari airpods sembari mengambil satu buku acak dari tumpukan buku di depannya dan membuka halamannya secara sembarang.
"Mau baca," jawab Riki dengan senyum jahil yang membuat El membelalak dan menatap Riki heran.
Keduanya kemudian terus berbicara dengan berbisik karena mereka lagi di perpustakaan.
"Idih tumben, kerasukan setan apa lo?" Tanya El tak percaya.
"Kan biar kayak lu, rajin," kekeh Riki.
El mendengus dan segera menyuruh Riki untuk diam, "sssstt," desisnya ketus sembari berusaha kembali konsentrasi ke bukunya.
2 menit, 5 menit, 7 menit.
Selama itu mereka diem. El udah berhasil tenggelam dalam bacaannya sementara Riki udah berhenti mencoba baca buku dan malah main HP.
Tapi keheningan itu lagi-lagi terganggu saat Riki tiba-tiba memanggil El.
"El," panggil Riki pelan sembari menoleh ke arah El.
