800 TAHUN YANG LALU, DI TAHUN KEKAISARAN...
Pada masa ini pertikaian antar negara sudah teratasi dengan baik. Yang tersisa sekarang adalah kedamaian yang makmur tanpa adanya peperangan.
Dan dimasa perdamaian ini, ada sebuah kabar menggembirakan datang dari wilayah Kerajaan Utara. Lebih tepatnya dari kediaman Kaisar. Karena pada hari ini, Sang Permaisuri akan segera melahirkan.
Sebelumnya, Sang Kaisar sudah dikaruniai seorang Putra bernama Alden Neil Cassia. Yang kini tengah berusia hampir 3 tahun. Sekarang, Sang Kaisar berharap jika bayi yang dilahirkan Permaisuri nantinya adalah seorang Putri, agar keluarga mereka bisa menjadi keluarga yang lengkap, sebab ada Putra dan Putri diantara kehidupan mereka.
Waktu terus berlalu, hingga pada akhirnya terdengarlah suara tangisan bayi yang cukup keras dari dalam ruangan, yaitu di tempat Permaisuri berada. Itu menandakan kalau apa yang ditunggu-tunggu telah lahir.
Tak berselang lama pintu ruangan itu pun terbuka, dan ada seorang wanita paruh baya keluar dari sana.
"Yang Mulia Kaisar, Anda sudah diperbolehkan untuk masuk..." Ucap wanita tersebut.
Dengan perasaan gembira, Sang Kaisar berjalan memasuki ruangan.
Pandangan pertamanya tentu pada Sang Permaisuri terlebih dahulu, sebab untuk bisa melahirkan seorang Putra ataupun Putri membutuhkan perjuangan yang begitu besar. Sebagai seorang suami, Sang Kaisar perlu menghargai serta memberikannya perhatian yang lebih atas perjuangannya tersebut.
Apalagi ketika melihat keadaan Sang Permaisuri terbaring dengan kondisi lemah di atas tempat tidur.
"Bagaimana kondisimu, Istriku ?" Tanya Sang Kaisar khawatir.
Membayangkan betapa lelahnya Sang Permaisuri yang berjuang keras agar bisa melahirkan seorang bayi dengan selamat.
"Seperti yang Anda lihat, saya sudah berhasil melewatinya... Dan lihatlah anak kita..." Ucap Sang Permaisuri sambil tersenyum. Sorot matanya langsung mengarah ke sisi lain, seperti memberi petunjuk bahwa ada sesuatu di belakang suaminya.
Tanpa pikir panjang, Sang Kaisar pun seketika melihat ke arah yang dituju. Dan benar saja, di belakangnya ada sosok wanita parah baya yang tadi sedang membawakan sesuatu yang terbungkus kain dengan rapi.
Wanita itu pun segera menyerahkan kain tersebut ketika sudah mendekati Sang Kaisar.
"Putri Anda sangatlah cantik sama seperti Permaisuri..." Ucap Wanita tersebut.
Mendengar kata "Putri" Sang Kaisar lantas terharu, tidak menyangka bahwa keinginannya untuk memiliki seorang Putri langsung terwujud.
"Tolong kasih dia nama yang indah..." Ucap Sang Permaisuri yang tetap dalam keadaan masih tersenyum.
Sang Kaisar pun mencoba mengingat nama-nama yang sempat dia buat sebelumnya. Ada sekitar 20 nama dan perlu memilih satu untuk diberikan kepada Putrinya. Namun, semua nama tersebut ternyata tidak ada satu pun yang menurut Sang Kaisar sangat cocok.
Hari perlahan mulai terang.
Sebenarnya, waktu kelahiran Sang Putri dimulai pukul 3 dini hari. Mengikuti beberapa tahap proses pembukaan pada umumnya hingga sampai pembukaan terakhir dan itu bertepatan dengan waktu terbitnya matahari.
Cahayanya sedikit demi sedikit memasuki ruangan. Akan tetapi Sang Kaisar belum menemukan nama yang pas dan cocok untuk Putri cantiknya tersebut. Sampai pada saat cahaya matahari mengenai kain yang menyelimuti tubuh kecil Sang Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
S U N S H I N E ☀️
Fantasy"......padahal... Felly sudah mendapatkan kesempatan kedua.... tapi kenapa... kenapa mereka malah tidak ada untuk Felly ?..." Ucap Felicya diiringi dengan air mata yang mulai mengalir membasahi pipinya. Felicya menangisi dirinya yang merasa tidak b...