Eps 15 - Takdir dan Ikatan (1)

33 3 0
                                    

Saat ini Felicya berada ditengah jalan raya dengan banyaknya pepohonan rimbun yang tinggi dan lebat di kedua sisinya.

"Tunggu !!! Bukankah ini...." Felicya mulai menyadari dimana dirinya berada sekarang.

"Bagaimana bisa aku kembali lagi kesini..."

Lokasi Felicya saat ini adalah lokasi yang sama di mana Kitty atau Dori membawanya bertemu dengan kakak Hanna yang bernama Minho tersebut di dalam hutan, sekaligus bertemu dengan Hanna dan juga kakak sepupunya yang bernama Chan, pria aneh yang menggenggam tangannya cukup lama.

Namun di satu sisi dia adalah pria yang baik. Yang mau mengabulkan keinginannya untuk mampir ke toko kue serta mengantarkannya pulang ke rumah dengan selamat. Dan pagi ini, malah menjemputnya untuk berangkat sekolah bersama dengan Hanna, bahkan menawarkan diri mengantarkannya ke tempat pelanggan saat itu.

Tapi yang menjadi masalahnya sekarang adalah kenapa dirinya bisa berada di tempat ini yang masuk dan keluarnya saja Felicya tidak tahu bagaimana caranya.

Sebelumnya, waktu itu atau lebih tepatnya kemarin, Felicya hanya mengikuti kemana Kitty atau Dori membawanya. Tahu-tahu sudah berada di tempat ini, ditengah jalan raya yang sepi dan hanya memiliki satu jalur lurus. Ketika pulang, entah kenapa saat itu Felicya merasa sangat mengantuk sekali hingga tanpa sadar tertidur di dalam mobil milik Chan yang mengantarnya kala itu. Disaat bangun sudah berada ditengah kota.

Dan sekarang, hanya menutup mata beberapa menit saja tahu-tahu sudah berada di tempat ini lagi. Felicya bahkan mencoba dengan cara yang sama, berharap bisa kembali ke tempat semula. Tapi ternyata cara itu tidak berhasil.

Akan tetapi, ada yang berbeda dari tempat ini. Suasananya jauh lebih tenang dan sejuk dari sebelumnya yang terkesan angker dan menyeramkan.

Berjalan menelusuri jalanan aspal sambil membawa dua paper bag ditangannya, Felicya dibuat bingung dengan situasinya sekarang.

Sesaat Felicya tersadar dan menghentikan langkahnya.

"Tunggu arah ini... Aku tidak ingin ke sana... Memangnya aku siapanya mereka... Waktu itu cuma kebetulan saja."

Felicya baru menyadari kalau langkah kakinya hampir saja membawanya menuju ke rumah Hanna atau ke rumah pria bernama Chan tersebut.

Kedatangan awal Felicya ke rumah itu hanya berniat untuk mengantarkan kakak Hanna pulang, yang kondisinya memang dalam keadaan tidak sadar alias pingsan. Meski di sana ada sesuatu yang membuat Felicya penasaran. Sesuatu yang berusaha menahan tubuhnya untuk tidak langsung pulang saat ini. Semacam ada tali atau benang tak kasat mana yang mengikat tubuhnya untuk tetap terus berada di rumah tersebut.

Sebenarnya Felicya bisa saja kesana hanya untuk bertemu dengan Hanna. Namun, masalah yang terjadi tadi pagi membuat Felicya enggan untuk mampir. Selama di sekolah, Felicya mengabaikan Hanna yang terlihat sangat mengkhawatirkan kondisinya. Mungkin saja sekarang Hanna masih marah, saat melihat kado pemberiannya tadi pagi tidak dibawa pulang. Padahal yang sebenarnya Felicya tidak sadar telah meninggalkannya.

Felicya lantas mengubah jalurnya ke arah samping jalan menuju ke dalam hutan. Felicya hanya ingin pergi ke tempat lain, di mana dirinya bisa sendirian.

Langkah kakinya membawa Felicya menuju bagian inti hutan yang cukup jauh dari jalan aspal tersebut. Tak lama kemudian ponselnya pun berdering cukup panjang menandakan ada yang sedang menelponnya. Felicya lantas mengeluarkan benda itu dari dalam tas ranselnya dan mengecek nama yang tertera di sana. Felicya sempat bingung bagaimana bisa di dalam hutan seperti ini masih ada jaringan.

Felicya mencari tempat yang nyaman sebelum mengangkatnya dan menemukan sebuah pohon besar yang sangat cocok untuknya beristirahat sejenak.

Setelah meletakkan semua barang yang dia bawa termasuk tas ranselnya, Felicya sudah siap untuk mengangkat telepon tersebut. Tombol hijau pun terpilih dan telepon pun langsung tersambung.

S U N S H I N E ☀️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang