Setelah selesai berpakaian, Junho bercermin untuk terakhir kalinya lalu keluar kamar.
Haneul, yang memandang balkon dan bersiul pelan, menoleh saat mendengar pintu terbuka. Tatapannya tertuju pada Junho. "Kuharap aku bisa melihat pemandangan seperti ini setiap hari."
Junho merasakan wajahnya memanas. "Diam, bodoh. Di sini ada anak kecil."
Haneul tertawa lalu mendekat, masih menyeringai nakal. "Tenang saja. Aku nggak akan bilang Minjun kalau papanya sangat seksi."
Pipi Junho sedikit memerah, terkejut dengan ucapan lancang Haneul. Dengan cepat dia mengalihkan topik pembicaraan. "Hari ini kita pergi ke mana?"
Haneul menyeringai. "Bagaimana kalau ke Lotte World? Kita bisa pergi ke sana supaya Minjun bisa bersenang-senang."
Junho mengangguk, merasa lega karena akan mereka pergi ke luar. Berduaan dengan Haneul di apartemennya mulai terasa... berbahaya. "Ide bagus. Dia memang sudah lama ingin jalan-jalan, sih."
Kemudian dia menoleh ke pintu kamar Minjun. "Minjun, ganti baju! Kita mau ke Lotte World!"
Beberapa saat kemudian, Minjun muncul di ambang pintu, berpakaian rapi dan siap berangkat. Sambil melompat-lompat, dia bertanya, "Kita mau ke Lotte World?!"
Junho hanya bisa tersenyum melihat putranya yang bersemangat. "Benar. Cepat pakai sepatumu."
Saat Minjun berlari mengambil sepatunya, Haneul kembali menatap Junho. "Kamu kelihatan grogi."
Junho memutar matanya lagi, berusaha menepis tatapan Haneul yang membuatnya berdebar-debar. "Nggak, kok. Aku hanya... nggak mengira kau datang sepagi ini."
"Oh, begitu. Jadi bukan karena aku melihatmu cuma memakai handuk?" tanya Haneul. Lalu dia mendekati Junho, menghapus jarak di antara mereka. "Atau karena aku melihat dada bidangmu?"
Wajah Junho merona sekali lagi. Dalam hati dia memaki dirinya yang gampang grogi. Sambil mundur selangkah, dia bergumam, "Minjun bisa dengar, tahu."
Saat itu Minjun kembali dengan sepatu di kakinya. "Aku sudah siap! Ayo berangkat!"
"Baiklah. Yuk!" kata Haneul sambil mengelus rambut Minjun. Dia menoleh ke arah Junho dengan seringai nakal di wajahnya. "Siap berangkat, daddy?"
Junho menelan ludah, mencoba menutupi rasa gugupnya. Dia segera memegang bahu Minjun, menuntunnya menuju pintu. Sementara itu Haneul hanya tertawa puas di belakang.
Saat mereka berjalan ke stasiun, Minjun mengobrol dengan penuh semangat tentang wahana yang ingin dia naiki di Lotte World. Haneul mendengarkan dan sesekali menimpali. Junho tak mengira kalau Haneul akan tertarik dengan celotehan Minjun. Meski jahil dan suka menggodanya, Haneul sebetulnya cepat akrab dengan anak-anak.
Mereka naik kereta dan Minjun duduk di tengah Junho dan Haneul. Saat kereta mulai berjalan, Minjun menatap Junho. "Papa, apa nanti boleh naik roller coaster?"
Junho mengacak-acak rambut Minjun. "Tentu saja kalau kau berani."
Sambil menyeringai, Haneul berkata, "Mana mungkin? Kau pasti bakal menjerit seperti anak cewek."
Minjun segera membusungkan dadanya, bertekad untuk membuktikan kalau dia pemberani. "Aku nggak akan teriak! Aku sama sekali tak takut! Aku, kan, sudah besar!"
Haneul tertawa, jelas terhibur dengan sikap Minjun. "Baiklah, tapi aku yakin papamu pasti nanti teriak paling kencang dan pipis di celana!"
Minjun terkikik. "Papa memang penakut!"
"Minjun harusnya berpihak pada papa," kata Junho sambil cemberut, pura-pura merajuk.
Perjalanan di kereta berlalu dengan cepat, dan tak lama kemudian mereka sampai di Lotte World. Minjun melompat-lompat kegirangan saat akhirnya melewati pintu masuk.
Mereka berjalan menuju wahana roller coaster yang meliuk-liuk. Minjun menelan ludah, memandangnya dengan gelisah, tapi dia takkan mundur dan menyerah.
Setelah mengantri selama beberapa menit, mereka akhirnya menaiki roller coaster. Minjun kini duduk diapit Junho dan Haneul. Mereka memasang sabuk pengaman, dan petugas memeriksa untuk memastikan semuanya aman.
Saat roller coaster mulai bergerak, Minjun tiba-tiba merasa gugup. Dia mencengkeram pegangan erat-erat hingga jarinya memutih. "Papa, ini betulan aman, 'kan?"
Junho mengusap pundak putranya. "Jangan khawatir, sayang. Tadi, kan, sudah diperiksa petugasnya, jadi pasti aman."
Roller coaster itu kini mulai menanjak. Mata Minjun terbelalak ketakutan saat melirik ketinggian di hadapannya. Sikap percaya dirinya langsung hilang dalam sekejap.
Roller coaster itu tiba-tiba menukik dan melaju dengan kecepatan tinggi, membuat Minjun menjerit dengan mata terpejam. Tangan kecilnya mencengkeram pegangan lebih kuat dari sebelumnya.
"Kamu nggak apa-apa, sayang?" tanya Junho, berusaha menahan tawanya saat melihat reaksi Minjun. Sementara itu Haneul terbahak-bahak.
Minjun menggelengkan kepalanya dengan panik, masih menutup matanya rapat-rapat. Suaranya hampir tak terdengar karena deru angin saat merengek, "Papa! Aku nggak suka naik roller coaster! Aku mau turun!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Gangsta Daddy
RomanceKehidupan membosankan Haneul berubah semenjak seorang duda sekaligus mantan gangster, Junho, dan putra kecilnya, pindah sebagai tetangga barunya. *** Penghuni apartemen sebelah, Lee Junho dan putranya, langsung menarik perhatian Kim Haneul. Lambat l...