Teman-teman Haneul memandang Junho dengan penasaran, tapi Haneul terlihat santai seperti biasanya. Dia yang pandai menghidupkan suasana dengan cepat memperkenalkan Junho. "Ini Lee Junho, tetanggaku."
Junho merasa sedikit malu karena tiba-tiba jadi pusat perhatian, tapi dia tersenyum sopan dan membungkuk singkat sebagai salam.
Setelah teman-teman Haneul menyapa dan balas membungkuk, seorang gadis berambut pirang lurus dan memegang tas Gucci kini memandang Junho. "Aku Kwon Boram, salam kenal. Kalau boleh tahu, berapa umurmu, Junho-ssi?"
Junho menjawab enteng, "Ah, umurku dua puluh enam tahun."
Salah satu teman Haneul yang memakai kemeja dan jam tangan mahal, menimpali. "Hei, Haneul, seharusnya tadi kamu panggil dia 'hyeong'. Sopan sedikit, dong!"
"Ya, ya, aku paham. Maaf, Junho hyeong." Haneul memutar matanya dan cemberut. Teman-temannya pun tertawa karena reaksi Haneul, yang kini menatap mereka tajam sebagai peringatan. Saat kembali melihat Junho, ada sedikit rona merah di pipi Haneul.
"Nggak apa-apa," kata Junho sambil tersenyum, lalu melihat teman-teman Haneul yang saling berbisik dan sesekali meliriknya.
Tiba-tiba seorang pria menghampiri mereka dan menyapa Haneul, lalu merangkulnya. Dengan iseng, dia mengacak-acak rambut Haneul, mengabaikan kehadiran Junho sepenuhnya.
Haneul, yang terbiasa dengan kelakuan temannya, langsung mendorongnya main-main. "Ah, sialan. Pergi sana!"
Hyungsoo hanya tertawa, tak peduli dengan kekesalan Haneul. Teman-teman Haneul lalu meledeknya. "Hei, kamu cuma mau gabung kalau ada Haneul!"
"Memangnya kenapa? Lagipula seru kalau menjahili Haneul," balas Hyungsoo, kemudian menyeringai. Beberapa saat setelahnya, dia menyadari kehadiran Junho, lalu mengangkat alisnya dan membungkuk. "Ah, halo. Apa jangan-jangan kamu tetangga yang suka Haneul ceritakan?"
"Diam! Jangan bilang apapun!" rengek Haneul. Wajahnya langsung memerah. Di sisi lain Junho terkejut karena tak menyangka Haneul akan menceritakan dirinya pada teman-temannya. Dia melirik Haneul yang enggan menatapnya karena terlalu malu.
Sebelum Haneul sempat protes, Hyungsoo merangkul Haneul dan menariknya bersamanya. Teman-temannya yang lain tertawa sambil bercanda. Mereka mengekor saat berjalan di trotoar.
Sementara itu kejadian tadi membuat Junho sedikit canggung. Dari belakang, dia menatap Haneul yang masih terlihat malu dan memaki-maki Hyungsoo. Namun pria itu hanya terkekeh dan terus merangkulnya untuk memimpin jalan.
Junho yang melihat anak muda itu merasa sedikit kesal. Dia bisa menyadari rasa cemburu Hyungsoo saat mereka bertatapan untuk pertama kalinya. Apa ada sesuatu di antara Haneul dan pria itu?
Meskipun Junho berusaha terlihat tenang, dia sendiri juga merasa cemburu dengan kedekatan Hyungsoo dan Haneul. Sementara yang lainnya terus berjalan sambil mengobrol, tak menyadari konflik batin antara keduanya.
Haneul mencoba menjauh dari Hyungsoo, tapi pria itu semakin mempererat rangkulannya, enggan melepaskannya.
Hyungsoo yang merasa puas karena bisa berada di dekat Haneul, kembali melirik Junho dari balik bahunya sambil tersenyum meremehkan. Dia ingin pamer kalau dia lebih dekat dengan Haneul dibanding Junho.
Junho yang sadar dengan sikap posesif Hyungsoo kini semakin emosi. Dia sedikit mengatupkan rahangnya, berusaha tetap tenang. Namun dia juga sangat sebal dengan pria itu.
***
Junho menyeka keringatnya dengan handuk kecil dan meneguk air dari botol minumnya. Saat sedang istirahat, dia bergumam, "Siapa, sih, Hyungsoo itu? Jangan bilang pacarnya Haneul. Ah, sial."
Saat ini Junho sedang workout di gym dekat apartemen. Sejak tadi pagi, pikirannya penuh dengan bayangan Hyungsoo yang tersenyum mengejeknya. Mau tidak mau dia merasa iri karena Hyungsoo bisa sedekat itu dengan Haneul.
Junho bangkit dari bangku dan menghampiri area tinju. Dia mengenakan sarung tangan dan menyalurkan rasa kesalnya yang semakin besar pada samsak. Dia membayangkan dirinya sedang meninju wajah Hyungsoo.
Napas Junho kini tersengal-sengal. Gym yang sepi itu pun dipenuhi suara geramannya dan hantaman sarung tangan yang menggesek samsak. Dia tak sadar dengan kehadiran Daehwan, salah satu teman gym-nya.
Daehwan memperhatikan Junho sejenak sebelum berkata, "Ya! Neo micheosseo³³? Kau bisa merusak samsaknya! Kenapa kau agresif sekali, sih, pagi ini?"
"Bukan apa-apa." Junho mendengus, enggan menjawab lebih detail.
"Jinjja? Apa jangan-jangan ada sangkut pautnya dengan tetanggamu yang sering kirim pesan KakaoTalk itu?" tanya Daehwan lagi.
Sesaat Junho terdiam karena terkejut. Dia berusaha keras untuk menyembunyikan perasaannya pada Haneul, tapi tampaknya dia gagal. Dengan makian pelan, dia berkata, "Aku cuma... kesal dengan temannya yang menyebalkan itu."
Daehwan merasa kalau Junho yang merajuk itu cukup lucu dan menghibur. Sambil menyender ke dinding, dia bersedekap dan menyeringai. "Wae³⁴? Kamu cemburu?"
***
³³Kamu gila?
³⁴Kenapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gangsta Daddy
RomantikKehidupan membosankan Haneul berubah semenjak seorang duda sekaligus mantan gangster, Junho, dan putra kecilnya, pindah sebagai tetangga barunya. *** Penghuni apartemen sebelah, Lee Junho dan putranya, langsung menarik perhatian Kim Haneul. Lambat l...