RD 18

90 6 0
                                    

Mari melestarikan vote dan coment
Sebagai apresiasi kalian untuk penulis.
________________

Cinta yang tidak dibalas.
Malah membuat saya menjadi lelaki berengsek.
- Husein Dirgantara -
________________


Happy Reading


Masih di Rumah sakit,masih dengan orang-orang yang sama. Mereka terduduk di kursi tunggu disana. Tercetak jelas rasa gelisah dan khawatir menjadi satu disemua mimik wajah mereka. Terutama keluarga Adithama,sedari tadi Dira-mama Kiara terus saja menangis dipelukan suaminya,Ragas. Gibran sendiri,sedari tadi terus saja mondar-mandir di depan pintu ruangan Kiara.

Untuk Raven dia duduk dengan Aedil dan Kenzo. Raven hanya diam,tidak ada ekspresi apapun di wajahnya. Di ajak bicara pun,hanya angguk dan gelangan kepala dari Raven.

Hingga dokter keluar,"Dengan keluarga pasien?"

Semua orang disana berdiri menatap pada dokter itu,"Saya keluarganya. Adik saya baik-baik sajakan dok? Dia tidak kenapa-kenapa kan? Tidak ada hal serius pada adik sayakan dok?" Tanya Gibran beruntun. Dokter itu tersenyum,memaklumi.

"Kiara baik-baik saja. Hanya kakinya yang patah,Kiara belum bisa untuk berjalan terlebih dahulu!"

" Jika ada yang ingin menjenguk,tidak usah terlalu banyak. Kasian pasien jika terusik!" Lanjutnya.

Semua orang mengangguk,"Terimakasih,dok!" Ucap Ragas tersenyum kearah dokter itu.

Setelah dokter itu pamit. Niat Ragas untuk masuk keruangan anaknya. Tapi,langkahnya terhenti,ketika mendengar suara seseorang.

"Apa Kiara baik-baik aja,om?"

Ragas dan semua orang,melirik kearah lorong depan,dimana terdapat tiga orang disana. Seorang wanita paruh baya mendorong seorang anak muda di kursi roda dengan perban di kedua kakinya.

"Ragas?" Ucap seorang lelaki paruh baya yang melihat siapa yang ada di depannya.

Ragas diam. Di wajahnya tidak ada ekpresi apapun,hanya ada aura dingin dan menusuk di sana.

Semua orang disana menjadi tegang,saat kedatangan tiga orang itu. Terutama Ariana,wanita paruh baya itu sangat kaget saat melihat Ragas. Detak jantungnya   menjadi lebih cepat saat melihat Ragas ada berada didepannya saat ini. Dan masalalu itu kembali terbayang dalam benak Ariana.

Lelaki yang duduk dikursi roda itu adalah Kris. Kris menatap ayahnya dan Ragas bergantian. Kris bingung dengan keduanya yang saling menatap permusuhan. Aura dirumah sakit itu menjadi lebih dingin setelah semuanya sadar pada pandangan dua orang lelaki paruh baya.

Dira menatap suaminya yang diam seribu bahasa. Dira mencoba mengelus tangan Ragas,bermaksud agar lebih tenang.

Raven menatap pada ayahnya. Husein mengerti dengan tatapan Raven yang mengisaratkan pertanyaan. Husein mengedipkan matanya satu kali,guna menjawab pandangan Raven.

Ragas masih diam. Masalalu menyakitkan itu kembali berputar di ingatannya,seperti kaset yang sedang di putar. Tangisan dan jeritan itu kembali terdengar di telinganya.

"Ada apa anda kemari?" Ragas menjawab dengan suara yang tak kalah dingin.

"Om,saya kesini untuk menjenguk Kiara!" Kris memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan Ragas.

Ragas menatap Husein dan Kris bergantian. Anak itu pastinya anak Lestari dan Husein. Ragas menatap pada pemuda di kursi roda itu,hatinya sakit.

"Kiara baik-baik saja. Dan silahkan pergi dari hadapan saya!"

RAVENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang