Bab 16

7.1K 221 13
                                    

Berbagai macam pandangan para tamu undangan ulang tahun bian.

Keadaan menjadi senyap sejenak, kala perkiraan mereka meleset jauh dari kemungkinan yang ada.

Ya bagaimana tidak, sebelumnya mereka sudah menebak kalau orang spesial yang diberi potongan kue pertama pasti sila. Ingat sila, bukan Zea yang berstatus sebagai tunangan bian.

Satu sekolah, sudah tahu bagaimana hubungan mereka, ditambah kabar jika bian berangkat ke sini bersama sila, serta memakai pakaian yang terlihat seperti sepasang kekasih pada umumnya, seolah-olah menegaskan siapa wanita yang ada dalam hati bian.

Meski demikian tak ada yang berani terang-terangan untuk mengusik posisi zea, paling tidak mengatakan langsung kalau zea bukanlah siapa-siapa bagi bian, lebih jelasnya hanya status yang gadis itu punya, pemenangnya tetap sila.

Zea bukanlah perempuan yang akan bertindak di luar batas jika ada perempuan lain yang berpotensi masuk ke dalam hubungannya bersama bian, ia cukup sadar diri akan hal itu, namun itu  mungkin berubah sewaktu-waktu, kedepannya siapa yang tahu.

"Serius, ini buat gue?" tanya Farel pada bian melihat bian menyodorkan piring kecil pada Farel.

"Ambil," Ucap bian.

"Lo kayak gini, mereka pikir kita ada hubungan lain anjir," Kata Farel dengan suara kecil dan rendah

"Gue nggak peduli," Kata bian memaksa Farel agar laki-laki itu mengambil piring di tangannya.

"Udah rel, ambil aja. Lo nggak tahu aja, bian cari aman," Bisik evan.

Setelahnya, Farel mengambil kue pemberian bian, dan dalam satu sendokan kecil ia menyuap kue tersebut ke dalam mulutnya.

"Enak," Gumamnya pada evan, bian hanya tersenyum namun lagi-lagi matanya berserobok dengan Zea yang kini menatap lucu tingkah Farel dalam melahap kue pemberian bian.

"Buat gue mana bi? Lo jangan pilih kasih?" Kata evan.

"Lo ambil aja sendiri," Sarkas laki-laki itu kembali ke tempatnya, dan setelahnya baru satu persatu teman- teman sekelas mengucapkan selamat ulang tahun untuk anak pemilik sekolah.

Zea menunggu momen, ia ingin mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan kado untuk bian, tapi tidak di tempat ramai seperti ini. Saat akan melangkah ke arah bian, sila lebih dulu mendahuluinya, terpaksa zea menarik langkahnya mundur, memerhatikan interaksi kedua orang tersebut.

Kalau melihat sila dan bian berdiri dengan posisi dekat seperti itu, pakaian yang terlihat serasi, ekpresi wajah yang sama bahagia dari kedua orang tersebut, bahkan kala bian merapikan poni sila yang mungkin sedikit menganggu pandangan gadis itu, menambah kesan romantis bagi mereka yang melihat.

Dari lantai atas, Nathan melihat zea yang terpaku melihat sila dan Bian yang terlihat keluar dari ruang acara, mungkin mencari tempat yang nyaman untuk berinteraksi berdua, sedangkan yang lain tampak sibuk menikmati acara bahkan kini aluman musik juga menambah kesan pesta.

Tak ada yang pulang malam ini, semuanya akan menginap di sini, sore besok baru mereka akan pulang, mereka harus menikmati malam ini, tidur sedikit terlambat tak masalah.

Teman sekelas bian beserta Zea, valen dan vivian, alvi dan Nathan mungkin berkisar hanya 25 orang. Villa bian ini selain luas juga memiliki kamar yang cukup banyak untuk para tamu, jadi tenang saja tidak ada yang tidur di ruang tamu.

"Taman sampingnya bagus bi, aku senang ada di sini," Kata sila melihat sekitar taman samping.

Sila dan bian duduk di sebuah kursi panjang, hanya ada mereka berdua di sana, malam ini cukup dingin, bahkan bulan juga hampir tertutup awan, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.

ANOTHER SIDE (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang