Bab 24

8.9K 231 4
                                    

"Zea,pasti sering bikin repot kamu kan?

Adi kusuma, laki-laki yang baru memasuki umur 40 tahunan itu bertanya pada Nathan yang sedang menyetir di sebelahnya.

Mereka berempat sedang dalam perjalanan menuju ke diaman kusuma setelah dari bandara.

Zea dan mamanya duduk di kursi belakang, gadis manja itu masih betah memeluk ibunya, sedangkan sang ibu, Melisa juga tak merasa terganggu dengan prilaku anaknya, ia juga sesekali mencium kepala anaknya itu.

Adi kusuma, pria yang menjabat sebagai direktur utama disebuah perhotelan swasta di  Ottawa, sedangkan Melisa juga merupakan seorang dokter bedah di sebuah rumah sakit pemerintah di pusat kota Ottawa.

Akibat perkerjaan mereka yang tentu menyibukkan, membuat mereka tidak bisa lama-lama untuk tinggal di Indonesia.

Awalnya hanya Adi yang berkerja di Ottawa, sedangkan Melisa bertugas di jakarta, namun 3 bulan yang lalu Melisa memutuskan untuk pindah tugas ke Kanada menyusul suaminya, setelah berpikir berulang kali memilih menemani putrinya atau suaminya?

Zeana yang sudah beranjak remaja, juga mengerti bagaimana hubungan papa dan  mamanya, tak ingin menjadi anak yang egois, zeana mengizinkan mamanya untuk ikut papanya ke Kanada, sedangkan ia dititipkan di rumah vania yang juga sebuah kesempatan besar untuk lebih dekat dengan bian.

"Enggak kok om. Zea nggak bikin repot kok, cuma bikin khawatir," Cengir Nathan yang disambut tawa oleh Adi dan melisa.

Dan tak terasa akhirnya mereka sampai di rumah. Pembantu mereka langsung sigap mengambil koper dan barang bawaan majikannya. Sedangkan Nathan setelah mengantar Zea dan orang tuanya ia pamit undur diri, laki-laki itu masih menggunakan seragam sekolah, meskipun dilapisi oleh jacket di luar, ia juga ada janji dengan Alfi untuk bermain billiard jam 5 sore.

Sebelumnya, melisa dan Adi mengajak Nathan untuk makan bersama dengan mereka, tapi laki-laki itu dengan sopan menolak. Kini  ruang keluarga yang biasanya sepi itu kini nampak lagi kebersamaan oleh keluarga kusuma.

"Kamu baik-baik aja kan sayang?" tanya melisa pada Zea yang kini tengah menyandar di bahu Adi.

"Ya ma, Zea Baik-baik aja kok, ini cuma luka kecil," Ujarnya memperlihatkan tangannya yang di perban.

"Soal pertunangan kamu sama bian, kamu yakin nggak bakalan menyesal?"

"Mama tenang aja, aku nggak bakalan menyesal, mama sama papa jangan salahin tante vania dan om fadli ya, ini kemauan Zea kok," Ujar gadis itu bangun dan pindah duduk ke samping melisa.

"Vania udah ngasih tahu mama kok, jadi kamu nggak perlu khawatir sama mama angkatmu itu, sayang, " Ucap melisa mencubit pipi Zea.

"Jangan dicubit ma," Kesal gadis itu sambil mengerucutkan bibirnya.

"Gimana kalau kamu pindah aja sekolahnya ke Kanada ze? dari pada disini biar cepat moveon dari bian," Usul mamanya.

"Kasihan kak Nathan ma, ia udah pindah dari Belanda kesini, malah sekarang aku yang pindah ke Kanada, nanti dia musuhin aku gimana" Jawab gadis itu.

"Nathan udah punya cewek belum ze?" Kini Adi yang angkat bicara.

"Setahu Zea belum sih pa, tapi mungkin di Belanda kali ceweknya," Jawab gadis itu mengangkat bahunya tak yakin.

"Memangnya kenapa sih pa? Jangan bilang papa mau jodohin aku sama kak Nathan?" Selidiki gadis itu.

"Nathan bakalan rugi kalau kamu jadi tunangannya, papa aja nggak rela cowok sesempurna Nathan dapatnya yang modelan kayak kamu," Kata papanya yang mengundang tawa melisa, sedangkan Zea langsung melempar bantal kecil ke arah Adi, yang langsung dihindari oleh laki-laki itu.

ANOTHER SIDE (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang