BAB 8

9.3K 255 7
                                    

Zea turun ke bawah, meskipun suasana hatinya sedikit tidak bagus akibat peristiwa semalan.
Bian yang menyadari kehadiran Zea, mengakhiri serapan paginya, dan berlalu begitu saja tanpa kata, membuat zea langsung tak berselera makan, gadis itu hanya memandang kepergian bian dan diakhiri dengan suara motor yang melaju meninggalkan kawasan rumah.

Biasanya setiap hari libur, ia akan menghabiskan waktunya di rumah atau sesekali menerima ajakan vivian maupun valen untuk keluar dan sekerang, sesuai perkataan nathan semalam, laki-laki itu akan mengajaknya keluar untuk jalan-jalan.
 

Suara pesan masuk, langsung membuyarkan lamunan zea, dan benar saja itu pesan dari nathan, kalau sebentar lagi laki-laki itu akan sampai, zea hanya meminum susu, dan kemudian melangkah pergi keluar namun suara van menghentikan langkahnya.

"Mau kemana ze, udah cantik begini?" Tanya vani.

"Oh itu tan, kak nathan ngajak keluar," Kata zea mengaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tersenyum kikuk.

"Tapi kamu belum serapan lo, serapan dulu baru pergi," Kata vani.

"Zea, serapan di luar aja tan, takut kak Nathan kelamaan nunggu," Jawab zea, mendengar suara mobil memasuki perkarangan rumah vani.

"Yaudah, hati-hati. Pulangnya jangan kesorean bilang sama Nathan ya," Lanjut vani.

"Siap tan," Kata zea memberi hormat pada vani sebelum ngacir lari keluar.

Zea melihat Nathan sedang bersandar di  pintu mobil, Zea sedikit tertegun dengan wajah laki-laki itu, dilihat dengan jelas seperti ini dan senyuman hangat yang diberikannya, Nathan benar-benar tampan.

Menyadari kehadiran Zea, Nathan langsung membukakan pintu mobil.

"Ayo masuk ze, kita berangkat sekarang," Kata Nathan mempersilahkan Zea untuk masuk.

Gadis itu tersenyum, "lain kali nggak usah dibukain pintu segala kak, kesannya aku dianggap gadis manja," Kata Zea setelah laki-laki itu masuk ke mobil.

"Tapi aku suka, gimana dong?" Kata Nathan kembali tersenyum, ia menghidupkan mobil dan setelahnya pergi.

Selama perjalanan, Zea nggak ada bosan-bosannya melihat wajah hangat bian.

"Jangan dilihat terus ze, nanti aku nggak fokus," Kata Nathan.

"Hehehehe ketahuan ya, soalnya kak Nathan tampan," Jawab Zea.

"Udah dari bayi," Kekeh bian. Zea hanya bisa mangguk mangguk mengiyakan kenarsisan Nathan.

"Kakak pulang kok nggak ngabarin aku?"

"Mau ngasih surprise di hari ulang tahun kamu, cuma aku telat datang karena ada urusan," Jawab Nathan.

"Terus kapan lagi pulang ke Amsterdam? " Tanya Zea.

"Kenapa, kamu mau ikut?" tanya Nathan.

"Nggak ah, makanan di sana nggak enak," Tolak Zea.

Tak terasa mereka sampai di sebuah restoran.

"Kak Nathan belum serapan?" tanya Zea.

"Memang kamu udah?" Nathan balik bertanya.

"Belum."

Sontak saja nathan menarik tangan zea untuk masuk ke dalam, dan semua itu tak terlepas dari keterkejutan gadis itu, mengikuti langkah Nathan.

Setelah  menghabiskan waktu ke sana kesini, terakhir sebelum pulang mereka duduk di sebuah taman kota, zea dengan santai menikmati eskrimnya yang baru saja diberikan Nathan untuknya. Sedangkan laki-laki itu hanya diam-diam memperhatikan ekspresi zea sesekali tersenyum.

ANOTHER SIDE (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang