01. ENCANTAR

77 26 3
                                    

Hai guys!

Sebelum lanjut membaca, jangan lupa follow akun ini ya~

Jangan lupa vote dan spam komen juga, biar aku tambah semangat nulisnya!

Happy reading ~


Kisah ini di mulai, dari seorang gadis yang sejak tadi berdiri di ambang pintu ruangan OSIS.

Matanya menyapu setiap sudut ruangan, mencari seseorang yang membuatnya harus menulis surat permintaan maaf sebanyak 100 kata itu.

Gila!

Padahal ia hanya ketahuan minum es teh saat kegiatan masa orientasi siswa sedang berlangsung.

Coba kalian bayangkan.

Kalian berdiri di bawah terik matahari selama berjam-jam, di tambah harus mendengarkan ceramah panjang dari anggota OSIS yang menjadi pembina kelompok kalian. Masih bagus kalau suaranya bisa di dengar, lah itu. Mungkin hanya orang beriman yang bisa mendengarnya.

"Ngapain lo?"

Suara berat tepat di belakang gadis itu membuatnya menoleh dengan cepat. Kakinya sudah pegal dari tadi menunggu di sana, jangankan sebuah bangku, lantai teras ruangan itu pun kotor seperti tak pernah di bersihkan selama bertahun-tahun.

Ini seksi kebersihan ngapain aja ya?

"Ketua Osisnya ada kak?" tanya gadis itu dengan sopan, karena bagaimanapun ia masih baru di sana.

"Ooh, kasih ke gue aja."

Ini dia tak akan di kerjai lagi kan?

Dengan sedikit tidak percaya, gadis itu memberikan kertas yang sejak tadi ia pegang, dan pergi setelah berpamitan pada kakak kelasnya itu.

Ia mengusap keningnya, saat merasakan keringat yang kembali keluar dari sana.

"Oemjii, lo gak apa-apa kan La?"

Alila mengangkat tangan kanannya, memberi kode agar sahabatnya itu segera memijatnya.

"Ketua OSIS gila, gue doain semoga pantatnya bisulan!"

Gadis di sampingnya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Alila, "Abisnya lo sih ga sabaran banget."

"Gue gak tahan, tenggorokan gue kering banget aning."

"Sama gue juga, tapi ngapa pas beli es teh lo gak ngajak-ngajak?" tanya Ayumi dengan tatapan julidnya.

"Lo budek, gue panggil berkali-kali ga noleh. Dari pada kesempatan gue ilang, mending gue pergi sendiri!"

Ayumi mendengus pelan, lalu menatap puluhan calon siswa-siswi baru yang sudah terkapar di pinggir lapangan.

Tenang saja, mereka gak pingsan kok.

Beberapa dari mereka tampak sudah segar kembali setelah meminum air yang di bagikan oleh panitia, dan ada juga yang masih mengipas-ngipas wajah karena kepanasan.

"Merkurinya luntur, ups!" Ucap seseorang, yang sejak tadi duduk di belakang mereka.

Alila tercengang saat melihat seorang gadis memegang dua gelas es teh di tangannya, "Lo gak kembung ces?"

Cesa menggeleng, dengan mulut yang sibuk meminum es teh miliknya.

Butuh pengorbanan bor!

Ia harus menerobos puluhan manusia kehausan hanya untuk dua es teh itu.

Jangan sia-siakan apa yang kamu dapatkan dengan susah payah kawan.

"Ini udah selesai kan?" tanya Alila, menatap para panitia MOS yang sudah berkumpul di pinggir lapangan.

SUDDEN SHOWER | Dia yang sempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang