Hi Selamat Datang!
Bahagia sekali kalian mampir kesini dan membaca cerita ini🫵🏻🤍
Terimakasih jangan lupa vote dan komentarnya!🔥✨***
Ingin sekali Sabita memutar waktu, mengapa sangat bodoh. Baru dihadapkan dengan lelaki tampan seperti itu sudah lemah sampai salah memberikan bunga.
"Bodoh Sabita!" Berkali-kali memarahi dirinya sendiri. "Raya, kamu tolong hubungi ibu Sophia. Bunganya tertukar biar saya yang anterin."
"Siap mbak!"
Sabita takut saja ibu Sophia kecewa karena kelalaiannya, atau mungkin tidak ingin pesan bunga di tokonya lagi.
Jujur ia sangat berterima kasih kepada ibu Sophia adalah pelanggan setia yang telah mempromosikan toko bunga ini hingga menjadi sekarang.
Kalau toko ini bangkrut maka ia harus mengurus restoran milik kedua orangtuanya di Bali, Sabita tidak ingin itu.
Wanita ini memang merantau sejak kuliah dan memutuskan untuk menetap, lalu membuka toko bunga. Awalnya memang tidak disetujui oleh kedua orang tuanya, apalagi Sabita anak tunggal. Tapi Sabita tetaplah Sabita, keinginan menjadi florist sudah tertanam sejak ia kecil.
Toko yang awalnya cuma mempunyai beberapa pelanggan, kini sudah berkerja sama dengan beberapa event organizer. Itu juga dikerjakan hanya berdua bersama Raya sampai sekarang.
Setelah menelpon ibu Sophia tidak masalah dengan kesalahan tadi tapi Sabita berkukuh mengganti bunga. Akhirnya disini pun Sabita berada, kediaman ibu Sophia. Wanita itu terkagum-kagum dengan bangunan rumah tersebut, ia tahu siapa Sophia tak heran mempunyai rumah dua kali lipat besar dari pada rumahnya di Bali.
Bertepatan dengan dengan sebuah mobil terparkir pada halaman, Sabita yang baru saja ingin menekan bel segera menoleh.
"Mas Lesmana?" ucap Sabita terkejut tak sangka bertemu lagi dengan pangeran tampan.
Lelaki yang baru saja keluar dari mobil adalah lelaki yang beberapa jam lalu berada di tokonya. Baju-nya masih sama, tampannya juga masih sama, tidak lupa juga kacamata khas-nya.
Wajah lelaki itu juga sama terkejutnya, "kamu sedang apa disini?"
"Oh ini bunga-nya tertukar jadi mau saya gantikan. Tadi juga udah ngomong ke ibu Sophia, katanya nganter kesini."
"Ibu lagi keluar, mau masuk dulu?" tawar Manggala.
"Ma— eh enggak, nggak usah maksudnya," hampir saja mulut cantik Sabita mengatakan hal yang sangat tidak pantas. "Nanti kamu di marahin ibu Sophia ini rumahnya lho, saya nitip ini aja kasih ke bu Sophia sampaikan maaf saya."
Tidak mau berlama-lama takut saja kebablasan, Sabita pamit pulang. "Saya pamit pulang dulu ya mas Lesmana. Kalau jodoh kita bakal ketemu kok, hehehe."
Manggala terkekeh mendengar penuturan Sabita, apalagi wanita itu menganggapnya adalah anak buah dari ibunya sendiri.
***
Setangkai bunga mawar yang di berikan sebagai hadiah pelanggan ke seribu itu di masukkan pada vas. Manggala maletakkannya di meja kecil samping tempat tidur ia juga tak tahu alasan mengapa menaruh bunga itu.
Kalau di pikir-pikir wanita tadi sangat lucu, tingkahnya. Jangan pikir kejadian itu membuat seorang Manggala menganggap aneh Sabita sama sekali tidak malah itu membuat Sabita terlihat lucu. Sabita Caltha Zaehari tepat Manggala masih ingat nama itu.
Mungkin juga mulai saat ini, ia akan sering membeli bunga disana. Bunga-nya indah-indah, itu pikir Manggala. Tidak salah kan?
Soal Lesmana, ia juga bingung mengapa memperkenalkan diri sebagai Lesmana. Itu adalah nama kecil, sekarang tidak ada yang memanggil-nya dengan nama itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekilas Tentang Kita
RomanceSabita berharap kisah cinta-nya akan seperti di film-film yang dimana dari benci jadi cinta, bakal seru pasti. Tapi ia malah jatuh cinta pandangan pertama yang dimana pemikirannya tentang itu hanya sebuah ilusi berdasarkan nafsu semata. Dan malah j...