Hi Selamat Datang!
Bahagia sekali kalian mampir kesini dan membaca cerita ini🫵🏻🤍
Terimakasih jangan lupa vote dan komentarnya!🔥✨***
"Mbak Sab, katanya sebentar bukan ibu Sophia yang ngambil pesanan bunga," Raya baru saja habis menerima telpon dari pelanggan tetap mereka.
Sabita hanya mengangguk, ia kembali membuat pesanan bunga. Akhir-akhir ini memang toko bunganya lumayan dibanjiri pesanan. Harus ia syukuri, apalagi sekarang ini toko-nya lumayan terkenal dikalangan ibu-ibu pejabat, berkat ibu Sophia menantu keluarga Tjahjo istri dari Mahawira Tjahjo.
Tidak disangka toko bunga yang sempat diragukan akhirnya bisa mendapatkan pelanggan tetap. Sepertinya ia harus mencari karyawan baru, karena sekarang ini ia hanya bersama Raya karyawan satu-satunya.
"Mbak pesanan ibu Sophia!" tutur Raya menyadarkan Sabita yang sedari tadi berkelana di pikirannya sendiri.
Satu objek tidak jauh dari jangkauan tampak mencolok membuat Sabita tersihir untuk terus memandangi seolah-olah malaikat telah mengukir penampilan-nya. Pandangan mereka bertemu, tak ada yang memutuskan kontak mata.
Sempurna, satu kata menggambarkan lelaki itu, pahatan wajah yang sangat Sabita akui tak ada yang kurang. Mata coklat pekat yang teduh, memiliki batang hidung yang lurus meruncing ke bawah dengan kacamata yang bertengger disana, rahang yang tegas membuat wajah lelaki itu terlihat maskulin dan tampan.
Ini seperti adegan dalam film yang dimana seorang wanita miskin bertemu dengan pangeran tampan lalu jatuh cinta pada pandangan pertama.
He's so damn attractive!
"Mbak Sab," panggil Raya lagi yang terlihat kebingungan dengan sikap Sabita.
Wanita itu langsung gelagapan. "Eh iya? Kenapa Raya?" ucapnya dengan mata yang masih melirik-lirik lelaki itu.
"Ini masnya mau ngambil pesanan ibu Sophia."
"Biar saya saja Raya, kamu tolong lanjutkan ini." ujar wanita itu.
Sabita mengambil salah satu buket bunga berada di meja, ia pun berjalan dengan anggun sambil memperbaiki rambutnya yang lumayan berantakan.
Biasanya wanita itu langsung memberikan kepada Raya untuk diberikan kepada pelanggan, tetapi kali ini tubuhnya menolak. Ia sendiri yang melayani pelanggan lelaki itu, mungkin saja karena suasana hatinya sedang baik kan?
"Masnya orang suruhan ibu Sophia?" bisa-bisanya Ibu Sophia mempunyai orang suruhan setampan ini.
Lelaki berkacamata itu hanya bergumam untuk menjawab.
Senyuman tidak lepas dari wajah wanita itu, "Kebetulan mas pelanggan ke seribu kita, jadi ada voucher diskon lima puluh persen kalau beli bunga disini lagi. Dan juga ini juga ada bunga buat mas, buat mas-nya." Satu tangkai bunga mawar merah diberikan kepada lelaki itu, entah apa maksud Sabita intinya saat ini ia pun tidak tahu apa yang sedang ia lakukan.
Lelaki itu segera memberikan kredit card kepada Sabita, mungkin saja tidak ingin berlama-lama.
Setelah menyelesaikan pembayaran, baru saja ingin beranjak dari sana Sabita memanggil-nya, "Mas, nama saya Sabita. Sabita Caltha Zaehari."
"Lesmana," setelah menjawab itu lelaki berkacamata segera keluar meninggalkan Sabita yang sudah lemas tak berdaya.
Lesmana.
adalah perpaduan sempurna Tuhan menciptakan manusia seperti itu menapakkan kaki bumi.
Raya menatap aneh wanita berusia dua puluh lima tahun disampingnya, "Mbak sejak kapan ada diskon disini?" bingung Raya yang sempat mendengar.
"Sejak tadi Raya." Sabita masih senyum-senyum tidak jelas membuat bulu badan Raya berdiri, ada apa hari ini dengan wanita itu.
***
Ballroom Harmoni Hotel dipenuhi banyak orang, tentu saja membuat seorang Lesmana Manggala Tjahjo tidak terlalu nyaman berada disana . Ini adalah acara keluarga Tjahjo bukan hanya keluarganya saja banyak rekan bisnis yang datang, bukan acara yang penting jadi memang Manggala tidak ingin datang awalnya.
"Sayang, kemari," panggil wanita yang menjadi satu-satunya alasan ia menginjak tempat seperti ini. Manggala menghampiri ibu-nya dengan membawa buket bunga.
"Gala tumben ikut acara beginian ya," Sindir salah satu tantenya. Lelaki itu memang sangat jarang menghadiri acara keluarga, mungkin bisa dihitung oleh jari menurutnya hanya menghabiskan waktu saja.
Sophia Adelaide —ibunya hanya tersenyum menanggapi, ia langsung menarik anak bungsunya itu dari sana. "Tampan sekali anak ibu hari ini."
Itu fakta, Manggala memang tampan bukan cuma hari ini tapi setiap hari.
"Ini bunganya bu," ia menyerahkan bunga yang tadi diamanahkan ibunya untuk diambil.
"Lho kok bunga-nya beda? Apa ibu salah pesan?" bingung Sophia, perasaan ia selalu memesan bunga yang sama setiap kali ia beli tapi kali ini buket bunga-nya berbeda.
Bicara tentang bunga Manggala jadi ingat kejadian aneh beberapa waktu lalu, "Bu, ibu dapat diskon dari penjual bunga. Katanya ibu pelanggan ke seribu."
"Oh ya? Ibu sering kesana baru kali ini lho dapat diskon," ujar Sophia.
Sedang asik menikmati perbicangan dengan sang ibu, seseorang datang. "Ini anak om, Jemima. Namanya Manggala, Gala kenalin ini Jemima," Mahawira Tjahjo—Ayahnya memperkenalkan Manggala kepada seorang wanita.
Melihat tak ada respon dari Manggala, Jemima mengulurkan tangan. "Hai, Manggala. Aku Jemima Arendaratu, panggil saja Jemima."
Siapa yang tidak tahu Jemima Arendaratu, model sedang naik daun pada saat ini. Dan juga anak tunggal dari keluarga Arendaratu yang mempunyai perusahaan populer di industri fashion.
Untuk menghargai, Manggala membalas. "Manggala," singkat padat jelas.
"Kalian lanjut saja berbincang, Ayah dan Ibu kesana dulu. Jemima, Manggala memang sedikit pendiam," ujar Ayah kepada Jemima dan Manggala.
"Tenang Om," balas Jemima. "Kamu jarang ke acara-acara seperti ini ya? Jujur ini pertama kali aku melihat kamu," tanya Jemima.
Tjahjo itu banyak sekali membuat perayaan, ini saja hanya perayaan ulang tahun sang kakak yang seharusnya tidak perlu dibuat menurut Manggala sendiri.
Wanita itu menunggu jawaban dari Manggala. Lagi lagi Manggala tidak menjawabnya lalu berkata, "Saya duluan, silahkan menikmati pesta ini nona." Pergi begitu saja betapa kurang ajarnya seorang Manggala ini.
Meninggalkan Jemima yang terlihat kebingungan, ada apa dengan lelaki itu. Kenapa pergi begitu cepat padahal acaranya baru dimulai?
***
Hi!!
Gugup banget publish ini, semoga kalian suka ya dan terus baca.Zoyaappp
Rabu, 11 Juli

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekilas Tentang Kita
RomansaSabita berharap kisah cinta-nya akan seperti di film-film yang dimana dari benci jadi cinta, bakal seru pasti. Tapi ia malah jatuh cinta pandangan pertama yang dimana pemikirannya tentang itu hanya sebuah ilusi berdasarkan nafsu semata. Dan malah j...