what a boy

131 25 5
                                    

"ma, aku mau foto buat produk ya. nanti kalo fari dateng ambil map, ada di meja belajarku" kata sienna sambil menenteng tas besar. ia letakkan tas di meja makan sebelum mencomot strawberry yang telah dipotong-potong.

si mama—yang sedang menyiapkan bahan kue—menengok. "hm? loh katanya udah nggak ambil endorse, mau fokus skripsian"

"iyaaa, ini sisaan yang kemarin kok. abis itu libur, noemie-nya juga libur"

"oh noemie-nya juga libur? iya sih, yaya udah mau lahiran ya? delapan bulan ya, na?"

sienna mengangguk dengan mulut penuh. "makanya nanti fari mau ambil map produk-produk defect sama sisaan. nanti tiga bulanan mau jualin produk-produk itu dulu sama produk restock yang kemarin baru produksi. fari will be buzzing sih, ma" kata sienna mengulum tawa menyebut nama sepupunya yang lain. noemie memang usaha intra keluarga. bukan apa-apa tapi koordinasinya jadi lebih gampang apalagi kiandra, sienna dan fari sudah sering main dari kecil jadi komunikasi antar mereka udah nyambung banget.

mama sienna tertawa. "ya nanti dibantuin, na, biar nggak burn out"

"iyaaa" sienna mengelap tangannya. "nanti aku pulangnya nggak tau jam berapa soalnya foto buat tracksuit jadi kayak nyari spot yang pas juga, jadi aku nggak bawa mobil"

"loh kok malah nggak dibawa? terus nanti kamu gimana?"

"aman, ma. sama temenku, kok. nadhif. dia nanti yang motoin juga. nanti aku kenalin kalo udah jemput"

"kok nggak sama putera? biasanya dia yang moto kan?"

"iya, nadhif temennya putera kok, ma. nadhif baru-baru motret sih tapi hasilnya bagus. jadi kalo pake dia lebih murah" sienna nyengir.

mama sienna geleng-geleng kecil. "ya nanti dibawa tuh buahnya. dibagi sama nadhif"

sienna menghela nafas pendek. "jangan perhatian-perhatianlah, ma. ntar kalo nadhif pengen jadi anaknya mama juga gimana?"

mama sienna mengulum tawa. "ya sini, tuker tambah sama kamu"

sienna melotot. "emang boleh anak secantik aku dituker tambah?!" seloroh sienna membuat si mama terkekeh.

"dasar baby"

"who's baby? me?!"

"who else?" mama sienna mengerling. "kamu tuh need extra care tiap hari. nanti yang jadi suami kamu capek banget pasti"

sienna mendecak. "that's husband chores tho, taking care istrinya. enak aja minta di-worshipping tapi sayang-sayang balik nggak mau. ntar kalo udah nikah aku juga maunya dipanggil baginda ratu, ma" jawab sienna bluntly membuat mamanya snorting.

"iya deh, terserah kamu aja. baginda ratu, the highness, ndoro; terserah kamu. mama harap kamu ketemu sama yang mau ngikutin antiknya kamu, bikin kamu bahagia, aman dan utuh" mama sienna menatap sienna dengan senyum penuh arti. sienna melipat bibir mengembalikan senyum mamanya.

"don't worry, ma" ucap sienna tulus sambil mengusap lengan mamanya. ia lalu beranjak mengambil kotak makan di rak. "aku wadahin buat nadhif ya buahnya" seloroh sienna yang langsung memasukkan potongan-potongan buah di kotak yang ia ambil. mama sienna pun kembali mempersiapkan bahan kue untuk workshop hari ini.

"oh ya, tadi mbak ganis nanyain lagi, kamu kosong nggak minggu depan? belum kamu chat ya?" tanya mama sienna membuka obrolan kembali diantara mereka. sembari itu, sienna menggigit kecil bibir dalamnya.

"ma, kalo aku gak ikut gimana sih?" tanya sienna sambil masih sibuk memasukkan buah. mama sienna mengerlingi sienna sesaat.

"ya nggak apa-apa. dikabari aja mbak ganisnya biar nggak nunggu-nunggu. emang kamu ada acara apa, na, minggu depan?"

the idea of marriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang