manifestasi

166 37 5
                                    

"nggak suka ya sama jaketnya?" 

hagi, yang sedang mengemudi, melirik pada sienna yang duduk di sampingnya. pandangan perempuan itu teralih dari jok belakang mobil yang lantas diikuti hagi. hagi mafhum. 

"suka. itu abis dipake makanya ditaro situ" jawabnya yang mendapat lipatan bibir sienna. lesung pipi―yang baru hagi sadari keberadaannya―tercetak di pipi kanan sienna. 

seminggu sesudah insiden muntah sienna, hagi menerima paket ke kosnya. jaket. dari sienna. katanya sebagai ganti jaket hagi yang kena muntahnya. memang sih, karena muntahan sienna itu, hagi menanggalkan jaketnya begitu saja. turned out saking kalang kabutnya ngurus ini itu, hagi lupa dimana naruhnya. boro-boro tempatnya, hagi saja baru ngeuh jaketnya nggak ada karena paket sienna itu. 

"aku nggak inget jaket yang kamu pake waktu itu kayak gimana atau dari brand apa. makanya aku ganti yang kayaknya kamu bakal suka aja," sienna menjangkau jaket pemberiannya di jok belakang. "tapi ini aku belinya sama kayak punya kak iyo sih. abis bingung mau ngasih yang gimana, all the clues that i have is just kamu mostly pake item. kamu suka item ya?"

hagi mengernyit. "kak iyo siapa?" 

"suami kak kia. ntar aku kenalin. ntar dipake juga ya jaketnya, aku mau fotoin kalian. mumpung kayak anak kembar" sienna terkekeh sementara hagi melengos. perempuan itu lalu meletakkan jaket hagi yang sudah ia lipat di dashboard. 

pagi ini sienna menemani hagi menjenguk kiandra yang baru lahiran. sudah tahukan kalau komunikasi hagi dan sienna lebih luwes? maka, waktu sienna posting foto bayi kicik di whatsapp story, hagi nggak ragu tanya. turned out lelaki itu justru insiatif minta nengokin kiandra. mumpung lagi pulang katanya. 

"tadi pertanyaanku belum dijawab, kamu suka item?" sienna menyerongkan badan menghadap hagi. 

"bukannya suka tapi itu warna paling aman" 

"emangnya kamu mens segala perlu warna aman?" 

hagi menautkan alis. "maksudnya?" 

"ya kalo pake warna item kan nggak keliatan tembusnya kalo lagi mens" 

"laras...." hagi mendesis datar sementara sienna tertawa. "gak ngomong aneh sehari bisa gak?" 

"kata kamu bisa gak?" 

"au ah" decak hagi memutar kemudi. sienna mengulum tawa. 

"kata mamaku ya, aku tuh need extra care. kayak barang antik gitu and i thought it's such a compliment. being antique" sienna berlagak menyibak rambut membuat hagi mengerutkan alis. 

"terserah kamu lah" 

"ya emang terserah aku" 

"iyaaaa" respon hagi jengah yang membuat sienna lagi-lagi mengulum tawa. entahlah, makin kesini, yang tengil tuh sienna alih-alih hagi. pun perjalanan pagi itu diisi dengan celotehan-celotehan remeh sienna yang herannya tetap ditanggapi oleh hagi.




][




sienna menyender melipat tangan seraya memperhatikan hagi yang dengan hati-hati menimang kamomil―anak kiandra. nyatanya perjumpaan kiandra dan hagi terealisasi juga meski sekarang kiandra sudah nggak hamil. bahkan yang dulu 'mungkin' pengen ketemu hagi sudah nyenyak tidur di gendongan lelaki itu. nyaman dan anteng. sienna nggak menyangka kalau hagi luwes menggendong bayi. 

"kamu cocok jadi papa muda" seloroh sienna dari posisi observatif-nya. hagi melirik dengan sudut bibir terangkat. 

"i am" jawab hagi dan sienna mengernyit tidak percaya. 

the idea of marriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang