03. Rasa penasaran Ayyara part 2

48 18 5
                                    

Kringgg!

Alarm ponsel Zyva berbunyi. Ia langsung mengambil ponselnya di meja kecil yang berada di sampingnya itu dan ia melihat, sudah pukul 06.00 pagi.

"Ra bangun, udah jam 06.00 loh ini" Zyva menggoyang-goyangkan lengan Ayyara, agar Ayyara terbangun.

"Nanti gue bangun" jawab Ayyara, dengan mata yang masih tertutup.

"Nanti kapan? Jam berapa?" Tanya Zyva, sedikit kesal.

"Jam 07.00" balas Ayyara dengan suara parau.

"Dih, bangun dong kebo. Lo lupa ya? Kalau hari ini dosen yang galaknya luar biasa itu datang jam 07.00"

Ayyara yang mendengar ucapan Zyva, matanya pun reflek terbuka dan melotot sambil melihat Zyva yang masih duduk di ranjang itu.

"Kenapa? Beneran lupa kan lo?" Tanya Zyva, sambil menaikkan satu alisnya dengan nada yang sedikit tinggi.

Ayyara langsung beranjak dari baringnya dan ia masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar Zyva. Ia terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi sampai terpeleset, dan syukur ia tidak seperti kemarin saat di halte bus.

"Eh-eh gue dulu kebo!" Zyva beranjak dari duduknya, ia dan Ayyara pun sampai berebut kamar mandi. Akhirnya, Ayyara yang bisa memasuki kamar mandi itu dan Zyva mengalah lalu ia ke kamar mandi yang lain.

♡♡♡

"Bik, bangunkan Xavia ya" pinta Zayyan kepada bi Arsi, sambil menggulung baju pergelangan tangannya.

"Iya pak" bi Arsi meninggalkan meja makan itu dan ia naik ke atas menuju kamar Xavia.

Setelah sampai di depan kamar Xavia, bi Arsi membuka pintu kamarnya Xavia. Ia melihat Xavia sudah bersiap-siap dan sudah sedikit berdandan.

"Loh, dek Xavia udah bangun ternyata. Baru aja bik Arsi mau banguni dek Xavia" ucap bi Arsi, sambil sedikit bercanda.

"Iya bik. Dek Xavia pengen bangun sendiri tanpa di banguni siapa-siapa, bik Arsi juga pasti capek kan setiap hari banguni dek Xavia mulu" ucap gadis cantik itu, ia merangkul bi Arsi sambil tersenyum manis.

"Bik Arsi gak akan pernah capek banguni dek Xavia. Ya udah yuk kita ke meja makan, pasti kakak kamu udah nungguin" Bi Arsi mencolek hidung mancungnya Xavia.

Bi Arsi dan Xavia pun turun ke bawah menuju meja makan. Zayyan menoleh ke arah suara tangga itu, ia sedikit terkejut melihat adiknya sudah bersiap-siap karena biasanya Xavia di pukul 06.00 pagi, ia baru bangun.

"Tumben nih, udah siap-siap aja. Biasanya jam segini kamu baru bangun" ejek Zayyan, sambil mengoleskan roti.

"Pengen bangun sendiri!" Jawab Xavia dengan tingkahnya yang seperti anak kecil itu.

Zayyan tertawa, sambil menaruh roti ke piring Xavia yang sudah di oleskannya. Ia selalu tertawa melihat tingkah adiknya jika seperti anak kecil itu.

♡♡♡

Ayyara dan Zyva sudah bersiap-siap, mereka pun berjalan menuju ke arah meja makan.

"Eh, udah siap-siap aja nih. Sini-sini sarapan bareng" ucap wanita yang bernama Lara yang merupakan mamanya Zyva. Ia sambil menarik kursi makan itu satu-persatu dengan wajah sumringah.

Mereka pun duduk dan sarapan bersama-sama, sambil bersenda gurau.

Ayyara yang masih tersenyum itu pun tiba-tiba air matanya jatuh membasahi pipi mungilnya itu.

"Ada apa Ra? Kok lo tiba-tiba nangis?" Zyva terlihat khawatir dengan sahabatnya itu.

Kedua orang tuanya Zyva pun langsung melihat ke Ayyara, mereka juga tak kalah khawatir.

"Ada apa nak? Cerita sama tante sini. Kalau gak mau cerita sama tante, cerita aja sama om atau Zyva"

"Kamu teringat keluarga kamu dulu?"

Mendengar pertanyaan dari pria yang bernama Yan yang merupakan papanya Zyva, Lara memukul lengan suaminya itu lumayan keras. Menurut Lara, pertanyaan yang keluar dari mulut suaminya itu tidak sopan.

"Yara gak kenapa-kenapa kok, kelilipan doang" Ayyara nyengir. Ia berbohong kepada mereka, ia tidak ingin melihat mereka sedih.

Mereka pun melanjutkan sarapannya dan sambil bersenda gurau lagi. Saking asiknya sarapan pagi ini, sampai tidak terasa kalau sudah pukul 06.13.

"Ya udah kalau gitu kita berangkat yuk pa. Sarapan juga udah selesai" ajak Zyva.

Ayyara dan Zyva pun beranjak dari duduknya, begitu juga dengan Yan. Mereka pun berpamitan dengan Lara, dan mereka masuk ke dalam mobil besar itu lalu pergi ke tujuan masing-masing.

♡♡♡

"Udah selesai sarapannya? Kalau udah, yuk kita berangkat nanti kamu terlambat ini udah jam 06.13" ucap Zayyan.

Zayyan dan Xavia pun beranjak dari duduknya, tidak lupa mereka berpamitan dengan bi Arsi.

Bi Arsi hanya pembantu di rumah Zayyan, tetapi ia kesayangan mereka yang sudah di anggap seperti ibu mereka sendiri dan kasih sayang mereka kepada bi Arsi sangat besar. Begitu juga dengan bi Arsi kepada mereka.

Zayyan dan Xavia masuk ke dalam mobil mewah milik Zayyan, dan mereka pun pergi meninggalkan rumah besar itu.

♡♡♡

Setelah Ayyara dan Zyva sampai di kampus, langkah mereka seketika terhenti. Mereka saling bertatapan dengan wajah sedikit ketakutan. Siapa yang di lihat mereka? Tentu saja, dosen yang sangat galak itu.

"Astaga, dia ada di situ Va" ucap Ayyara, sambil menggoyang-goyangkan tangannya Zyva dengan wajah ketakutan.

"Kita lewat dari sana, biar dia gak lihat kita" Zyva menunjuk tangga lewat belakang.

Mereka pun mulai berjalan dengan mengendap-endap, agar tidak ketahuan oleh dosen galak itu.

Dosen itu bernama Rossi ia sering di panggil dengan sebutan Bu Ossi. Dosen ini terkenal karena sangat galak, ia tidak suka kalau para mahasiswa dan mahasiswi ada di kampus itu datang terlambat.

Akhirnya, Ayyara dan Zyva sudah sampai di kelas mereka. Mereka terengah-engah, karena banyak menaiki tangga yang ada di belakang itu.

"Kaki gue rasanya kek mau putus!" Ucap Ayyara, sambil terengah-engah.

"Kalau dia gak ada di depan, pasti kita gak bakalan kek gini" ucap Zyva, sambil memijat-mijat pergelangan kakinya.

5 menit kemudian

Ayyara dan Zyva duduk di bangku mereka masing-masing. Zyva menulis, sedangkan Ayyara ngelamun dengan tangan kanan berada di dagu. Gadis ini memang suka ngelamun, entah apa yang ia lamunkan dan entah apa yang ia pikirkan.

Ayyara yang masih melamun di bangkunya itu, tiba-tiba ia teringat kemarin dengan tingkahnya Zyva yang kelihatan aneh di halte bus saat menjemputnya.

"Va" panggil Ayyara, sambil melihat Zyva yang sedang menulis di meja sebelahnya itu.

Zyva pun menghentikan nulisnya, ia menoleh ke arah Ayyara dan menyaut panggilan sahabatnya itu dengan lembut. "Iya, kenapa Ra?"

"Kemarin lo belum sempat jawab pertanyaan gue"

"Pertanyaan yang mana?" Zyva mengernyitkan dahinya, sambil memikir.

"Tingkah lo kemarin waktu di halte bus. Gue penasaran dan gue juga pengen tau cowok itu siapa, sampai lo senyum-senyum gitu"

"Ya ampun Ra. Gue kirain pertanyaan apaan, ternyata pertanyaan yang kemarin gue belum sempat jawab" Zyva tertawa kecil.

"Oke-oke gue jawab. Si cowok itu-"

"Pagi" ucap seorang dosen pria muda itu.

Ucapan Zyva terpotong untuk kedua kalinya, ia tidak bisa melanjutkan ucapannya karena akan memulai pelajaran.

Ayyara berdecak kesal. Karena, dari kemarin sampai hari ini ucapan Zyva selalu terpotong ketika Zyva ingin menjawab semua pertanyaannya.

Zayyan & Ayyara (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang