Setelah Zyva dan Ayyara sampai, mereka pun turun dari motor yang mereka kendarai tadi. Lalu mereka masuk ke dalam rumah yang lumayan besar dan mewah itu.
Untuk sementara, Ayyara tinggal bersama sahabatnya itu karena ia masih baru di kotanya yang sekarang, jadi masih tidak terlalu paham dengan isi kota itu.
Sebenarnya Zyva mengizinkan Ayyara untuk selamanya tinggal di rumahnya. Tetapi Ayyara tidak ingin merepotkan sahabatnya itu, ia ingin tinggal di kost saja jika ia sudah mendapatkannya dan sudah paham dengan isi kota itu.
~~~
"Bersih-bersih sana, gue buatin teh hangat" ucap Zyva.
Ayyara pun mengambil handuk dan mulai membersihkan tubuhnya yang tadi basah karena kena hujan deras.
Zyva mengambil 1 gelas dan ia juga mengambil teh yang ada di lemari khusus untuk teh, lalu ia mengambil gula. Ia pun memulai membuat teh hangat itu.
Selesai membuat teh hangat, ia menaruh teh hangat itu di meja kaca ruang tv.
20 menit kemudian
Ayyara sudah selesai membersihkan tubuhnya dan ia juga sudah sedikit berdandan agar kelihatan rapi.
Lalu ia berjalan menuju sofa besar itu, dan ia duduk sambil meminum teh hangat yang tadi di buatkan oleh sahabatnya itu.
Zyva mengambil ponselnya, lalu ia duduk di samping Ayyara dan sambil memainkan ponselnya.
Ayyara yang sedang asik meminum teh hangat, tiba-tiba ia mulai kepikiran lagi dengan tingkah Zyva yang tadi saat melihat Zayyan. Sepanjang perjalanan, Ayyara terus memikirkan tingkah sahabatnya karena tidak pernah Zyva bertingkah seperti itu saat melihat pria tampan.
Menurut Ayyara, daripada ia terus memikirkan hal itu lebih baik ia bertanya langsung kepada Zyva.
"Va, gue mau nanya" ucap Ayyara, sambil melihat sahabatnya itu yang sedang bermain ponsel.
"Tanya aja" balas Zyva, sambil memainkan ponselnya yang seperti sedang sibuk.
"Tadi lo kenapa pas lihat cowok itu? Kok tiba-tiba mulut lo nganga sih dan senyum-senyum lagi"
Zyva langsung menoleh ke arah Ayyara dan meletakkan ponselnya di sampingnya, ia menatap wajah Ayyara dengan serius.
"Ada apa? Serius amat muka lo" Ayyara mengernyitkan dahinya.
"Lo beneran gak tau sih cowok tuh siapa?" Zyva menatap wajah Ayyara dengan meyakinkan.
"Ck.. iya beneran gak tau, emangnya dia siapa sih? Sampai lo senyum-senyum gitu pas lihat dia" balas Ayyara, dengan ekspresi heran.
Zyva tertawa terbahak-bahak, sampai Ayyara semakin kebingungan melihat tingkah sahabatnya kali ini.
"Jadi.. si cowok tuh-"
Ting tong!
Ada yang menekan tombol bel rumah Zyva, ucapannya pun terpotong.
"Ck, siapa lagi yang nekan bel sore-sore gini" Zyva beranjak dari duduknya dan membuka pintunya.
Ayyara kesal karena ucapan Zyva terpotong, padahal ia sangat penasaran dengan tingkah sahabatnya hari ini.
Begitu Zyva sudah membuka pintunya, ia terbelalak di depan pintu itu.
"SUPRISE!" Ucap kedua orang yang ada di hadapan Zyva saat ini. Mereka adalah kedua orang tuanya Zyva yang baru saja pulang dari luar negeri.
"Siapa Va? Kok lo diem mulu di depan pintu" Ayyara beranjak dari duduknya dan ia berdiri untuk melihat siapa yang ada di hadapan Zyva.
Zyva menggeser posisi tubuhnya, supaya Ayyara melihat dengan sendiri siapa yang ada di hadapannya saat ini.
"Hai manis!" Sapa mama Zyva, sambil melambaikan tangannya dengan senyum kegirangan kepada Ayyara.
"Eh om, tante" Ayyara pun salim pada kedua orang tuanya Zyva, sambil senyum malu-malu.
"Ayo masuk pa, ma. Kita ngobrol-ngobrol sebentar terus papa sama mama bersih-bersih lalu istirahat" perintah Zyva, sambil tersenyum.
Kedua orang tuanya Zyva pun masuk ke dalam rumah itu, dan Zyva menutup kembali pintu tersebut. Lalu mereka duduk di sofa yang ada di ruangan tv, sambil mengobrol-ngobrol.
♡♡♡
"Ya ampun kak, kok bisa sampai basah kuyup gini? Kan naik mobil kenapa jadi basah kek gini?" Tanya seorang gadis cantik yang terlihat khawatir.
"Tadi mobilnya bermasalah. Terus kak Zay nyari tempat untuk berteduh, Lumayan jauh dari tempat letak mobilnya sama tempat berteduh. Ya udah jadi basah kek gini" jelas Zayyan.
"Ya udah, bersih-bersih kak terus istirahat" perintah gadis cantik itu yang merupakan adik perempuan Zayyan. Ia bernama Xavia Khansa yang berusia 18th seorang siswi SMA.
Zayyan pun mengambil handuk dan mulai membersihkan tubuhnya.
"Pak" panggil Xavia.
"Iya dek, ada apa ya?" Sahut pak supir itu.
"Yang di bilang kak Zay tadi itu beneran apa bohongan pak?" Tanya Xavia dengan meyakinkan.
"Ya beneran lah dek. Kakak kamu kan orangnya jujur, mana mungkin dia berbohong. Tadi, letak mobilnya sama tempat berteduh kakak kamu memang lumayan jauh" jawab pak supir itu sekaligus menjelaskan sedikit.
"Emangnya gak ada tempat berteduh di situ pak?" Tanya Xavia lagi.
"Gak ada dek, makanya kakak kamu nyari-nyari tempat untuk berteduh"
"Em.. tapi pak-"
"Udah, kamu gak usah mikir yang macem-macem tentang kakak kamu. Yang dia jelasin tadi itu beneran bukan bohongan" balas pak supir itu, sambil tersenyum.
"Ya udah deh, makasih ya pak" ucap Xavia, dengan tingkahnya yang seperti anak kecil.
Pak supir itu pun mengangguk dan pergi meninggalkan Xavia.
18 menit kemudian
Zayyan sudah selesai membersihkan tubuhnya, ia pun berbaring di ranjang besar dan mewah itu.
Tok-tok!
"Siapa?" Tanya Zayyan, dengan nada lembut.
"Bik Arsi pak" jawab pembantu paruh baya itu.
Zayyan langsung beranjak dari baringnya dan ia membuka pintu kamarnya.
"Ada apa ya bik?" Tanya Zayyan, sambil tersenyum.
"Maaf kalau mengganggu waktu istirahatnya pak. Ini saya bawa teh hangat sama biskuit pak" ucap pembantu paruh baya itu, sambil tersenyum dan menyodorkan tampah kecil yang berisi teh hangat dan biskuit.
"Tapi saya tidak memintanya bik" Zayyan mengernyitkan dahinya.
"Dek Xavia yang nyuruh bik Arsi bawa ini pak" balas pembantu paruh baya itu, sambil tersenyum manis.
"Oh gitu ya, makasih ya bik" Zayyan mengambil tampah kecil tersebut dari tangan pembantu paruh baya itu, ia sambil tersenyum manis juga.
"Sama-sama. Kalau gitu saya permisi ya pak" pamit pembantu paruh baya itu, sambil tersenyum dan pergi meninggalkan Zayyan.
Kemudian Zayyan pun menikmatinya.
Tak lama kemudian, ia pun merasa ngantuk dan ingin beristirahat karena telah berpacu dengan derasnya hujan di luar sana. Namun sebelum tidur, ia ingin bermain ponsel terlebih dahulu sembari menunggu kantuknya semakin berat. Ia pun sambil mengecek sosmed dan tak ketinggalan ia mencari berita terkini.Zayyan ternyata pribadi yang sangat peduli dengan berita yang terjadi baik di Indonesia maupun di mancanegara.
Tak terasa, ponsel yang ia genggam kini telah jatuh ke kasur karena Zayyan sudah tertidur pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zayyan & Ayyara (ON GOING)
Teen FictionBerceritakan tentang seorang pria tampan, mapan, keren dan mempunyai sikap dingin, kemudian secara tidak sengaja bertemu dengan seorang gadis cantik, ceria namun mempunyai sikap ceroboh. Pertemuan yang tidak sengaja, namun membawa mereka saling jatu...