11. Semangat Ayyara

16 4 7
                                    

Vanessa melihat mereka secara bergantian dengan wajah yang sangat bingung saat melihat ekspresi mereka yang terkejut, seperti saling mengenal satu sama lain. Ia berdehem agar suasana tidak hening.

"Permisi, aku tinggal sebentar ya" pamit Vanessa, kepada pria itu dengan nada sangat lembut.

Pria itu pun mengangguk dengan wajah datar dan kembali menatap wajah Ayyara yang sedang melihat ke arah lain dengan sedikit menunduk.

"Silahkan duduk, saya mau bicara sebentar sama kamu" ujar pria tersebut dengan wajah sangat datar.

"Saya gak sengaja" tiba-tiba Ayyara mengeluarkan ucapannya dengan suara gemetar, sembari menunduk di hadapan pria tersebut. Padahal pria itu baru saja membuka mulutnya untuk menanyakan sesuatu.

"Sebelumnya, kita pernah ketemu kan? Di halte bus waktu itu dan di cafe, saya?" Tidak ingin berlama-lama, pria itu langsung bertanya kepada Ayyara.
Siapa lagi kalau bukan, Zayyan?

Ayyara mengangguk dengan masih menunduk. "Hm. Anda Zayyan, kan?" Tanya nya dengan sedikit melihat wajah tampan pria yang ada di hadapannya saat ini.

"Hm, bagus lah kalau sudah tau" Zayyan berpaling muka dengan sangat dingin.

"Saya mau di apakan?" Ayyara melihat wajah Zayyan yang berpaling muka itu.

Sontak, Zayyan langsung menoleh ke arah Ayyara dengan wajah yang sangat datar.

"E-maksud saya, mau di hukum dengan apa?"

"Saya gak lakuin apa-apa dan saya gak ngehukum kamu. Tapi cuman saya nasehati saja"

Ayyara ragu untuk mengangguk dan bahkan ragu untuk menjawab perkataan Zayyan. Dengan terpaksa, ia mengangguk kecil.

"Kalau sedang bekerja, kamu harus fokus. Piring pecah saja masih maklum tapi kalau kamu terluka?" Zayyan tidak memberikan ekspresi apapun, ia malah berpaling muka lagi.

Ayyara tidak bisa menjawab perkataan bos nya itu, ia memilih diam saja.

"Masalah ini udah beres, kembali bekerja dan jangan lupa untuk tetap fokus. Saya gak mau membesar-besarkan masalah sepele" Zayyan beranjak dari duduknya, ia keluar dari ruangan Vanessa dan meninggalkan Ayyara begitu saja.

Ayyara yang masih duduk di ruangan itu, ia merasa lega dan bersyukur karena tidak di hukum apapun. Lalu ia beranjak dari duduknya dan keluar dari ruangan tersebut untuk melanjutkan pekerjaannya.

Saat Ayyara sedang berjalan, Edwina langsung menghampirinya. "Kamu gak kena hukum kan? Gak kena marah kan?" Tanya Edwina dengan sangat panik.

Ayyara tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Ayo, lanjutkan pekerjaan kita" ucapnya, sembari tersenyum dan merangkul Edwina yang masih panik itu.

Vanessa yang mendengar percakapan mereka, ia merasa kesal karena merasa tidak adil. Lalu ia mendatangi Zayyan yang duduk dan sedang berbicara dengan seseorang di taman restoran itu. Ia memasang wajah cemberut dan mulai bertanya-tanya, mengapa Ayyara tidak kena hukuman karena cerobohnya tadi.

Wajah kebahagiaan serta senyuman, kembali menghiasi wajah cantik Ayyara. Ia tak lagi sedih, kini rasa bahagianya muncul kembali. Tetapi tidak dengan Vanessa, ia malah tidak senang melihat Ayyara yang kembali tersenyum, ia terus melihat Ayyara dari kejauhan dengan tatapan sangat sinis dan dengan wajah cemberut.

~~~

Malam hari sudah tiba, jam menunjukkan pukul 19.00 .

Pelanggan semakin ramai, membuat Ayyara sangat kelelahan. Ia duduk sebentar di ruangan istirahat para pelayan, sembari memijat-mijat kedua kakinya yang terasa seperti ingin lumpuh.

Zayyan & Ayyara (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang