12. Rasa yang terpendam

23 4 4
                                    

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 22.25 malam. Pelanggan di restoran tersebut mulai sedikit yang berdatangan karena hampir larut malam dan restoran akan tutup pada jam 23.00 malam.

Sudah sangat lama Zayyan berada di restoran miliknya, ia sampai ketiduran di ruang istirahat Vanessa.

Zayyan dan Vanessa sudah lama kenal, juga sudah lama berteman, sejak usia 6 tahun walaupun jarak umur mereka sedikit jauh. Dahulu, mereka selalu bersama pergi ke mana pun. Tetapi sekarang, jarak mereka sudah sedikit berjauhan karena sibuk dengan urusan masing-masing.

Namun di dalam pertemanan itu, Vanessa memiliki perasaan cinta kepada Zayyan sejak masih berusia 20 tahun. Ia menyimpan perasaannya, hingga sekarang. Zayyan tidak memiliki atau menyimpan perasaan kepada Vanessa, ia hanya menganggap Vanessa teman saja.

Zayyan memilih Vanessa menjadi senior di restorannya karena ilmu pengetahuan Vanessa sangat luas dan sangat pintar dalam hal apapun. Ia juga sudah sangat percaya kepada Vanessa, untuk mengatur semuanya yang ada di restoran miliknya. Tetapi, jika ada kesalahan di restoran itu, Zayyan lah yang menyelesaikan semuanya.

~~~

Saat Vanessa sudah masuk ke dalam ruang istirahatnya, ia terkejut melihat Zayyan sedang tertidur pulas di sofa panjang empuk itu dengan satu lengannya menutupi wajahnya.

Vanessa mendekati Zayyan. "Zay," panggil Vanessa, sembari menggoyangkan pelan lengan kanan Zayyan dan tangannya menyentuh sedikit ke lantai keramik bercorak.

Zayyan terbangun, ia langsung beranjak dari baringnya dan duduk di sofa panjang empuk itu. Kedua matanya merah karena sangat mengantuk dan sangat lelah, telah seharian bekerja ke sana ke mari.

"Kalau ngantuk, pulang aja. Aku bisa urus semuanya" ucap Vanessa, sambil menatap wajah Zayyan yang terlihat sangat lelah dan sangat mengantuk.

Zayyan mengangguk, ia beranjak dari duduknya dan mengambil jas berwarna hitam miliknya yang terletak di kursi Vanessa. Ia berpamitan kepada Vanessa, dan keluar dari ruangan tersebut sambil mengusap pelan wajahnya lalu keluar dari restoran besar miliknya itu.

Saat masih di perjalanan, Zayyan mengambil ponselnya yang di dalam saku jas hitamnya dan mengabari para pembantu di rumahnya yang belum tidur. Setelah mengabari ia pulang ke rumahnya, Zayyan meletakkan kembali ponselnya ke dalam saku jas hitam yang sedang di pakainya.

Berulang kali Zayyan mengusap kedua matanya, karena penglihatannya kurang jelas alias buram. Kedua matanya juga sangat berat.

Ccitt!!

Hampir saja Zayyan menabrak hewan yang sedang melintas di jalanan. Penglihatannya semakin kurang jelas dan kedua matanya juga semakin berat sehingga membuat dirinya menjadi tidak fokus menyetir. Ia memejamkan matanya sementara dan kembali mengusap pelan kedua matanya agar penglihatannya kembali jelas, lagi.

Zayyan pun memulai perjalanan lagi saat ia menghentikan sebentar mobil mewahnya itu. Penglihatannya kembali sedikit jelas, ia memaksakannya agar cepat sampai ke rumahnya.

Beberapa menit kemudian

Akhirnya Zayyan sudah sampai di rumahnya, ia langsung keluar dari mobil mewahnya itu dan memasuki rumahnya lalu masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan seluruh tubuhnya.

Usai membersihkan seluruh tubuhnya dan memakai pakaian serba panjang, ia pun berbaring di ranjangnya lalu melanjutkan tidurnya karena matanya masih terasa sangat berat, di tambah lagi dengan terpacunya cuaca yang sangat dingin.

~~~

Langit kembali terang, begitu juga dengan mentari yang sudah muncul sehingga kembali menerangi kota Jakarta.

Zayyan & Ayyara (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang